Bagaimana Edo Tensei Memengaruhi Kondisi Tubuh Yang Dihidupkan?

2025-09-09 02:41:45 118

5 Answers

Ryder
Ryder
2025-09-10 13:08:49
Kalau dipikir dari sisi emosional, selalu ada rasa simpati buat yang jadi korban 'Edo Tensei'. Tubuh mereka mungkin bergerak, bicara, bahkan tertawa lagi, tapi itu semua dibungkus oleh jalinan magis yang mengikat jiwa ke dunia fisik.

Efek pada kondisi tubuh sendiri terlihat ekstrem: perbaikan luka nonstop, tidak ada penuaan normal, dan performa tempur berulang-ulang tanpa kelelahan. Tapi bagian yang paling mengganggu bagiku adalah bagaimana tubuh itu menjadi medan pertarungan antara kehendak si pemanggil dan keinginan si yang dihidupkan—sebuah kompromi yang sering meninggalkan bekas psikologis. Di akhir obrolan panjang tentang hal ini, aku selalu ngebayangin bahwa kebangkitan semacam itu bukan hadiah, melainkan beban yang berat, dan itu bikin cerita makin mendalam dan menyentuh bagiku.
Adam
Adam
2025-09-10 14:47:27
Kadang aku terobsesi dengan sisi filosofisnya: bagaimana kondisi tubuh yang dihidupkan memengaruhi identitas seseorang? Setelah terikat kembali dengan tubuh, banyak rekanan di cerita—baik pejuang kuat maupun karakter tragis—tetap mempertahankan memori, reaksi, bahkan kebiasaan lama. Fisiknya mungkin pulih sempurna atau tetap membawa bekas luka kematian, tetapi jiwa yang kembali membawa beban pengalaman, trauma, dan hubungan yang belum selesai.

Di level biologis, tubuh-tubuh yang dihidupkan diletakkan ke dalam kondisi homeostasis yang tidak natural: mereka tidak perlu makan, tidak perlu beristirahat dengan cara biasa, dan luka sembuh lewat mekanisme jutsu. Ini memberi mereka kelebihan fungsional, tetapi juga menyebabkan dissonansi—rasa sakit dan emosi hadir tetapi dipaksakan dalam wadah yang tak lagi organik sepenuhnya. Kalau ditanya apakah mereka benar-benar 'hidup', aku cenderung bilang: mereka hidup dalam arti fungsional dan psikologis, namun kemanusiaan mereka ditekan oleh ketergantungan pada teknik yang mengikat mereka. Bagiku, itu membuat tiap kembalinya karakter via 'Edo Tensei' terasa bittersweet—kemenangan bagi penonton, sekaligus tragedi personal bagi yang ditarik kembali.
Isla
Isla
2025-09-10 21:35:44
Gak pernah bosen ngulik hal ini: kalau dipikir-pikir 'Edo Tensei' itu merombak konsep tubuh dan jiwa jadi sesuatu yang aneh banget.

Secara fisik, tubuh yang dihidupkan lagi lewat teknik ini hampir seperti kembali dari lembaran sejarah: luka–luka besar yang dulu bikin mati bisa nggak keliatan lagi, karena tubuhnya diberi kemampuan regenerasi yang ekstrim. Dalam momen perwujudan, jaringan dan sel tampak 'dikunci' dalam mode pemulihan terus-menerus—sehingga potongan anggota tubuh, robekan, atau bahkan kepala yang hancur bisa tumbuh kembali seolah nggak pernah rusak. Itu juga alasan kenapa mereka nggak kelelahan normal: metabolisme dipertahankan oleh energi jutsu, bukan kebutuhan biologis biasa.

Tapi yang bikin deg-degan adalah keseimbangan antara kendali si pemanggil dan kehendak si yang dihidupkan. Jiwa yang dipanggil masih punya ingatan, emosi, dan rasa sakit, tapi seringkali berada di bawah pengaruh kuat si penyihir. Ada juga faktor seperti sumber materi tubuh—kadang tubuh direkonstruksi dari DNA lama atau sel khusus yang membuatnya tampil di kondisi prima, jadi wujud fisiknya bisa berbeda dari saat dia meninggal. Intinya, tubuhnya hidup, tapi bukan lewat cara yang alami; itu lebih mirip boneka biologis yang diberi napas sejarah, lengkap dengan semua konsekuensi moralnya. Aku suka bagaimana elemen ini bikin cerita terasa berat dan reflektif, bukan cuma pertunjukan kekuatan semata.
Declan
Declan
2025-09-12 17:21:16
Ngomongin dari sisi taktikal: 'Edo Tensei' bikin medan perang berubah total, karena tubuh-tubuh yang dihidupkan itu secara praktis jadi aset yang susah dibuang. Aku sering mikir tentang apa yang terjadi kalau otot, saraf, dan indra mereka dikerjakan ulang—hasilnya, respons fisik jadi super stabil dan tahan cedera. Di satu sisi, kemampuan regeneratif memberi mereka keuntungan luar biasa dalam duel langsung; mereka bisa menyerap damage besar tanpa menurunkan efektivitas bertarung.

Tetapi ada juga kelemahan taktis yang sering diabaikan. Karena eksistensi mereka tergantung pada jutsu, kontrol pusat (penyihir) bisa jadi target utama: ganggu sumber kendali, dan seluruh unit bisa kehilangan koordinasi atau langsung lenyap. Selain itu, ada batasan pada penggunaan sumber asli tubuh—teknik yang mengandalkan energi internal unik mungkin nggak berjalan sama jika penyihir menahan akses jiwa. Jadi dari sudut pandang strategi, 'Edo Tensei' itu seperti memanggil pasukan elite yang tak terkalahkan secara durabilitas, tapi sangat rentan terhadap kontra-jutsu yang benar arahkan. Aku suka merencanakan skenario ini kalau main strategi atau ngebahas pertarungan epik di forum.
Clarissa
Clarissa
2025-09-14 04:45:22
Elo, buat yang pengen penjelasan singkat dan jelas: tubuh yang dihidupkan oleh 'Edo Tensei' jadi nyaris tak bisa mati biasa. Luka parah? Bisa pulih lagi. Energi dan stamina? Diberi oleh jutsu, bukan kebutuhan makan/minum. Indra dan kemampuan tempur mereka kembali, sering bahkan di level prima jika penyihir merekonstruksi tubuhnya.

Namun, ada trade-off penting: semua tindakan tubuh itu pada akhirnya dikendalikan atau dipengaruhi oleh orang yang manggil. Kalau penyihir melepas kendali, tubuh itu bisa ambruk atau jiwa kembali ke alam semula. Dan cara satu-satunya untuk benar-benar 'mengakhiri' mereka biasanya lewat teknik penyegelan atau metode yang mengikat jiwa, bukan sekadar melukai tubuh. Biar ringkas, mereka kuat dan tahan banting, tapi tetap rapuh dari sisi spiritual dan tergantung pada aturan jutsu. Aku sering pakai poin ini waktu ngejelasin ke temen baru yang nonton 'Naruto'.
View All Answers
Scan code to download App

Related Books

Kehidupan Edo yang Menakjubkan
Kehidupan Edo yang Menakjubkan
Kakak iparku ingin punya anak, tapi belum bisa hamil. Aku ingin sekali membantu kakak iparku ....
9.4
1639 Chapters
Bagaimana Mungkin?
Bagaimana Mungkin?
Shayra Anindya terpaksa harus menikah dengan Adien Raffasyah Aldebaran, demi menyelamatkan perusahaan peninggalan almarhum ayahnya yang hampir bangkrut. "Bagaimana mungkin, Mama melamar seorang pria untukku, untuk anak gadismu sendiri, Ma? Dimana-mana keluarga prialah yang melamar anak gadis bukan malah sebaliknya ...," protes Shayra tak percaya dengan keputusan ibunya. "Lalu kamu bisa menolaknya lagi dan pria itu akan makin menghancurkan perusahaan peninggalan almarhum papamu! Atau mungkin dia akan berbuat lebih dan menghancurkan yang lainnya. Tidak!! Mama takakan membiarkan hal itu terjadi. Kamu menikahlah dengannya supaya masalah selesai." Ibunya Karina melipat tangannya tegas dengan keputusan yang tak dapat digugat. "Aku sudah bilang, Aku nggak mau jadi isterinya Ma! Asal Mama tahu saja, Adien itu setengah mati membenciku! Lalu sebentar lagi aku akan menjadi isterinya, yang benar saja. Ckck, yang ada bukannya hidup bahagia malah jalan hidupku hancur ditangan suamiku sendiri ..." Shayra meringis ngeri membayangkan perkataannya sendiri Mamanya Karina menghela nafasnya kasar. "Dimana-mana tidak ada suami yang tega menghancurkan isterinya sendiri, sebab hal itu sama saja dengan menghancurkan dirinya sendiri. Yahhh! Terkecuali itu sinetron ajab, kalo itu sih, beda lagi ceritanya. Sudah-sudahlah, keputusan Mama sudah bulat! Kamu tetap harus menikah dangannya, titik enggak ada komanya lagi apalagi kata, 'tapi-tapi.' Paham?!!" Mamanya bersikeras dengan pendiriannya. "Tapi Ma, Adien membenc-" "Tidak ada tapi-tapian, Shayra! Mama gak mau tahu, pokoknya bagaimana pun caranya kamu harus tetap menikah dengan Adien!" Tegas Karina tak ingin dibantah segera memotong kalimat Shayra yang belum selesai. Copyright 2020 Written by Saiyaarasaiyaara
10
51 Chapters
Aku, Pemilik Tubuh yang Dihancurkan!
Aku, Pemilik Tubuh yang Dihancurkan!
Demi menyelamatkan cinta lamanya, Johansen membeli jenazah perempuan yang tidak utuh dari pasar gelap. Dia sendiri yang mengambil ginjal dari tubuh jenazah itu dan memberikannya kepada cinta lamanya. Untuk menghindari pengejaran dari polisi, dia membuang jenazah itu ke dalam kolam yang berisi cairan asam untuk menghancurkan bukti. Hanya saja, dia tidak tahu bahwa pemilik tubuh tersebut adalah aku.
23 Chapters
Bagaimana Denganku
Bagaimana Denganku
Firli menangis saat melihat perempuan yang berada di dalam pelukan suaminya adalah perempuan yang sama dengan tamu yang mendatanginya beberapa hari yang lalu untuk memberikannya dua pilihan yaitu cerai atau menerima perempuan itu sebagai istri kedua dari suaminya, Varel Memilih menepi setelah kejadian itu Firli pergi dengan membawa bayi dalam kandungannya yang baru berusia delapan Minggu Dan benar saja setelah kepergian Firli hidup Varel mulai limbung tekanan dari kedua orang tuanya dan ipar tak sanggup Varel tangani apalagi saat tahu istrinya pergi dengan bayi yang selama 2 tahun ini selalu menjadi doa utamanya Bagaimana Denganku?!
10
64 Chapters
Setan-Setan yang Merasuki Tubuh Suamiku
Setan-Setan yang Merasuki Tubuh Suamiku
Semula, kehidupan rumah tangga Andira dan Bagas baik-baik saja. Namun, selang 1 minggu usia pernikahan mereka, semuanya berubah. Banyak hal-hal aneh yang Andira alami, mulai dari perubahan sikap sang suami serta hal-hal mistis yang ada di sekitar mereka. Ibarat sebuah hotel, tubuh sang suami selalu menjadi tempat persinggahan bagi "mereka" yang tak kasat mata. Terkadang Andira takut, saat dia melakukan tugasnya sebagai seorang istri. Apakah "mereka" yang tak kasat mata juga menikmati tubuhnya?
10
133 Chapters
Bertukar Tubuh dengan Tunangan yang Ingin Membunuhku
Bertukar Tubuh dengan Tunangan yang Ingin Membunuhku
Untuk menghindari perjodohannya dengan Alexa Housten, Lucas berencana membunuh perempuan itu. Namun, belum sempat Lucas menjalankan rencananya, tiba-tiba takdir mempermainkan mereka: tubuh mereka tertukar! Apa yang harus keduanya lakukan?
10
137 Chapters

Related Questions

Apa Kelemahan Edo Tensei Terhadap Teknik Penyegelan?

5 Answers2025-09-09 22:44:11
Sulit dipercaya betapa licinnya konsep 'Edo Tensei' kalau ditilik dari sudut penyegelan — tapi memang ada celah besar kalau kamu tahu arah serangannya. Pertama, secara prinsip 'Edo Tensei' memanggil jiwa dan mengikatnya pada wadah fisik. Itu berarti teknik yang bisa mengunci atau menargetkan jiwa secara langsung punya keuntungan besar. Contoh paling jelas yang saya selalu ingat dari serial 'Naruto' adalah penggunaan Shiki Fūjin (Reaper Death Seal) yang mampu menyedot atau mengurung jiwa sehingga reinkarnasi terpaksa dikembalikan. Jadi, fūinjutsu yang menuntut jiwa secara langsung bisa mem-bypass regenerasi dan keabadian tubuh reanimasi. Kedua, ada penyegelan yang bekerja bukan pada jiwa, melainkan pada pengendali atau sumber jutsu. Aku masih terkesan saat Itachi memaksa Kabuto membatalkan 'Edo Tensei' lewat jebakan psikologisnya — itu bukan penyegelan literal, tapi taktik untuk membuat caster mencabut ikatannya. Jadi kombinasi antara fūinjutsu jiwa dan metode yang memutus kontrol (mengunci caster atau memaksa pembatalan) adalah cara paling praktis menurutku. Intinya: jangan cuma fokus pada tubuhnya; serang sumber atau jiwa, dan reinkarnasi akan runtuh. Itulah yang selalu membuatku berdebat seru di forum—efektif, elegan, sekaligus tragis.

Bagaimana Naruto Dan Kawan Mengalahkan Edo Tensei?

5 Answers2025-09-09 00:40:55
Gara-gara momen itu, aku selalu terkesima bagaimana satu gerakan psikologis bisa mengubah arah seluruh perang. Dalam versi singkat yang tetap setia pada apa yang terjadi di lapangan, inti cara Naruto dan kawan-kawan menumpas mayoritas pasukan Edo Tensei adalah kombinasi: memutus kontrol pengguna, membatalkan jutsu, lalu menumpas ancaman yang masih bebas. Kabuto pakai 'Edo Tensei' untuk memanggil mayat—itu bikin banyak pejuang bangkit tanpa kehendak sendiri. Kunci kemenangan adalah ketika Itachi memaksa Kabuto menghadapi dirinya sendiri lewat teknik 'Izanami', yang pada akhirnya membuat Kabuto memilih untuk mencabut jutsu itu. Setelah Kabuto mundur, mayoritas mayat yang hidup kembali itu hilang atau kembali ke alam baka, sehingga medan perang langsung berubah. Tapi cerita nggak berhenti di situ. Beberapa ancaman besar seperti Madara dan Momoshiki/Kaguya punya lapisan kompleks sendiri, jadi setelah pembatalan Edo, tim gabungan masih harus bertarung keras—Naruto dan Sasuke, dengan kekuatan dari Hagoromo dan bantuan Sakura serta Kakashi, yang dipadukan taktik dan tenaga kolektif, lalu menumpas ancaman yang tersisa dan menyegel yang paling bahaya. Yang paling memorable bagiku bukan cuma teknik-nya, melainkan kerja tim, pengorbanan, dan cara karakter menutup sirkuit konflik itu. Aku sering membayangkan ulang adegan itu sampai terasa seperti pelajaran strategi dan empati dalam satu paket.

Apa Perbedaan Edo Tensei Dengan Istilah Reanimation?

5 Answers2025-09-09 10:23:44
Bicara soal 'Edo Tensei' versus istilah 'reanimation', aku paling suka mulai dari konteks cerita. Dalam 'Naruto' istilah 'Edo Tensei' itu nama teknik spesifik: jutsu yang memanggil kembali jiwa orang mati ke bentuk tubuh yang tak mudah mati lagi, biasanya berwujud tubuh yang kuat dan bisa dipaksa tunduk pada pengguna. Intinya, 'Edo Tensei' adalah mekanik dunia, lengkap dengan aturan—butuh sampel DNA/jenazah atau materi tubuh, jutsu pemanggil, dan biasanya semacam segel atau ritual untuk mengikat jiwa itu. Kalau kata 'reanimation' sering dipakai lebih luas di terjemahan Inggris; kadang orang pakai itu sebagai padanan 'Edo Tensei', tapi bisa juga merujuk pada segala macam metode menghidupkan kembali, dari yang permanen sampai yang cuma meniru kehidupan. Misalnya, teknik yang benar-benar mengembalikan kedudukan hidup seperti 'Rinne Tensei' jelas beda: itu bukan mayat yang diikat jadi alat tempur, melainkan mengembalikan nyawa dengan konsekuensi besar bagi pengguna. Jadi gampangnya, kalau kamu ngobrol di forum dan orang bilang 'reanimation', cek konteksnya—apakah mereka bicara teknik spesifik yang punya aturan (itu 'Edo Tensei'), atau bicara konsep umum mengembalikan orang mati (itu penggunaan 'reanimation' yang lebih longgar). Itulah yang sering aku jelasin ke temen-temen biar nggak salah kaprah.

Bagaimana Cara Membebaskan Jiwa Dari Edo Tensei?

5 Answers2025-09-09 05:11:43
Langsung aja: ada beberapa cara yang sering muncul di cerita untuk membuat jiwa yang terikat oleh edo tensei bisa tenang lagi. Pertama, cara paling langsung adalah pembatalan oleh si pemanggil sendiri. Edo tensei pada dasarnya adalah jutsu yang memanggil kembali jiwa dari dunia lain dan mengikatnya ke tubuh. Kalau pemanggilnya melepaskan teknik itu atau dibujuk/ditaklukkan supaya mencabut kendali, jiwa-jiwa itu biasanya bisa kembali ke alam semula. Contoh ikoniknya waktu 'Izanami' dipakai untuk memaksa pemanggil membatalkan jutsu, dan akhirnya para terikat bisa pergi. Kedua, ada metode segel: beberapa teknik penyegelan besar mampu memaksa jiwa tetap terikat atau malah mengurungnya ke tempat lain sehingga tidak lagi jadi boneka. Teknik paling ekstrem yang sering disebut adalah 'Shiki Fujin' atau Reaper Death Seal—itu menutup rapat jalan jiwa, tetapi punya konsekuensi berat bagi penggunanya. Ketiga, dari sudut moral, kadang membebaskan jiwa bukan soal teknik melainkan pilihan: mencegah orang memanfaatkan mereka lagi, menegakkan keadilan pada pemanggil, atau memberikan upacara supaya roh bisa tenang. Aku selalu ngerasa, selain aspek teknik, ada sisi humanis yang penting—mengembalikan martabat pada yang sudah dipakai sebagai alat. Itu bikin cerita terasa lebih bermakna bagiku.

Bagaimana Edo Tensei Bekerja Dalam Dunia Naruto?

4 Answers2025-09-09 08:36:19
Kalau dipikir dari sudut teknis, cara kerja 'Edo Tensei' itu kayak sistem rekrutmen jiwa paksa yang super rumit—dan agak mengerikan kalau mau jujur. Aku selalu terpukau sama betapa detailnya mekanik dalam 'Naruto': si pengguna memanggil kembali roh-roh dari alam kematian (Pure World) lalu mengikat mereka ke tubuh hidup yang sudah disiapkan sebagai wadah. Tubuh itu biasanya dibentuk ulang menggunakan sampel DNA, abu, atau bagian tubuh korban sehingga penampilan fisiknya mirip almarhum. Setelah jiwa terikat, dia balik jadi entitas hidup lagi yang punya seluruh ingatan, kemampuan, dan chakra yang dimiliki saat hidup. Keunggulannya: regenerasi ekstrem, stamina tak terbatas, dan akses ke jutsu khas si almarhum—termasuk kemampuan darah dan kekkei genkai. Tapi ada syarat besar: pengendali bisa memaksakan kehendak, sehingga si reanimated jadi pasukan, kecuali pengendalian itu dilepas atau si jiwa menolak. Versi klasik diciptakan oleh Tobirama, lalu Kabuto mengembangkan versi yang jauh lebih kuat. Intinya, teknik ini kuat gila tapi berbau terlarang dan penuh konsekuensi moral. Aku masih suka merenung soal batas antara hidup-mati setiap kali menontonnya.

Bagaimana Reaksi Aliansi Ninja Terhadap Edo Tensei?

3 Answers2025-09-09 06:12:59
Ketika kubayangkan kembali momen itu di medan perang, jantungku masih berdebar kencang—Edo Tensei langsung mengubah suasana jadi kelam dan tak terduga. Dari sudut pandangku yang masih terpesona sama cerita, reaksi awal aliansi ninja adalah campuran ketakutan dan kekaguman: orang-orang melihat sekumpulan pejuang legendaris yang sudah mati muncul lagi, dan ada bisik-bisik kagum soal seberapa kuat mereka. Tapi kagum itu cepat pudar ketika realitas berkutat pada fakta: musuh sekarang punya pasukan yang tak mati. Ada yang membeku bingung, ada yang panik karena tak tahu teknik apa yang efektif, dan ada yang langsung mencoba menilai taktis—siapa yang paling berbahaya, siapa harus dinetralkan dulu. Di sisi lain, dari perspektif yang lebih pragmatis, aku merasakan ada kesiapan mental yang aneh di antara para pemimpin. Mereka buru-buru mengoordinasikan formasi, mencoba menyesuaikan strategi untuk menghadapi lawan yang seolah tak bisa ditumbangkan dengan cara biasa. Ada juga unsur moral yang membuat beberapa anggota aliansi terpaku: menghadapi wajah-wajah yang dulu mereka hormati tapi kini dikendalikan musuh, itu menyakitkan—beberapa pahlawan terlihat meneteskan air mata karena harus menyerang 'bayangan' orang yang mereka kenal. Reaksi aliansi bukan cuma soal kekuatan, tetapi soal beban emosional saat berperang melawan kematian yang dipaksakan oleh ilmu terlarang. Akhirnya, meski ngeri, itu memaksa mereka jadi lebih solid dan lebih cepat mengambil keputusan, karena jika berlama-lama mereka yang kalah akan habis dibantai. Aku masih teringat betapa sendu dan getir suasana itu dalam 'Naruto' ketika Edo Tensei dimainkan sebagai kartu licik oleh musuh.

Siapa Yang Menciptakan Edo Tensei Di Cerita Naruto?

5 Answers2025-09-09 19:00:19
Masih terbayang jelas di kepalaku bagaimana momen 'Edo Tensei' pertama kali dijelaskan dalam 'Naruto'—itu bikin merinding sekaligus meresahkan. Kalau disingkat: pencipta asli teknik itu adalah Tobirama Senju, Hokage kedua. Dalam cerita, dia yang mengembangkan konsep reinkarnasi paksa untuk memanggil kembali jiwa-jiwa dan mengikatnya ke tubuh hidup. Gaya Tobirama memang ilmiah dan dingin; dia menciptakan beberapa teknik yang kontroversial demi stabilitas desa, dan 'Edo Tensei' termasuk yang paling problematis karena menyentuh area kematian dan kehendak jiwa. Satu hal yang selalu kutekankan ketika ngobrol soal ini: meski Tobirama penciptanya, versi yang kita lihat (terutama saat Kabuto dan Orochimaru memakainya) jauh berbeda dari orisinalnya. Orochimaru mendapat ilmunya dari catatan Tobirama, lalu Kabuto memodifikasi lagi sampai bisa mengendalikan ribuan mayat dengan DNA modern. Jadi kredit teknisnya untuk Tobirama, tapi evolusi dan penggunaan masifnya itu hasil tangan-tangan lain. Aku masih suka mikir soal garis tipis antara ilmu dan etika di situ.

Mengapa Edo Tensei Bisa Menghidupkan Shinobi Yang Mati?

5 Answers2025-09-09 16:42:20
Aku masih dibuat takjub setiap kali memikirkan bagaimana kemampuan itu bekerja dalam kisah 'Naruto'. Dari sudut pandang yang lebih nostalgia, prinsip dasarnya cukup simpel tapi kelam: Edo Tensei memanggil kembali jiwa yang sudah pergi dan menempatkannya ke dalam badan fisik yang dibuat oleh caster. Biasanya diperlukan bahan tubuh sebagai wadah—dulu teknik ini memakai korban hidup sebagai hosting, tapi kemudian perkembangan seperti yang dilakukan Kabuto memungkinkan penggunaan jenazah yang dibentuk ulang dengan sel tertentu (misalnya sel-sel yang kuat seperti milik Hashirama) sehingga mereka jadi hampir tak bisa mati dan bisa bertempur tanpa henti. Yang membuatnya terdengar seperti sihir adalah elemen pemanggilan jiwa: teknik ini menarik roh dari 'dunia lain' dan memaksa mereka kembali ke tubuh sementara, lalu mengikatnya supaya patuh. Karena jiwa-jiwa ini masih mempunyai ingatan, kepribadian, dan chakra, mereka bertindak persis seperti shinobi yang pernah hidup—hanya saja tubuh mereka bukan lagi asli dan sering kali berada di bawah kendali caster sampai dilepaskan. Aku suka betapa tragis dan menantangnya konsep ini: hidup kembali, tapi bukan sepenuhnya merdeka.
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status