Her husbands

Her husbands

last updateTerakhir Diperbarui : 2022-11-09
Oleh:  Luna SadsOn going
Bahasa: English
goodnovel16goodnovel
9.9
44 Peringkat. 44 Ulasan-ulasan
49Bab
14.8KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi

“C-Claus, please. I cannot-no more,” My shivering voice failed to stop him and he fastened his pace. “The night is young, little mouse. I’m gonna wreck you and every thought you have of escaping,” he was still holding a grudge against me for trying to run away. “I gave you a choice, be my slave or wife, and here you chose the former. Tell me, Hazel, what am I ought to do if my wife is squirming in the arms of another male, batting her lashes at him, and pressing this,” he smacked across my bare bottom hard and I winced shutting my eyes. “This body of a temptress against him,” I didn’t know my actions would fuel him like this. He was being overly unreasonable. He released inside me enormous times, and still, his length was hard and angry, ready to demolish my weeping core. Our mixed fluids seeped through me to paint my inner thighs but this barbarian refuse to stop.

Lihat lebih banyak

Bab 1

Hh-1

“Mas, bisa aku minta waktunya sebentar? Aku mau ngomong penting.” Suara Navya terdengar begitu tegas, tapi tak bergetar.

Pandangannya lurus menatap pria berstatus suaminya yang ada di hadapannya, tak sedikit pun ia menunduk atau merasa ragu.

Aldevaro Mahendra, yang biasa dipanggil Al, enggan untuk menatapnya, dia masih saja berfokus pada laptop di hadapannya. “Ya, ngomong aja, Nav.”

“Mas, tolong tutup laptop kamu dulu. Aku mau ngomong serius sama kamu!” Suara Navya mulai meninggi. Kesal karena merasa diabaikan.

“Ya ngomong tinggal ngomong aja, Navya. Biasanya juga begitu,” balas Al masih serius mengetikkan sesuatu di atas keyboard laptopnya.

Navya menarik napas dalam-dalam, berusaha menahan air matanya, lalu dengan penuh keyakinan ia berkata dengan tegas, “Kita cerai aja, Mas!”

Al seketika menghentikan gerakan tangannya yang sejak tadi jemarinya menari dengan lincah di atas keyboard. Kedua alisnya berkerut sambil mengangkat wajahnya, menatap Navya yang berdiri di depan meja kerjanya, sedang menatapnya dengan tatapan tegas, tapi sendu.

Wajahnya menunjukkan ketidakpercayaan yang begitu kentara. “Apa?” Suaranya rendah, hampir seperti bisikan, namun penuh dengan ketegangan.

“Aku mau kita cerai, Mas,” ulang Navya, kali ini lebih dingin. Tak ada sedikitpun keraguan di wajahnya.

Al menutup laptopnya sedikit kasar, menatap tajam istrinya. “Kenapa tiba-tiba? Apa salahku? Selama ini aku selalu kasih kamu kebebasan. Aku nggak pernah melarang apa pun yang kamu mau, Navya." 

"Aku selalu memberikan nafkah untuk kamu. Aku bahkan menepati janji aku untuk berdonasi setiap bulannya di panti asuhan Kasih Bunda seperti yang kamu mau. Apa itu semua masih kurang?”

Navya adalah seorang gadis yang berasal dari panti, karena sejak bayi dia sudah ditinggalkan oleh orang tua kandungnya di depan gerbang panti. 

Panti asuhan Kasih Bunda adalah tempat Navya dirawat dan dibesarkan hingga menjadi seorang perawat yang bekerja di rumah sakit milik keluarga Mahendra. 

Namun, saat Al menikahinya, Al mengatakan bahwa dia tidak ingin Navya bekerja lagi sebagai asistennya. Dia ingin Navya fokus merawat kedua buah hatinya dari pernikahan sebelumnya dengan mantan istrinya, dan dia menjanjikan Navya untuk tidak perlu mengkhawatirkan tentang panti tempatnya tinggal sebelum menikah dengannya, karena dia akan memenuhi segala kebutuhan panti setiap bulannya, asal Navya menjadi istri yang baik dan patuh padanya.

“Kebebasan? Nafkah?” Navya tertawa kecil, tapi tak ada tawa dalam matanya. 

“Apa artinya kebebasan kalau aku cuma peran figuran dalam hidup kamu, Mas? Aku ... aku capek, Mas. Aku capek selalu dibayang-bayangi Zoya. Selama ini, kamu nggak pernah menganggap aku sebagai istri kamu, aku cuma kamu anggap sebagai pengasuh untuk Axel dan Lexa.”

“Jadi benar kata Zoya, kamu beneran cemburu sama dia? ... Navya, kamu tau situasinya nggak sesederhana itu.” Al berusaha menahan emosi yang mendesak dadanya. 

“Zoya cuma butuh waktu sama anak-anak karena sakitnya. Apa kamu benar-benar berpikir kalo aku lebih memilih dia daripada kamu?”

“Tentu!” jawab Navya tajam. 

“Istri mana yang nggak akan memiliki pemikiran sama seperti aku di saat suaminya selalu ada di sisi mantan istrinya. Setiap dia telfon kamu, kamu langsung lari. Setiap dia nangis, kamu yang hapus air matanya. Sementara aku? Aku hanya kamu anggap sebagai patung yang selalu menyaksikan kamu dan Zoya berperan sebagai pasangan sempurna yang seharusnya sudah berakhir bertahun-tahun lalu.”

“Zoya lagi sakit, Navya! Tolong mengerti!” Al akhirnya meninggikan suaranya, tak bisa lagi menahan. 

“Dia mungkin akan mati! Kamu mau aku mengabaikannya begitu aja?”

“Kalo dia memang sakit, aku bakalan ngerti,” kata Navya dengan tenang, tetapi matanya penuh luka yang dalam. 

“Tapi aku tau banget, Mas. Zoya nggak sakit, dia cuma pura-pura.”

“Apa?” Al terlihat terguncang, seakan tidak bisa menerima apa yang baru saja dikatakan Navya.

“Apa maksud kamu?”

“Dia cuma pura-pura sakit, Mas! Dia itu bohong!” tegas Navya lagi.

“Stop, Navya! Berhenti menuduh Zoya begitu! Aku muak setiap kamu berusaha memfitnah Zoya dengan pikiran-pikiran jelek kamu itu!” bentak Al yang berhasil meruntuhkan pertahanan Navya yang sejak tadi berusaha menahan air matanya. Cairan bening itu luruh di kedua pipinya. 

Namun, dia menghapusnya cepat dengan usapan kasar.

“Aku nggak pernah fitnah dia, Mas! Justru dia yang selalu memfitnah aku di depan kamu! Selama setahun ini aku berusaha membuktikannya, tapi kamu nggak pernah mau dengerin aku. Kamu selalu berpihak sama dia, selalu lebih percaya sama dia.”

Navya menatap Al, menantang suaminya dengan tatapan yang menusuk. 

“Aku nggak bisa lagi hidup kayak gini. Aku udah coba buat bertahan, tapi ... aku capek, Mas. Keputusan aku udah bulat. Aku yang bakal pergi dari hidup kamu.”

Al menggelengkan kepalanya keras-keras, matanya berkilat penuh amarah. “Kamu salah besar kalo kamu pikir aku akan melepaskan kamu begitu aja. Kamu milik aku, Navya. Aku nggak akan membiarkan kamu pergi hanya karena kamu merasa cemburu sama Zoya. Semua ini akan selesai begitu dia ... begitu dia ....”

“Begitu dia apa? Begitu dia mati? Iya?” Navya menyelesaikan kalimat Al dengan suara dingin.

“Sampai kapan aku harus nunggu, Mas? Sampai kapan aku harus menyaksikan dia memonopoli perhatian kamu?" 

"Sampai aku benar-benar hancur dan memutuskan untuk mengakhiri nyawaku sendiri? Dia nggak akan pernah mati karena dia nggak pernah sakit kanker, Mas. Justru aku yang bakal mati perlahan kalo terus memilih bertahan di rumah ini!”

Al terdiam. Pikirannya berputar liar, mencoba mencari jawaban yang bisa membuat Navya mengurungkan niatnya untuk bercerai, dan tetap berada di sisinya. Tapi semua alasan yang dulu terasa masuk akal, kini terdengar hampa. Zoya memang sakit, atau itulah yang dia percayai. 

Namun, apa benar dia sudah terlalu buta untuk melihat apa yang sebenarnya terjadi pada pernikahannya dengan Navya?

“Aku nggak akan pernah menceraikan kamu, Nav,” kata Al akhirnya, suaranya tegas, memotong kebisuan yang mencekam. 

“Apapun alasannya, kita nggak akan pernah bercerai!”

Navya menghela napas kasar dan untuk kedua kalinya, air mata kembali menggenang di matanya. “Ini bukan tentang apa kamu setuju atau nggak, Mas. Ini tentang aku. Aku udah capek nunggu kamu bisa cinta sama aku."

"Dan, luka di hati aku udah terlalu dalam, Mas. Aku sekarang ngerti kenapa kamu nggak pernah sentuh aku selama tiga tahun pernikahan kita." 

"Aku tau kamu masih mencintai Zoya, Mas. Jadi, tolong ceraikan aku, dan rujuklah sama Zoya. Aku akan mengalah untuk kebahagiaan kamu dan anak-anak."

"Walau bagaimanapun, Zoya adalah ibu kandung Axel dan Lexa. Mereka pasti akan jauh lebih bahagia kalo kalian rujuk. Aku nggak mau jadi penghalang kebahagiaan kamu, Axel, dan Lexa.”

Al menatap Navya, bingung antara kemarahan dan ketakutan. Ia tak pernah berpikir bahwa Navya benar-benar akan berpikir untuk meninggalkannya. 

Bagi Al, semuanya hanya masalah waktu, bahwa semua ini akan kembali normal begitu Zoya tak ada lagi di dalam hidup mereka. Tapi kenyataannya sekarang memukulnya begitu keras.

“Aku nggak bisa cerai sama kamu,” ulang Al, nadanya seperti ancaman. 

“Kamu milikku. Selamanya kamu cuma akan jadi istri aku. Aku akan coba memperbaiki hubungan kita. Zoya tidak akan jadi masalah lagi. Aku akan menjaga jarak dengan dia. Dan aku akan memberikan nafkah batin yang kamu mau.”

Navya menatap Al dengan tatapan penuh kesedihan, seolah ia tahu bahwa janji itu hanyalah kata-kata kosong. “Udah terlambat, Mas. Aku nggak butuh lagi. Aku cuma mau bebas dari kalian ... dari Zoya, dari semua kesakitan yang kamu torehkan setiap harinya sama aku.”

Dengan satu langkah mundur, Navya berbalik, meninggalkan Al yang masih duduk terpaku di tempat. Sementara Al hanya bisa menatap kepergian istrinya, tiba-tiba merasa seolah ia kehilangan segalanya.

Tampilkan Lebih Banyak
Bab Selanjutnya
Unduh

Bab terbaru

Bab Lainnya

To Readers

Welcome to GoodNovel world of fiction. If you like this novel, or you are an idealist hoping to explore a perfect world, and also want to become an original novel author online to increase income, you can join our family to read or create various types of books, such as romance novel, epic reading, werewolf novel, fantasy novel, history novel and so on. If you are a reader, high quality novels can be selected here. If you are an author, you can obtain more inspiration from others to create more brilliant works, what's more, your works on our platform will catch more attention and win more admiration from readers.

Komen

10
98%(43)
9
0%(0)
8
0%(0)
7
0%(0)
6
0%(0)
5
0%(0)
4
2%(1)
3
0%(0)
2
0%(0)
1
0%(0)
9.9 / 10.0
44 Peringkat · 44 Ulasan-ulasan
Tulis Ulasan
default avatar
Stephanie Stlawrence
This book doesn’t end on a cliffhanger it’s just ends mid book and has r been updated in about a year. That’s pretty much the case with most of her books. She’s a really good writer but I’ve read 4 of her books and only 1 was finished the rest are old so I have no hope.
2024-10-11 10:46:56
0
user avatar
Delinda Schumacher
49 chapters 10-21-23 is this book going to be completed??
2023-10-21 23:07:16
2
user avatar
UHASA
wow I am so hooked ...
2023-06-15 21:20:06
1
user avatar
hira baloch
please update last chapter
2023-05-19 12:09:56
3
user avatar
Slawa Perun
perfect, perfect , perfect, highly recommend to read ......
2023-03-20 02:56:43
2
user avatar
PRACHI DHANAWAT
there is one more chapter 50 and epilogue. Author can you pls pls update it.
2023-01-26 22:05:32
3
user avatar
Priscilla Arthur
Truly, the synopsis caught me into reading, I'm loving it...
2022-09-14 05:03:47
5
default avatar
Bjay_love
This is really interesting, I love this...️‍...
2022-09-07 23:14:46
1
user avatar
Maymay Marie
This is nice to read.
2022-09-07 18:02:00
4
user avatar
Classic Writer
awesome work here. the synopsis already got me hooked. ...
2022-09-07 01:47:34
3
user avatar
Trixxie
The writing style, description and grammar are excellent... this is a must read novel
2022-09-06 14:35:06
3
user avatar
Sangstar Cheelo
This is a must read novel, trust me, you won't regret giving it a try, I just fell in love with the characters
2022-09-06 00:04:44
2
user avatar
KamiKrimson
The writing is incredible! I must say it's a good read. Really makes you want to read more of it
2022-09-05 23:02:14
1
user avatar
Chi Derah
The descriptions are top notch, I love it. Unique writing style, I literally can vividly envision each scene
2022-09-04 21:37:09
1
user avatar
lingchenxi
This story is so awesome, keeps you on the tips of your toes as you read along. can't wait.
2022-09-04 17:19:35
1
  • 1
  • 2
  • 3
49 Bab
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status