Apa Makna Puisi Sapardi Djoko Damono 'Hujan Bulan Juni'?

2025-09-02 03:35:52 228

3 Answers

Lydia
Lydia
2025-09-04 05:03:55
Ada momen ketika hujan terasa seperti saksi bisu yang paling setia, dan itulah yang selalu kurasakan tiap kali membaca 'Hujan Bulan Juni'. Puisi itu bagi aku bukan cuma soal air yang turun, melainkan soal ingatan yang menempel pada hal-hal sehari-hari: cangkir kopi, jendela berembun, percakapan kecil yang berulang-ulang. Gaya bahasa Sapardi yang sederhana justru membuat setiap baris terasa dekat, seperti bisikan yang mengingatkan kamu pada seseorang yang dulu sering duduk di sampingmu saat hujan.

Aku suka bagaimana puisi ini mengubah waktu—bulan Juni jadi simbol yang aneh, tidak melulu soal musim, tapi soal momen yang tak terduga. Hujan di bulan yang seharusnya kering atau sedang lain memberi kesan kalau perasaan juga bisa datang di saat yang tak direncanakan. Ada rasa manis sekaligus getir; kebahagiaan yang rapuh karena tahu semua itu sementara. Itu membuatku terbawa: ingat akan kenyamanan yang sederhana, sekaligus sadar bahwa kenyamanan itu mudah hilang.

Sebagai pembaca, aku sering membayangkan adegan-adegan rumah tangga kecil yang dipenuhi kehangatan dan rindu. Puisi ini mengajarkan bahwa cinta tidak selalu dramatis—sering muncul lewat kebiasaan kecil yang terus berulang, yang justru membentuk inti dari kerinduan. Akhirnya aku merasa tenang, karena ada keindahan dalam menerima hal-hal yang biasa dengan penuh penghargaan.
Neil
Neil
2025-09-06 13:29:29
Puisi itu seperti rekaman suara lama yang mengalir, dan aku mendengarkannya sambil menata ulang memori. Ketika aku membaca 'Hujan Bulan Juni', yang pertama kali menonjol adalah ritme dan pengulangan kesan: hujan sebagai metafora yang multilapis—sejuk, basah, menenangkan, sekaligus membangkitkan kenangan. Sapardi memilih kata-kata yang tak berlebih, dan dari situ muncul suasana intim yang membuat pembaca merasa diajak masuk ke ruangan pribadi pengarang.

Dari sudut pandang lebih analitis, aku melihat beberapa lapis makna: hujan sebagai pembersih yang melunturkan luka, hujan sebagai pembawa memori, dan bulan Juni sebagai penanda waktu yang spesifik namun juga universalis. Ada sentimen melankolis, tapi bukan melankoli yang menenggelamkan; lebih pada melankoli yang lembut, menerima hal-hal yang berlalu. Puisi ini menonjolkan kekuatan keheningan dan keseharian—bahwa cinta dan kehilangan sering muncul dalam gerak-gerik kecil, bukan hanya dalam puncak drama.

Membaca kembali selalu memberi perspektif baru: kadang aku menangkap nuansa pengharapan yang terselip, kadang justru penyerahan. Keduanya hidup berdampingan di bait-baitnya, dan itu yang membuat puisi ini terasa abadi dan selalu relevan.
Yolanda
Yolanda
2025-09-08 08:42:29
Setiap kali aku membuka halaman yang memuat 'Hujan Bulan Juni', suasana hangat yang agak sendu langsung menyergap. Aku merasakan puisi ini seperti surat cinta sederhana—bukan yang penuh janji besar, melainkan yang berisi kebiasaan sehari-hari yang tetap berharga. Hujan di sini bukan hanya fenomena cuaca: ia memicu kenangan, menandai momen-momen kecil yang menjadi bukti keberadaan cinta.

Gaya bahasanya yang minimalis bikin pesannya mudah dicerna, tapi efeknya dalem. Ada keindahan dalam kesederhanaan: rindu yang ditunjukkan lewat hal-hal kecil, kebahagiaan yang rapuh tapi nyata. Kadang aku merasa puisi ini juga mengajarkan soal penerimaan—menerima bahwa segala sesuatu berubah, tetapi jejak-jejak cinta itu tetap tertinggal di sudut-sudut yang sepele. Itu bikin aku tersenyum dan sedikit sedih sekaligus, seperti melihat fotomu di antara derai hujan.
Tingnan ang Lahat ng Sagot
I-scan ang code upang i-download ang App

Kaugnay na Mga Aklat

Setelah Hujan Bulan Desember
Setelah Hujan Bulan Desember
Hujan bulan Desember 2017 menjadi saksi, dua rumah tangga selesai dalam sekali napas. Talak terucap begitu kentara merambat di telinga. Mahra mengayun langkah menebus hujan bulan Desember membawa luka yang tak berdarah. rumah tangganya pupus, cintanya kandas. Di tempat yang sama pula, Angga melenggang pergi karena rasa lega dihati setelah mengucapkan talak untuk Lira. Perempuan itu telah berselingkuh di belakangnya. selingkuhannya tak lain adalah suami dari Mahra, Refans. Mahra merasa dirugikan oleh keegoisan para laki-laki yang sibuk dengan popularitas mereka. ah, Apa yang terjadi setelah hujan bulan Desember? Akankan memperoleh mentari yang bersinar ramah? Ataupun sebaliknya?
10
149 Mga Kabanata
Kedai Juni & Juli
Kedai Juni & Juli
Juni dan Juli adalah sepasang anak kembar yang berbeda jenis kelamin. Mereka bersepakat membuka usaha sebuah kedai makanan. Nenek mereka, Zalma adalah seorang pengusaha makanan terkenal di zamannya, diketahui memiliki sebuah resep bakmi yang sangat terkenal namun dirahasiakan. Juni dan Juli berusaha memiliki dan mempelajari resep tersebut. Ternyata resep tersebut saat ini dimiliki oleh Dimas Kusuma, seorang pengusaha makanan terkenal di Indonesia yang mendapatkan resep tersebut dari ayahnya, Cahyo Kusuma yang pernah menikahi Zalma sebelum akhirnya bercerai karena perselingkuhan Cahyo dengan wanita lain. Setelah melihat niat dan tekad dari Juni dan Juli, Zalma akhirnya mengajarkan resep itu kepada mereka. Akhirnya, Juni dan Juli membuka kedai makanan dengan resep sang nenek yang menjadi andalannya. Bakmi buatan Juni dan Juli mulai menemukan pelanggan sampai ada seorang food blogger yang merekam kedai tersebut dan menayangkan di akun Youtube channelnya sehingga menjadi viral sampai akhirnya diketahui oleh keluarga Kusuma. Bagaimana reaksi keluarga Kusuma setelah mengetahui hal itu? Bagaimana pula nasib Kedai Juni & Juli beserta resep Zalma? Apakah resep itu juga ada hubungan dengan pembunuhan-pembunuhan yang terjadi?
10
62 Mga Kabanata
Tentang Juni Lalu
Tentang Juni Lalu
Tentang Hanin dan Karsa yang selalu apa-apa berdua. Dan tentang perasaan yang bingung harus dilanjutkan seperti apa. "Kau bagaimana?” "Apa?” "Suka Diana?” Karsa tertawa. Mengacak-acak rambut Hanin yang basah meskipun tadi tertutup helm. Ditepuknya kepala Hanin dua kali. "Aku menyukainya. Menyukai dia sebagai teman, tidak boleh diartikan berlebihan. Diana baik, Nin. Tidak ada alasan untuk aku tidak menyukainya. Tapi, hanya teman. Perasaanku tidak boleh disalahartikan.”
10
19 Mga Kabanata
Sketsa Hujan
Sketsa Hujan
Hujan pertama di pembuka Oktober sore itu, ternyata tidak hanya meninggalkan genangan dan sisa sampah yang berserakan. Tetapi juga kenangan mendalam dan sebuah hati yang terserak tak karuan. Sejak sore itu, lepas hujan pertama itu, hati sejoli sahabat berlain jenis itu tidak lagi sama. Ada hati yang dipenuhi bunga-bunga dan secercah mimpi untuk bersama, tapi ada satu hati lagi yang menyimpan sebongkah teka-teki, juga rasa takut kehilangan yang begitu tinggi. Hujan pertama kala itu adalah awal dari segenap rindu, benci, luka, dan hal lain yang tak sempat terselesaikan. Aksara Sendja Nirmala dan Bimasena Langit Permana adalah dua hati yang terbentuk dari sketsa luka dan hujan yang sama. Akankah keduanya bisa kembali melewati hujan bersama lagi tanpa adanya luka dan kecewa?
10
5 Mga Kabanata
Menunggu Bulan
Menunggu Bulan
Berkisah tentang seorang tuan muda yang bernama Rayi jatuh cinta pada Raya, putri pembantunya. Raya yang masih belia tak menyadari perhatian yang diberikan Rayi padanya. Ia masih menjaga jarak tidak berani berharap banyak. Hingga suatu hari ibu Rayi berniat menjodohkan dengan putri cantik dari keluarga kaya yang bernama Hanum. Wanita itu sangat mengharapkan menantu yang baik yang jelas bibit, bebet, dan bobotnya yang kelak memberikan cucu dari kalangannya. Rayi tak dapat menolak permintaan wanita yang telah melahirkannya. Ia sangat takut penyakit jantung yang diderita ibunya kambuh yang akan ia sesali sepanjang hidup. Bagaimana nasib percintaan Rayi dengan Raya? Apakah Rayi bahagia menjalani kehidupan pernikahannya? Akankah Raya mendapat pengganti tuan muda? Kisah fiksi ini sangat seru untuk diikuti. Berlatar budaya Jawa dengan setting Jawa tengah dan pesantren, kisah Rayi dan Raya menjadi sangat menarik untuk disimak. Banyak nilai luhur yang disampaikan. Ajaran gama yang kental akan sangat menambah khazanah wawasan pembaca. Buka gembok, baca ceritanya, lalu vote. Kalian akan mendapatkani kejutan setiap babnya.
Hindi Sapat ang Ratings
16 Mga Kabanata
Misteri Bulan
Misteri Bulan
Agil adalah pria pintar, sayangnya predikat Cum Laude yang dimiliki tak membantunya mendapatkan pekerjaan. Kemiskinan yang menjeratnya membuat pria itu mau bunuh diri. Akan tetapi seorang gadis menyelamatkannya. Gadis yang bernama Bulan itu memberinya ciuman lembut dan menuntut. “Hush, stop!” Tangan Bulan mengusap wajah Agil dan berhenti di bibir lelaki itu, perlahan tangannya membelainya lembut lalu menempelkan bibirnya pasrah di mulut Agil yang reflek melumatnya dengan gugup. Wangi melati membuat kesadaran Agil terhenti beberapa waktu. Dia memeluk perempuan itu erat. Tetapi pria itu kecewa, setelah tahu, gadis itu adalah arwah gentayangan dan memintanya untuk mengungkap siapa pembunuhnya.
10
101 Mga Kabanata

Kaugnay na Mga Tanong

Bagaimana Puisi Sapardi Djoko Damono Menggambarkan Cinta?

3 Answers2025-09-02 04:26:03
Setiap kali aku membaca puisinya, rasanya seperti menerima surat cinta yang sederhana yang ditulis dari meja makan seseorang—tanpa basa-basi, langsung mengenai hati. Sapardi punya cara membuat cinta terasa dekat lewat kata-kata yang sangat biasa: hujan, cangkir, pagi, dan senyum. Dalam 'Hujan Bulan Juni' atau baris-baris 'Aku ingin mencintaimu dengan sederhana', dia menyingkap kasih bukan sebagai ledakan emosi yang dramatis, melainkan sebagai rangkaian tindakan sehari-hari yang lembut dan berulang. Aku teringat waktu membaca puisinya di tengah hujan, dan betapa akuratnya ia menangkap nuansa rindu yang tak berisik: rindu yang menetap, rindu yang menemukan ritmenya di hal-hal kecil. Tekniknya juga jenius tanpa berteriak tentang kepintaran. Kalimat pendek, pengulangan ringan, dan citraan alam yang sederhana membuat puisi-puisinya terasa seperti napas. Mereka bisa membuatku menahan tawa kecil sekaligus air mata—karena cinta menurutnya seringkali adalah gabungan antara kebahagiaan kecil dan kesadaran akan kefanaan. Pada akhirnya, Sapardi mengajarkan bahwa mencintai sering kali berarti hadir pada detil-detil kecil, dan itu membuat cintanya terasa sangat nyata dan masuk akal dalam kehidupan sehari-hariku.

Pembaca Muda Kenapa Memilih Puisi Sapardi Djoko Damono?

3 Answers2025-09-02 22:40:16
Waktu pertama kali aku membaca puisinya, aku merasa seperti ketemu teman lama yang ngomong langsung ke hati. Aku masih ingat duduk di bangku taman, buka buku kumpulan puisi dan nemu 'Hujan Bulan Juni'—kalimatnya sederhana tapi nempel. Bukan karena bahasanya susah, justru karena Sapardi pakai kata sehari-hari yang gampang dicerna tapi mengandung banyak lapisan perasaan. Buat banyak anak muda, itu pintu masuk yang ramah: nggak perlu kamus, nggak perlu mikir makna simbol yang njelimet, cuma perasaan yang nyampe cepat. Selain itu, puisinya sering banget tentang hal-hal kecil yang kita alami — hujan, janji, cinta, perpisahan, waktu — jadi gampang relate. Aku sering lihat teman-teman share kutipan Sapardi di story atau chat, dan itu bikin puisinya hidup di ruang digital. Pendek-pendek juga, cocok buat yang nggak sabar duduk baca puisi tebal; bisa dihapal, diulang, atau dijadiin caption buat foto. Dari pengalaman aku, puisi-puisi itu juga aman buat dipakai ngerasa; mereka nggak memaksa jadi puitis, tapi membantu kita ngasih makan rasa. Terakhir, ada elemen musikal dan ritme yang halus. Kalau aku baca keras, ada nada yang mengalun tanpa perlu gaya berlebihan. Itu membuat pembaca muda merasa percaya diri waktu pertama kali coba nge-deklamasi di depan teman. Intinya, mereka milih Sapardi karena puisinya terasa dekat, mudah dibawa, dan ngasih ruang buat ngerasa — dan sebagai pembaca yang tumbuh bareng puisinya, aku ngerti betul kenapa dia jadi favorit generasi baru.

Mengapa Musisi Sering Mengadaptasi Puisi Sapardi Djoko Damono?

3 Answers2025-09-02 19:41:21
Ketika aku mulai main gitar di kamar kos, puisi Sapardi selalu jadi pilihan pertama. Aku suka karena bahasanya memang sudah bernyanyi sendiri — pendek, padat, dan sangat mengandalkan citra. Kalimat-kalimat seperti di 'Hujan Bulan Juni' punya kelokan ritmis yang gampang dijahit ke melodi sederhana; tidak perlu lirik panjang yang merumitkan aransemen. Selain itu, ruang hampa dalam puisinya memberi kebebasan aransemen: nada bisa menonjolkan kata tertentu, atau membiarkan jeda bicara jadi instrumen. Makanya banyak teman musisi indie aku yang pakai puisinya waktu open mic, karena langsung kena ke perasaan penonton. Secara personal, aku juga merasa adaptasi itu salah satu cara paling jujur mengekspresikan rasa. Saat aku membawakan satu bait Sapardi, penonton sering terdiam — ada koneksi instan antara kata dan nada. Lagu hasil adaptasi kadang malah membuka pintu buat orang yang tadinya nggak baca puisi jadi penasaran mencari puisinya sendiri. Buatku, itu yang bikin adaptasi jadi menarik: bukan cuma soal estetika, tapi soal mempertemukan dua komunitas seni jadi satu momen yang hangat.

Pembaca Mana Yang Suka Puisi Sapardi Djoko Damono?

3 Answers2025-09-02 00:50:27
Waktu pertama kali aku ketemu puisi Sapardi Djoko Damono, rasanya seperti menemukan lagu yang sudah kukenal tapi tak pernah kudengar dari awal. Aku suka banget pembaca yang terseret oleh kesederhanaan; mereka yang gampang baper sama kalimat pendek tapi bermakna, yang merasa kata-kata bisa menempel di kulit. Pembaca macam ini biasanya suka membaca di malam tenggelam, di kamarmu yang remang, atau di perjalanan pulang yang macet—momen-momen kecil yang tiba-tiba jadi besar karena baris puisi seperti 'Hujan Bulan Juni'. Ada juga pembaca yang datang lewat kenangan: orang yang udah melewati kehilangan, patah hati, atau perubahan besar. Mereka suka bagaimana Sapardi menangkap rindu dengan cara yang enggak seremonial—enggak berlebih tapi menusuk. Aku sendiri sering teringat seseorang saat membaca saja; itu yang bikin puisi-puisinya terasa sangat personal. Pembaca muda pun nggak kalah banyak, terutama yang suka estetika minimalis di Instagram; potongan bait jadi quote-shareable yang gampang masuk ke feed. Selain itu, pembaca yang suka eksplorasi bahasa—penikmat metafora halus, pelajar sastra, bahkan musisi yang ingin lirik sederhana tapi mendalam—semuanya ketemu di karya-karyanya seperti 'Aku Ingin'. Intinya, Sapardi punya pembaca lintas generasi: dari pencari kenyamanan sampai penggemar observasi sehari-hari. Aku masih sering balik lagi buat ngerasain gimana satu kalimat bisa bikin hari berubah, dan itu bikin aku senyum setiap kali.

Siswa SMA Bagaimana Menganalisis Puisi Sapardi Djoko Damono?

3 Answers2025-09-02 05:33:06
Waktu pertama kali aku membaca puisi Sapardi, rasanya sederhana tapi langsung menusuk — itu cara yang bagus untuk memulai analisis. Pertama-tama baca puisi itu berkali-kali: sekali untuk menangkap suasana, lalu lagi untuk memperhatikan kata-kata yang menonjol. Perhatikan judul dulu; seringkali judul di karya Sapardi seperti 'Hujan Bulan Juni' sudah memberi petunjuk suasana dan motif yang akan diulang. Coba catat kata-kata yang terulang, metafora yang muncul, dan gambar inderawi yang paling kuat. Selanjutnya, masuk ke pembacaan dekat (close reading). Tanyakan: siapa yang berbicara dalam puisi? Kepada siapa? Di mana dan kapan suasananya? Catat diksi (pemilihan kata) — Sapardi terkenal menggunakan bahasa sehari-hari yang sederhana tapi penuh lapisan makna. Perhatikan baris-baris pendek, enjambment, dan jeda; cara baris dipatahkan sering menambah tekanan emosional. Dengarkan bunyi: aliterasi, asonansi, atau ritme yang muncul saat dibaca keras, karena Sapardi sering memanfaatkan irama bicara alami. Terakhir, gabungkan observasimu menjadi interpretasi yang jelas. Buat tesis singkat: misalnya, "Puisi ini mengekspresikan kerinduan yang lembut lewat citra hujan dan ruang domestik." Dukung tiap klaim dengan kutipan baris yang relevan, lalu jelaskan fungsi setiap perangkat sastra: mengapa metafora itu dipilih, bagaimana repetisi memperkuat tema, apa efek jeda baris terhadap emosi pembaca. Tambahkan refleksi pribadi: bagaimana puisi itu membuatmu merasa, atau kenapa tema ini relevan untuk siswa SMA. Dengan langkah-langkah ini kamu bukan hanya menjelaskan teks, tapi juga menunjukkan pemahaman mendalam yang konkret dan terasa asli.

Guru Sastra Bagaimana Mengajarkan Puisi Sapardi Djoko Damono?

3 Answers2025-09-02 03:08:50
Waktu pertama aku membaca puisi Sapardi Djoko Damono, rasanya seperti menemukan kata-kata yang sudah lama kumiliki tapi tak pernah kuucap. Kalau aku mengajar puisi beliau, langkah awal yang kubawa selalu sederhana: dengarkan dulu. Ajak murid mendengarkan rekaman pembacaan, atau bacakan sendiri pelan—biarkan setiap jeda, koma, dan pengulangan terasa. Dari situ kita obok-obok unsur bahasa: diksi yang sederhana, pengulangan, citra alam, serta kekuatan baris pendek yang terlihat di 'Hujan Bulan Juni' atau 'Aku Ingin'. Kemudian aku suka memecah sesi menjadi dua: analisis teks singkat lalu praktik langsung. Untuk analisis, minta murid cari kata-kata yang menonjol—apa yang terasa dekat? Kenapa kata 'hujan' atau 'bulan' bisa membawa suasana? Kita ngobrol tentang metafora yang tidak berusaha puitis berlebihan, melainkan jujur dan liris. Untuk praktik, berikan tugas mini: buat 8 baris bertema sederhana (misalnya: kopi, angin, atau kamar) memakai gaya sapardian—diksi sehari-hari, satu metafora kuat, dan baris pendek. Hasilnya sering mengejutkan karena murid belajar mengekspresikan hal biasa jadi terasa sakral. Selain itu, aku sering menambahkan elemen performatif—membuat murid menghafal satu puisi pendek, lalu memodulasi intonasi. Sapardi punya banyak lagu dalam kata-katanya; menghafal bukan untuk meniru, tapi memahami napas dan jeda. Aku juga mengajak mereka membuat 'respon' kreatif: puisi balasan, ilustrasi, atau potongan audio. Cara ini menjaga penghormatan pada gaya Sapardi tanpa memaksa imitasi, sekaligus membangun keberanian menulis. Pada akhirnya aku ingin murid merasa bahwa puisi bisa hadir di meja makan, di hujan sore, bukan cuma di sampul buku tebal—itu yang selalu membuatku jatuh cinta setiap kali membahas puisinya.

Pembaca Indonesia Bagaimana Menemukan Puisi Sapardi Djoko Damono?

3 Answers2025-09-02 04:15:00
Waktu pertama aku menemukan puisinya, rasanya seperti dapat kartu pos dari seseorang yang sangat peka—sebuah kehangatan sederhana yang susah dilupakan. Kalau kamu lagi nyari puisi Sapardi Djoko Damono, titik mula paling gampang adalah cari judul-judul yang paling populer dulu, misalnya 'Hujan Bulan Juni' atau puisi pendek legendaris seperti 'Aku Ingin'. Coba ketik nama itu di kotak pencarian toko buku online besar; biasanya Gramedia, Tokopedia, Shopee, atau Bukalapak masih sering stok koleksinya, baik edisi baru maupun bekas. Selain toko online, aku sering memeriksa toko buku fisik kecil di kota, atau pasar buku bekas—sering ketemu edisi-cetak-pelukan yang unik. Kalau kebetulan ada perpustakaan kampus atau perpustakaan daerah, manfaatin layanan peminjaman antarpustaka atau koleksi digital Perpustakaan Nasional. Beberapa koleksi puisi juga dimuat ulang di antologi sastra, majalah sastra, atau edisi khusus koran; jadi jangan ragu menelusuri arsip koran dan jurnal sastra. Kalau mau pengalaman mendengarkan, cari pembacaan puisinya di YouTube, podcast, atau rekaman acara sastra—suara pembaca kadang membuka lapisan makna baru. Aku biasanya baca puisinya pelan, kemudian coba tulis kesan saya di margin; Sapardi suka menggunakan bahasa sederhana yang menyimpan rindu dan absurditas, jadi santai saja, biarkan frasa-frasa itu bekerja. Menemukan puisinya itu menyenangkan, seperti mengoleksi momen kecil yang selalu bisa dibuka lagi kapan saja.

Kapan Sekolah Biasanya Mengajarkan Puisi Sapardi Djoko Damono?

3 Answers2025-09-02 18:13:33
Salah satu kenangan sekolah yang paling melekat bagiku adalah ketika guru membacakan puisi Sapardi di ruang kelas yang panas—suara itu bikin puisi terasa hidup. Di pengalamanku, puisinya seperti 'Hujan Bulan Juni' atau 'Aku Ingin' sering muncul di pelajaran Bahasa Indonesia di jenjang menengah ke atas. Banyak sekolah memasukkan Sapardi dalam materi tentang puisi kontemporer karena gaya bahasanya sederhana namun kaya makna, cocok untuk mengajarkan citraan, ironi ringan, dan pembacaan makna implisit. Biasanya guru-guru memakai puisinya sebagai contoh ketika membahas unsur kebahasaan (majas, citraan), struktur puisi, dan cara menginterpretasi tema. Di Kurikulum 2013 banyak buku teks Bahasa Indonesia menampilkan sekumpulan puisi modern, jadi kemungkinan besar murid SMA bakal ketemu Sapardi—terutama kelas XI atau XII yang sedang belajar sastra lebih mendalam. Tapi ini nggak baku: beberapa SMP juga memuat puisinya kalau guru ingin memperkenalkan sastra modern lebih awal. Selain di kelas reguler, puisi Sapardi juga sering muncul di ekstrakurikuler sastra, lomba baca puisi, dan materi persiapan masuk perguruan tinggi bagi yang mengambil jurusan bahasa atau sastra. Intinya, kalau kamu masih sekolah, besar kemungkinan kamu akan menyentuh karyanya di tahap menengah ke atas—tapi kapan persisnya tergantung kurikulum sekolah dan gaya pengajar. Aku sendiri tetap sering merindukan bagaimana satu bait kecil bisa bikin kelas hening—itu yang bikin Sapardi susah dilupakan.
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status