Setan-Setan yang Merasuki Tubuh Suamiku

Setan-Setan yang Merasuki Tubuh Suamiku

Oleh:  Amie_C.T  Tamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
39 Peringkat
133Bab
9.5KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Semula, kehidupan rumah tangga Andira dan Bagas baik-baik saja. Namun, selang 1 minggu usia pernikahan mereka, semuanya berubah. Banyak hal-hal aneh yang Andira alami, mulai dari perubahan sikap sang suami serta hal-hal mistis yang ada di sekitar mereka. Ibarat sebuah hotel, tubuh sang suami selalu menjadi tempat persinggahan bagi "mereka" yang tak kasat mata. Terkadang Andira takut, saat dia melakukan tugasnya sebagai seorang istri. Apakah "mereka" yang tak kasat mata juga menikmati tubuhnya?

Lihat lebih banyak
Setan-Setan yang Merasuki Tubuh Suamiku Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
user avatar
Zain losta masta
openingnya bikin gua tertarik.. cek juga novel saya ya kak, mohon pendapat dan sarannya dari kakak....
2022-12-25 08:54:15
0
user avatar
Zhu Phi
Rumah Kosong di Dusun Angker sudah update lagi ya. Kali ini sampai tamat. Ikuti terus perjalanan Clara.
2022-12-05 00:15:18
0
user avatar
Maylafaisha
aku mampir mak
2022-09-10 20:16:02
1
user avatar
Rezquila
iyuh penisirin ini setannya kek apa, apa cantik kek aku apa ganteng kek mas Christ Hemrworth
2022-04-13 00:57:45
2
user avatar
Story 69
cia you......
2022-02-24 22:40:44
1
user avatar
Hisa NK
mantap nih ceritanya, eh tapi si tari keterlaluan bgt masa Andira d tampar kek gitu? membawang
2022-02-20 11:55:00
2
user avatar
HeNov
Pengen gebukin Tari...boleh gak?
2022-02-20 10:43:22
3
user avatar
Lunetha Lu
Keren sih alurnya, ceritanya bikin penasaran bangett
2022-02-20 10:14:01
2
user avatar
W.B VINO 12
Suka ceritanya kk .........
2022-02-20 09:23:12
1
user avatar
Amesya Nadira
The best bgt dah si kaka iniiii..... Love2 deh ceritanya
2022-02-20 09:13:24
1
user avatar
Ngemeng aja
Aaaaa pengen ketokin palak Tarik
2022-02-20 07:58:22
1
user avatar
Agus Nur Salim
Tari seperti tidak laku saja demen sama laki orang
2022-02-20 07:53:07
1
user avatar
Agus Nur Salim
Bagus nih ceritanya
2022-02-20 07:52:01
1
user avatar
MimiPoo
sepertinya bau-bau mau ada kehadiran pebinor...
2022-02-20 07:06:13
1
user avatar
ZmLing
Ish aku mau cincang si Tarik loh
2022-02-19 22:41:38
1
  • 1
  • 2
  • 3
133 Bab
1. Kamu, bukan yang lain
"Aargh." Andira Alishba Beyza, gadis cantik 24 tahun, berkulit putih serta memiliki mata coklat dengan bulu mata lentik yang indah. Tiba-tiba saja dia mengerang saat merasakan tarikan tangan seseorang. "Ikut aku, sekarang!" Tanpa peduli akan terikan kesakitan Andira, dia terus saja menyeret Andira hingga ke sebuah ruangan. Brak, dia mendorong Andira hingga tubuh Andira membentur tembok."Tari! Apa yang kamu lakukan?" Ya, orang yang menyeret Andira adalah Tari. Wanita itu adalah senor di tempat Andira bekerja."Katakan padaku, apa hubunganmu dengan Bagas?" Wanita berwajah manis yang memiliki kulit coklat eksotis itu mencengkram lengan Andira dengan sangat kuat."Aargh, apa maksudmu?" Andira mengerang saat merasakan nyeri di lengan yang Tari cengkram.Plak, sebuah tamparan mendarat di pipi mulus Andira. "Jangan banyak bicara, aku tahu kamu memang penggoda!" Plak, plak, plak. Tari menampar wajah cantik itu berkali-kali, tanpa memberi celah bagi
Baca selengkapnya
2. Dipecat
2 hari berlalu, hari ini adalah kali pertama Andira bekerja kembali. Beruntung kedua orang tuanya tinggal di desa dan Andira tinggal seorang diri di kontrakan, jadi dia tidak perlu khawatir kedua orang tuanya menanyakan keberadaan dirinya saat dia dirawat di rumah sakit "Andira, ikut saya ke ruangan!" Andira menoleh ke arah sumber suara dan mendapati Fitriyah, atasannya yang memanggilnya. "Baik Bu." Jawabnya dengan sopan. Kemudian dia beranjak dari meja kerjanya dan mengikuti Fitriyah sesuai perintahnya.  Di ruangan Fitriyah, Andira mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan dan ternyata di sana juga sudah ada Yeni, kepala ruangannya yang telah menunggu. Ada apa ini? Kenapa perasaanku tidak enak, batin Andira. Andira merasakan tatapan para atasannya tidak seperti biasanya, sepertinya telah terjadi sesuatu tanpa ia sadari.  "Silahkan duduk." Titah Fitriyah. Andira tersentak kaget saat suara Fitrinyah membuyarkan lamunannya. Kemudian
Baca selengkapnya
3. "Iya"
"Sampai kapan kamu akan terus mengabaikan aku?"Suara seseorang yang sangat Andira kenal membuayarkan lamunannya. "K-kamu..." Andira tak dapat meneruskan kalimatnya saat tiba-tiba ubuhnya di rengkuh dan di peluk sangat erat. "Menangislah, jangan pernah memendam masalahmu sendiri. Aku siap untuk menjadi tamengmu saat kamu ingin menangis." Ya, dia adalah Bagas, pria yang selama ini memberi perhatian lebih padanya. Entah kenapa, kata-kata Bagas membuat kedua matanya kembali berair. Andira melingkarkan kedua tangannya di pinggang Bagas, membenamkan wajahnya ke dalam dada bidang pria itu. Dia menangis, meluapkan semua sedih dan rasa sakit hatinya di dalam dekapan pria yang tadinya ingin sekali Andira hindari, saat ini justru tengah berada di dekatnya, bahkan memeluknya."Benar, menangislah." Ucap Bagas, tangannya membelai lembut rambut hitam panjang Andira yang tergerai sangat indah. "Maaf. Karena aku, kamu jadi begini.""Apa yang kamu katak
Baca selengkapnya
4. Aksi mbah Kaji
"Mbah, saya ingin mengirim teluh pada seseorang." Jawab seorang wanita muda berambut ikal sebahu dengan kulit sawo matangnya, wanita itu tak lain adalah Tari. Meski awalnya dia enggan untuk memasuki rumah bambu sederhana ini, namun karena rasa benci dan sakit hati terhadap seorang pria, membuat dia lupa akan konsekuensi yang akan dia hadapi nanti. Hatinya seolah terdorong untuk menemui pemilik dari rumah bambu ini, hingga akhirnya di sinilah dia berada. Sebuah ruangan beralaskan kain berwarna merah tanpa perabot apapun, hanya sebuah meja persegi dengan kaki meja yang dipangkas hingga berukuran jauh lebih kecil dari biasanya. Berbagai benda-benda pusaka seperti keris, tombak, panah serta berbagai patung-patung berwajah menyeramkan menambah kesan angker di ruangan ini.  "Aku tahu. Semua orang yang datang menemuiku, pasti memiliki tujuan yang sama. Yang aku maksud, mau kamu apakan orang itu?" Tari tampak ragu-ragu untuk mengutarakan niatnya. Namun samar-samar, teli
Baca selengkapnya
5. Posesif
"Halo sayang, apa kamu sudah siap?" Tanya Bagas di seberang telepon sana. Seperti biasa sejak Andira diterima bekerja di sebuah perusahaan swasta 1 bulan yang lalu, Bagas selalu mengantar jemput Andira seperti halnya hari ini."Sudah sayang.""Kalau begitu, buka pintunya. Aku sudah di depan." Andira segera mematikan panggilannya dan bergegas membuka pintu rumahnya. Benar saja, Bagas sudah berdiri dengan gagahnya di depan gerbang rumahnya. Kemeja putih yang Bagas kenakan, begitu pas melekat di tubuh kekarnya hingga membuat Andira terpana akan ketampanan dan kegagahan prianya itu. Andira segera mengunci pintu rumahnya terlebih dahulu, sebelum akhirnya dia berlari menemui Bagas."Hei, kamu kenapa sayang?" Bagas mencubit gemas hidung Andira, saat kekasihnya itu menatap dirinya tanpa berkedip sedikitpun. "Apa kamu baru sadar kalau kekasihmu ini sangat tampan?" Godanya. Andira mengerjapkan kedua matanya, ia baru tersadar saat Bagas menggodany
Baca selengkapnya
6. Ijab qobul
"Praangg."  Sebuah suara menggangu momen intim antara Andira dan Bagas. Keduanya menoleh ke arah sumber suara dan ternyata itu ulah Kevin sang atasan yang sengaja melempar botol bekas soda. "Ingat, di jalan tidak boleh mesum!" Ucapnya, lalu dia masuk ke dalam mobilnya dan melajukannya dengan kecepatan tinggi. Bagas tergelak saat melihat tingkah aneh atasan kekasihnya itu.  "Hei, kenapa tertawa?" Tanya Andira menautkan kedua alisnya.  "Tidak, tidak apa-apa. Aku heran kenapa dia kepo sekali dengan kita." Ucapnya yang masih di selingi dengan tawa. "Apa jangan-jangan, tadi kamu sengaja untuk mengerjai Pak Kevin ya?" Tanya Andira yang kemudian di angguki oleh Bagas. "Kenapa? Apa kamu ingin, sayang? Boleh aku melakukannya sekarang?" Tanyanya dengan nada menggoda. "Cih, kamu itu bicara apa. Ayo cepat pulang." Tangan Andira meraih helmnya namun Bagas menahannya.  "Aku pakaikan." Dengan telaten Bagas kembali
Baca selengkapnya
7. Malam pertama (21+)
Sinar rembulan mulai menyapu seluruh belahan bumi, menyinari rasa dingin karena angin malam yang menerjang bumi. Malam ini adalah malam pertama Andira memulai hidupnya sebagai seorang istri dari pria yang sudah 3 bulan berstatus sebagai kekasihnya. Maski hubungan mereka terbilang sebentar, tapi Bagas berhasil meyakinkan Andira dan mempersunting dirinya menjadi seorang istri. Waktu sudah menunjukkan pukul satu dini hari. Namun Bagas dan Andira masih enggan untuk terlelap, meski tubuh mereka benar-benar terasa lelah karena acara pernikahan tadi. Andira yang bisanya tidur seorang diri di kamarnya mendadak gugup dan gelisah, saat untuk pertama kalinya dia harus berbagi kamar dengan seorang pria. Detak jantungnya semakin berpacu seolah tengah lari maraton, tubuhnya pun kini berkeringat dingin.  Sama halnya dengan Bagas. Tubuhnya juga berkeringat dingin, tapi bukan karena dia tidak terbiasa jika harus berbagi ranjang. Melainkan karena dia harus berperang dengan hasrat
Baca selengkapnya
8. Awal dari segalanya
Cahaya terang yang menyelinap di sela-sela jendela kamar, tidak dihiraukan oleh sepasang insan yang sedang malakukan pemanasan pagi hari. Meski tidak dengan penyatuan tubuh, tapi mereka mampu menghasilkan desahan serta erangan kenikmatan di atas ranjang mereka yang masih berhiaskan bunga. Ya, karena melihat penderitaan sang suami yang terjaga semalaman karena hasrat yang tak bisa tersalurkan, akhirnya Andira membiarkan Bagas untuk mencumbu dan menikmati tubuhnya dan mau tidak mau Bagas juga harus menuntaskan hasratnya secara soloist. Setelah Bagas berhasil menuntaskan hasratnya, dia tertidur dengan sangat pulas. Sedangkan Andira, karena kini dia hanya tinggal berdua saja di rumah baru pemberian sang mertua, jadi dia harus menyelesaikan tugasnya di dapur untuk menyiapkan sarapan paginya bersama sang suami. Setelah semua selesai, Andira memutuskan untuk membersihkan diri terlebih dahulu lalu kemudian bersolek sebelum akhirnya ia membangunkan sang suami untuk sarapan be
Baca selengkapnya
9. Aku bukan suamimu!
  "S-siapa?" Tanya Andira dengan suara yang gemetar karena ketakutan. "Dira, ini kakak."  Seketika, ada perasaan lega yang menyelimuti hati Andira saat mendengar suara yang sangat ia kenali. Dia bergegas melangkah ke arah pintu, lalu kamudian memutar gagang kunci untuk membuka pintu rumahya. Wuussh... Angin berhembus kencang bersamaan dengan terbukanya pintu rumah, menerjang tubuh Andira yang berdiri di ambang pintu. Dedaunan yang mengeringpun ikut terbawa angin, masuk hingga ke teras rumah. Andira mengedarkan pandangannya, mencari pemilik suara yang ia kira kenali namun hasilnya nihil. "Kak? Kak Ema di mana? Ini tidak lucu loh Kak." Hawa dingin mulai menerpa kulit Andira, menusuk hingga ke tulang dan membuat bulu kuduknya merinding.Tiba-tiba, sekelebat bayangan hitam melesat cepat di taman samping rumahnya. "S-siapa itu? K-kak Ema, apa itu dirimu?" Andira memberanikan diri untuk memeriksanya, pelan-pelan ia melangkah
Baca selengkapnya
10. Maaf
Entah kemana perginya jiwa Bagas yang sesungguhnya dan siapa yang tengah bersemayam dalam jasadnya saat ini. Yang pasti, malam ini tubuh Bagas benar-benar brutal dan tidak bisa di kendalikan. Wanita yang sangat berarti dalam hidupnyapun kini terisak di bawah kungkungannya karena perlakuan buruknya. "Tidak sayang, jangan lakukan itu." Seru Andira di tengah-tengah isak tangisnya. Tubuhnya yang lemah tidak bisa menandingi kekuatan tubuh Bagas. Dia hanya bisa menangis dan mencoba untuk menyadarkan sang suami. "Aaaargh..." Andira berteriak saat tubuh Bagas kembali mengambil ancang-ancang untuk melukai dirinya. Bruugh. Tubuh Bagas terjungkal saat mendapat tendangan dari seseorang. Plakk, satu tamparan keras berhasil mendarat di pipi kiri Bagas. "Bagas! Apa yang kamu lakukakan? Dia itu istri kamu!" Hardik Deni, sang kakar ipar. "Kakak?" Ya, Ema serta Deni sang suami yang baru saja datang, langsung berlari saat mendengar teriakan Andira dari dalam. Berunt
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status