Untuk menghindari perjodohannya dengan Alexa Housten, Lucas berencana membunuh perempuan itu. Namun, belum sempat Lucas menjalankan rencananya, tiba-tiba takdir mempermainkan mereka: tubuh mereka tertukar! Apa yang harus keduanya lakukan?
View MoreDi tengah malam yang gelap dan panas, tepatnya di sebuah kompleks bangunan kosong kota Tuen Mun. Di sudut kompleks yang kekurangan pencahayaan itu terdapat pria tua tengah merintih begitu tersiksa, napasnya mulai melemah saat cengkeraman kuat menusuk setiap urat nadi di lehernya.
Pria tua itu berdiri kaku dalam cengkraman seorang pria .
“A.. ampun Tuan,” pria tua itu merintih memohon meminta belas kasihan di sisa usianya.
Lucas menyeringai puas, dia melepaskan cengkeramannya perlahan dan berhenti bermain-main dengan pria tua yang hampir sekarat.
“Segera tinggalkan Hong Kong, atau kupenggal lehermu,” bisiknya dengan liar.
“Bereskan dia!” perintah Lucas pada seseorang di belakangnya.
Dalam satu gerakan Lucas langsung membalikan badan, pria itu langkahnya lebar menuju sebuah mobil yang sudah menunggunya. Begitu melihat Lucas yang kembali dengan cepat, dengan sigap pengawalnya membukakan pintu dan mempersilahkannya masuk.
Lucas terduduk di kursinya sambil mengusap telapak tangannya dengan tishu.
Perasaan Lucas terasa sedikit lebih lega setelah sedikit memberi pelajaran pada Jain, ayah dari karyawan Lucas yang berkhianat.
Ponsel di saku Lucas bergetar, dengan malas pria itu merongohnya, Lucas terdiam sejenak melihat nama seseorang tertera di layar handponenya.
“Di mana kau sekarang?” Teriakan seorang wanita terdengar keras begitu Lucas menerima panggilannya.
“Ada apa?”
“Ada apa katamu? Jangan berpura-pura lupa Lucas, malam ini kau ada pertemuan dengan Alexa, calon istrimu. Kau harus datang!”
Lucas memijat batang hidungnya dengan kuat. “Aku tidak bisa datang Bu, aku sibuk.”
“Dengar Lucas. Datang atau tidaknya dirimu saat ini, ini tidak akan mengubah kesepakatan kelurga. Kau tetap harus menikah dengan Alexa!.”
Sambungan sudah terputus begitu saja.
Lucas menarik napasnya perlahan menahan emosinya yang tidak tertahan. Sudah hampir dua bulan ini orang tuanya gencar berusaha menjodohkannya dengan gadis bernama Alexa itu.
Lucas sama sekali tidak mengerti, entah apa yang spesial darinya, gadis yang bernama Alexa itu masih berumur dua puluh tahun! Lucas tidak suka perempuan yang masih muda, dan menikah bukanlah tujuan hidupnya.
Sejak rencana perjodohan terjadi, sudah ada enam pertemuan yang Lucas lewatkan dengan Alexa.
Mereka belum pernah bertemu sama sekali. Setiap kali ada pertemuan keluarga maupun pertemuan secara khusus, Lucas akan mencari seribu cara agar tidak datang, apapun alasannya, yang penting dia tidak datang.
"Tuan, apakah Anda baik-baik saja?" tanya Shwan yang sejak tadi diam di sampingnya.
Lucas menggeleng termenung dan sibuk dengan pikirannya sendiri.
Beberapa menit terdiam, sorot mata Lucas yang kebiruan itu berubah tajam mengkilat misterius bersamaan dengan seringai jahat yang menghiasi wajah tampannya.
Ada sesuatu yang terlintas di pikiran Lucas saat ini.
“Aku tahu jalan keluarnya” gumam Lucas penuh ambisi. Lucas menyeringai, menatap tajam Shwan. “Bunuh dia,” titah Lucas tiba-tiba.
Shwan menelan salivanya dengan kesulitan, Shwan merasakan firasat buruk di balik kata-kata Lucas. “Maksud Anda?” tanya Shwan hati-hati.
“Bunuh dia!”
“Ma-maksud Anda?” Shwan terbata.
“Bunuh Alexa Housten untukku! Jika dia tiada, perjodohan tidak akan berlanjut.”
Shwan menegang, mau tidak mau dia mengangguk patuh mendengarkan ucapan keji bosnya.
***
"Bastard!" Alexa melempar sepatunya ke lantai. "Dia pikir dia siapa? Siapa juga yang mau menikah dengan manusia arogan sepertinya?" teriak Alexa terdengar sangat marah.
Alexa sudah berusaha meluangkan waktunya untuk malam ini, tapi apa yang dia dapat? Alexa duduk sendirian lebih dari satu jam lamanya untuk bertemu dengan Lucas William.
Tapi, ke mana pria itu? Dia tidak datang seperti biasa.
Alexa merasa marah dan sangat terhina dengan sikap semena-mena Lucas. Padahal, dia sendiri berusaha datang dan bertemu Lucas bukan karena ingin melanjutkan rencana perjodohan mereka. Alexa ingin mereka bekerja sama membatalkan perjodohan yang terjadi.
Kejadian memalukan ini tidak terjadi satu kali, Lucas William tidak datang lebih dari tiga kali. Ini sudah sangat keterlaluan bagi Alexa.
“Aku benci Lucas! Aku benci!” teriak Alexa dengan keras.
“Berhenti mengomel Lex, walau bagaimanapun dia calon suamimu. Mungkin dia sibuk bekerja karena itu tidak bisa datang,” nasihat Connor mulai angkat bicara.
“Kenapa Ayah terus membelanya?”
“Ayah tidak membela, tapi tidak sepantasnya kita marah karena alasan yang belum pasti,” nasihat Connor lagi mengingatkan, dia harus menangani kemarahan Alexa sendirian dengan hati-hati.
“Aku benar-benar heran, kenapa Ayah begitu ingin menjodohkan aku dengan pria berkpribadian buruk seperti dia?”
“Kau baru bisa menilai dia setelah bertemu Alexa.”
“Bagaimana bisa kita bertemu sementara dia sudah melewatkan enam pertemuan kita?” Alexa berteriak frustasi.
“Alexa, tenanglah. Kalian masih memiliki banyak waktu, jangan terlalu dipikirkan. Semuanya akan baik-baik saja, ayah akan meminta penjelasan Lucas mengenai alasan dia melewatkan pertemuan kalian,” Connor kembali menasihati Alexa.
Alexa tidak bisa di perlakukan dengan keras karena dia sangat cengeng dan sensitif. Sifat Alexa yang rapuh ini tidak lepas dari hasil didikan Connor, ayahnya yang terlalu memanjakannya sejak kecil. Connor tidak tahu cara mendidik Alexa selain memanjakannya dengan memberikan apapun yang Alexa inginkan.
Ke mana ibu Alexa? Ibu Alexa meninggal tepat setelah melahirkannya.
Kini Alexa sudah dewasa, sementara Connor semakin menua.
Ada banyak kekhawatiran yang Connor rasakan ketika menyadari bahwa Alexa belum berubah sama sekali, Alexa masih rapuh.
Connor butuh seseorang yang dapat menjaga Alexa, melindungi dan membuat gadis itu menjadi seseorang yang kuat. Lucas William adalah sosok yang paling cocok untuk Alexa, Connor merasakan itu.
Connor mengusap tengkuknya yang terasa berat, pria itu kembali melihat Alexa yang kini mulai menangis masih terselimuti kemarahan. “Setelah ini, ayah akan kembali mengatur waktu pertemuan kalian.”
“Aku tidak mau!” tolak Alexa.
“Kau harus tetap bertemu Lucas.”
"Alexa benci Ayah."
"Ayah sayang padamu Alexa," suara Connor melembut, sayangnya itu tidak meruntuhkan kemarahan Alexa sedikit pun.
Alexa menghentakkan kakinya dengan kesal, gadis itu berbalik dan berlari menuju kamarnya untuk mengurung diri dan menangis lebih keras di bawah selimutnya.
“Brengsek! Aku tidak mau menikah dengan bajingan seperti dia. Lebih baik aku mati daripada hidup dengan orang arogan itu," umpat Alexa untuk kesekian kalinya.
Suara roda ranjang yang dorong berderak melewati setiap lorong rumah sakit, genggaman tangan Lucas mengerat memandangan Alexa yang terbaring kesakitan.Seorang dokter menahan langkah Lucas yang akan ikut memasuki ruangan bersalin, "Maaf Tuan, silahkan tunggu."“Aku ingin menemani isteriku, dia membutuhkan aku!” Geram Lucas tidak suka dengan siapapun yang mengahalangi keinginannya.“Anda ikuti prosedurnya, dengan begitu semuanya akan berjalan lebih cepat,” ucap dokter tersebut masih dengan ketanangan.“Tuan, sebaiknya ikuti apa yang di katakan Dokter. Biar Nyonya Alexa lebih cepat di tangani,” usul Shwan mengusap bahu Lucas agar tuannya bisa lebih tenang.Kemarahan Lucas sedikit berkurang, dengan terpaksa dia mundur dan memberi jalan dokter tersebut. Ketegangan dibahu Lucs mengedur, perlahan Lucas terduduk di kursi, memandang daun pintu yang masih tertutup rapat. Ledua tangannya saling bertautan memanjatkan do'a dan berusaha meredakan kecemasan juga rasa takutnya. “Nyonya Alexa akan
Kemurungan hati Lucas tampak jelas di raut wajahnya, Julian adalah sahabat satu-satunya yang dia miliki di muka bumi ini.Lucas mengerti, Julian telah jatuh cinta kepada kekasih Armin. Pria itu benci di usik karena kedatangan Armin dalam kebahagiannya.Kebingungan Lucas bertambah, dia tidak dapat menjauhkan Armin sedikit pun. Pria itu sama kuatnya dengan Julian.Suara deringan telepon masuk menjeda Lucas yang sempat akan membuka pintu mobil. “Shwan.”“Tuan,” suara napas Shwan memburu dan kasar, “nyonay Alexa kabur.”“Sialan!” maki Lucas murka. “Dapatkan dia sebelum membuat ulah!”“Iya, Tuan.”Decitan kasar suara mobil yang meninggalkan tempat sangat terdengar keras. Hati Lucas bergemuruh kesal dengan sikap manja Alexa yang tidak pernah berubah, bahkan dengan perut besarnya yang sekarang pun Alexa masih gemar membuat ulah.***Sorak suara penonton baseball bergemuruh penuh semangat, mereka menyanyikan lagu kebagsaan Neydish setelah pertarungan usai.Alexa berteriak merasakan euforia pe
Peluh keringat membasahi wajah Alexa, sesekali gadis itu menyekanya dengan punggung tangan dan melanjutkan untuk mendekor kamar untuk calon buah hatinya.Shwan dan para pengawal mengangkut beberapa barang, meletakannya sesuai dengan apa yang Alexa inginkan.Nuansa warna hijau sangat mencolok dengan banyaknya hiasan dinding, beberapa mainan sudah tersedia di dalam kurungan pagar. Sebuah teleskop berdiri kokoh di depan jendela, boneka-boneka pesawat kecil menggantung dan berputar di atas ranjang kecil bayi.Alexa menjatuhkan dirinya ke sofa, menyangga bawah perutnya yang semakin membesar dan membuatnya merasakan beban berat.“Nyonya” Shwan berdiri di hadapan Alexa. “Ada yang bisa saya kerjakan lagi?”Tubuh Alexa meringkuk di sofa, gerakan matanya melambat, ia menguap merasakan kantuk yang menyerang. “Apa aku boleh jalan-jalan?”Shwan tersenyum kaku. “Maaf Nyonya, sebaiknya Anda meminta izin pada Tuan Lucas terlebih dahulu,” jawabnya sebijak mungkin. Semakin bertambahnya usia kandunga
Enam bulan kemudian..Suara angin berhembus lembut menerpa dadaunan dan mejatuhkan ranting keringnya ke permukaan air.Hamparan rumput hijau membentang luas mengelilingi rumah baru Lucas dan Alexa. Rumah itu jauh dari kesan mewah seperti mansionnya di Hong Kong, namun deburan ombak di bawah tebing menjadi menjadi pesona tersendiri.Pemandangan di setiap sudut rumah mengarah pada kekuatan hedonisme, gedung-gedung menjulang kokoh di depan taman hiburan yang langsung mengarah ke laut.Club malam, hotel, dan sebuah kasino yang berkilauan di puncak tertinggi gedung, layaknya sebuah berlian raksasa yang menggambarkan kekayaan.Hekataran kincir berdiri kokoh telah menjadi penerang sebagian pulau itu.Jauh dari keramaian, jalanan yang luas membentang indah menembus, hutan dan kebun lavender yang menghidupi ratusan petani yang hidup di pinggiran sungai.Lucas berdiri di pinggiran tebing, berpegangan pada pagar sambil menikmati segelas anggur.Rambutnya bergerak mengikuti ke mana arah angin men
Dalam remang cahaya, Alexa duduk menikmati popcornnya sambil melihat layar depannya yang menampilkan film THE LEGO MOVIE 2: THE SECONDPART.Tanpa Alexa sadari, jika Lucas telah menyusul masuk dan duduk di sampingnya. Setelah perkataan Armin mengenai keadaan Alexa yang kemungkinan hamil berhasil membuat Lucas tidak bisa tidur sepanjang malam. Pria itu gelisah, tenggelam dalam renungan dan banyak kekhawatiran.Lucas masih trauma dengan kehamilan yang menimpa Lucy, dan Lucas belum siap menjadi seorang ayah.Lucas bertanya-tanya pada dirinya sendiri. Apa yang kini harus dia lakukan?Lucas masih belum bisa menjadi suami yang baik untuk Alexa, dan kini Lucas harus memikirkan kemungkinan jika Alexa tengah mengandung anaknya.Tanggung jawab di tangan Lucas kian membesar.Sempat Lucas berpikir untuk meminta Alexa menggugurkan kandungannya, mungkin itu keputusan yang terbaik.Tapi, jauh di dalam lubuk hati Lucas, dia akan menjadi bajingan paling kotor dan menjijikan di dunia ini bila menolak k
Langkah Lucas langsung terhenti, dalam satu gerakan dia berbalik. Alexa langsung menjatuhkan tubuhnya ke lantai sambil memijat kepalanya.Dengan cepat Lucas berlari ke arah Alexa dan memeluknya. “Apa kau terluka?” Tanya Lucas khawatir. Alexa menggelengkan kepalanya membiarkan Lucas menggendongnya.“Di mana kamarmu?” Tanya Lucas dengan langkah lebarnya, Alexa menunjuk ke arah tangga menunjuk kamar pertama yang dulu sering dia gunakan ketika menginap di rumah Armin.Tubuh Alexa di baringkan di atas ranjang, Lucas menaikan selimut sampai dadanya. “Aku Akan memanggil Doker.”“Jangan!” jawab cepat Alexa,. “Armin juga Dokter. Dia bisa mengurusku,” cegah alexa mulai panik, setetes keringat dingin langsung membasahi pelipisnya.Lucas mengangguk sedih, mengusap helain rambut yang menempel di wajah Alexa. “Aku akan pesan makanan. Kamu mau apa?”Alexa menggeleng lemah, perutnya sudah sangat keras dan penuh tidak dapat menampung apapun lagi. “Aku tidak nafsu makan.”“Aku mohon Alexa, makanlah.
Armin bersedekap dan duduk santai melihat Alexa yang tengah duduk di depannya memakan sup dengan lahap, sepertinya belum cukup bagi Alexa makan dua loyang pizza.Namun, sepertinya dengan banyak makan cukup efektif bagi Alexa agar tidak menangis terus menerus, memikirkan perkataan Lucas yang berhasil mematahkan hatinya. Jika diteliti, Alexa memiliki nafsu makan yang lebih banyak dari biasanya. Alexa seorang model, biasanya dia akan pilih-pilih makanan, tapi sekarang ada sesuatu yang berbeda.“Kau memiliki pola makan yang berbeda dari biasanya,” komentar Armin.“Aku juga tidak tahu, satu minggu terakhir ini aku terus-terus suka makan dan ingin dekat-dekat dengan Lucas”“Benarkah?”Alexa termenung sedih dengan mulut yang mengunyah. “Awalnya aku sangat membencinya karena dia kasar dan bertempramen buruk, terkadang aku suka takut dengannya. Namun, setelah aku lebih dekat mengenal Lucas, aku merasa nyaman meski dia tidak selembut Dev. Meski Lucas sering membentakku dan memaksaku untuk berc
Dengan tangan terkepal Lucas berkata. “Jadi, kau lebih memilih temanmu dibandingkan aku? Apa itu artinya, kita harus bercerai Alexa?”Alexa tertunduk menatap dedaunan di tanah, air matanya berjatuhan membasahi tangangannya. Alexa tidak dapat berbicara lagi.“Lepaskan cincin pernikahan itu!” pinta Lucas.Alexa tersenyum getir melihat cincin pernikahannya yang masih tersemat di jari manisnya, dengan gemetar dan beruraian air mata Alexa melepaskannya.Hati Alexa semakin hancur dan sakit, perkataan Lucas sangat mengguncangnya. Alexa tahu letak kesalahannya, namun keputusan Lucas yang secepat ini tanpa beban sudah membuat Alexa menerka-nerka jika hubungan pernikahan mereka tidaklah sekuat yang Alexa pikirkan.Dengan kasar Armin mengambil cincinnya dari tangan Alexa. “Biar aku yang memberikannya Alexa, sekarang kau masuklah ke rumahku, ada yang harus aku katakan pada Lucas.”Tangis Alexa yang kuat terdengar lebih jelas, gadis itu merintih merasakan hatinya yang sangat sakit.Alexa berbalik
Dalam diam Alexa duduk di kusen jendela, tangannya menggenggam sebuah remote yang tidak dia ketahui seutuhnya.Tanpa rasa curiga apapun Lucas meninggalkannya pergi menyelesaikan semua keributan yang ada.Sudah kesekian kalinya Alexa memeriksa arah jam dinding karena sudah cukup lama dia menunggu.Sementara di tempat lain Lucas menggelar pertemuan penting. Kerusuhan yang baru terjadi satu hari itu telah mempengaruhi saham perusahaanya. Berkali-kali Alexa menguap dan menahan pegal di punggungnya, namun pandangannya masih fokus ke jalanan.Mobil yang di tunggunya datang..Alexa turun dari kusen jendela dan menutup gordengnya. Perlu waktu beberapa detik agar bagi Alexa menunggu mobil itu sampai di depan gerbang dan mendekat sebuah belokan halaman.Geggaman tangan Alexa menguat, ibu jarinya menekan tombol merah di remote.Sebuah ledakan dahsyat di bawah tanah berhasil melemparkan mobil box itu dengan mudah. Para pengawal Lucas berlari berhamburan mengeluarkan senjata mereka. “Tidak!” Tubuh
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments