Bagaimana Kisah Kematian Prabu Pandu Dalam Mahabharata?

2025-12-07 09:35:36 157

3 Jawaban

Sophie
Sophie
2025-12-09 02:14:35
Pandu adalah karakter yang selalu membuatku merasa kasihan setiap kali membaca Mahabharata. Bayangkan, dia seorang raja yang kompeten tapi harus menyerahkan tahta karena kutukan, lalu hidup mengasingkan diri di hutan. Kisah kematiannya begitu pahit—dia tewas karena tidak bisa menahan nafsu terhadap istrinya sendiri, Madri. Padahal, dia sudah tahu risikonya karena ada kutukan yang jelas-jelas memperingatkannya. Tapi mungkin itu justru menunjukkan sisi manusiawinya; dia bukan dewa atau tokoh sempurna, melainkan manusia dengan kelemahan.

Yang bikin sedih adalah dampak kematiannya terhadap keluarga. Kunti tiba-tiba harus menjadi single parent bagi lima anak (meski technically Yudistira, Bima, dan Arjuna adalah anaknya, sementara Nakula dan Sadewa anak Madri). Kematian Pandu juga memicu persaingan lebih sengit antara Pandawa dan Kurawa, karena Duryodana jadi semakin leluasa memanipulasi situasi. Kalau dipikir-pikir, tanpa kematian tragis Pandu, mungkin perang mahabharata tidak akan terjadi—atau setidaknya tidak sebesar itu.
Jack
Jack
2025-12-10 21:04:07
Kematian Pandu itu salah satu momen paling ironis dalam Mahabharata. Dia mati karena sesuatu yang seharusnya membahagiakan—hubungan intim dengan istri. Tapi begitulah karma; kesalahan masa lalu (membunuh resi) akhirnya menuntut balas. Yang menarik, Madri memilih sati (mati bersama suami) setelah itu, meninggalkan Kunti dengan tanggung jawab besar. Kematian Pandu bukan sekadar tragedi personal, tapi titik balik bagi seluruh alur cerita, karena Pandawa yang yatim itu akhirnya kembali ke Hastinapura dan memicu ketegangan dengan Kurawa.
Noah
Noah
2025-12-12 14:46:44
Ada sesuatu yang tragis dan sekaligus filosofis tentang bagaimana Pandu menemui ajalnya. Raja Hastinapura itu sebenarnya adalah sosok yang bijaksana dan adil, tapi dikutuk oleh seorang resi karena secara tidak sengaja membunuhnya saat sedang bercinta dengan Madri. Kutukan itu menyatakan bahwa Pandu akan mati jika mencoba melakukan hubungan intim lagi. Selama bertahun-tahun, Pandu hidup sebagai pertapa bersama kedua istrinya, Kunti dan Madri, sampai suatu hari nafsu menguasainya. Dalam keadaan tak terkendali, ia memaksa Madri untuk bercinta, dan kutukan itu pun terjadi—Pandu tewas seketika. ironisnya, kematiannya justru membuka jalan bagi perang besar Mahabharata, karena para pandawa yang masih kecil harus hidup dalam bayang-bayang Kurawa.

Yang menarik dari kisah ini adalah bagaimana Mahabharata menggambarkan konsep karma dan takdir. Pandu, meskipun seorang raja yang baik, tidak bisa lepas dari kesalahan masa lalunya. Kematiannya juga menunjukkan betapa nafsu bisa menghancurkan bahkan orang yang paling bijak sekalipun. Madri, yang merasa bersalah, memilih untuk mati di atas pembakaran jenazah suaminya, meninggalkan Kunti untuk membesarkan lima Pandawa sendirian. Tragedi ini seperti benang merah yang menghubungkan nasib para Pandawa dengan konflik besar yang akan datang.
Lihat Semua Jawaban
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Buku Terkait

Prabu
Prabu
Prabu Sanjaya adalah seorang siswa SMA biasa yang selalu menjadi sasaran perundungan di sekolahnya. Selama satu tahun ia hampir menyerah dan berharap saat kenaikan kelas tidak bersama dengan kelompok yang selalu mengganggunya. Namun nasibnya tak pernah beruntung. Hampir mengakhiri hidupnya hingga ia bertemu dengan Kang Lawana ahli bela diri yang membuat hidupnya berubah. Perjalanan untuk balas dendam pada kelompok perundung pun dimulai. Dan demi mengangkat derajat ibunya, ia pun mengikuti kompetisi pendekar kerajaan.
Belum ada penilaian
5 Bab
KUMPULAN KISAH DALAM KEHIDUPAN
KUMPULAN KISAH DALAM KEHIDUPAN
Kisah disini menceritakan pengalam-pengalaman hidup seseorang yang bisa dijadikan pelajaran berharga bagi kehidupan orang lain. Sebelum melakukan sesuatu hendaknya berpikir dahulu supaya apa yang dilakukan tidak menjadi bumerang bagi dirinya sendiri.
Belum ada penilaian
3 Bab
Bagaimana Mungkin?
Bagaimana Mungkin?
Shayra Anindya terpaksa harus menikah dengan Adien Raffasyah Aldebaran, demi menyelamatkan perusahaan peninggalan almarhum ayahnya yang hampir bangkrut. "Bagaimana mungkin, Mama melamar seorang pria untukku, untuk anak gadismu sendiri, Ma? Dimana-mana keluarga prialah yang melamar anak gadis bukan malah sebaliknya ...," protes Shayra tak percaya dengan keputusan ibunya. "Lalu kamu bisa menolaknya lagi dan pria itu akan makin menghancurkan perusahaan peninggalan almarhum papamu! Atau mungkin dia akan berbuat lebih dan menghancurkan yang lainnya. Tidak!! Mama takakan membiarkan hal itu terjadi. Kamu menikahlah dengannya supaya masalah selesai." Ibunya Karina melipat tangannya tegas dengan keputusan yang tak dapat digugat. "Aku sudah bilang, Aku nggak mau jadi isterinya Ma! Asal Mama tahu saja, Adien itu setengah mati membenciku! Lalu sebentar lagi aku akan menjadi isterinya, yang benar saja. Ckck, yang ada bukannya hidup bahagia malah jalan hidupku hancur ditangan suamiku sendiri ..." Shayra meringis ngeri membayangkan perkataannya sendiri Mamanya Karina menghela nafasnya kasar. "Dimana-mana tidak ada suami yang tega menghancurkan isterinya sendiri, sebab hal itu sama saja dengan menghancurkan dirinya sendiri. Yahhh! Terkecuali itu sinetron ajab, kalo itu sih, beda lagi ceritanya. Sudah-sudahlah, keputusan Mama sudah bulat! Kamu tetap harus menikah dangannya, titik enggak ada komanya lagi apalagi kata, 'tapi-tapi.' Paham?!!" Mamanya bersikeras dengan pendiriannya. "Tapi Ma, Adien membenc-" "Tidak ada tapi-tapian, Shayra! Mama gak mau tahu, pokoknya bagaimana pun caranya kamu harus tetap menikah dengan Adien!" Tegas Karina tak ingin dibantah segera memotong kalimat Shayra yang belum selesai. Copyright 2020 Written by Saiyaarasaiyaara
10
51 Bab
Dinikahi Mas Pandu
Dinikahi Mas Pandu
Zita dan Pandu, dipertemukan secara tak sengaja pada momen tak direncanakan juga. Secara spontan, Pandu yang baru beberapa jam mengenal Zita segera mengajak menikah. Zita, sosok ceria yang memang nekat juga, mengiyakan ajakan Pandu. Setelah dilamar dan menikah dalam kurun waktu 4 jam, kini Pandu dan Zita memulai hidup baru di kota tempat Pandu bekerja di perusahaan minyak negara. Zita selalu dibuat kesal oleh suaminya sendiri, sampai ia bersumpah tidak akan mudah luluh dengan godaan suaminya yang masih belum bisa mendapatkan malam pertama mereka? Tapi apa bisa? Disaat Zita gerah karena Pandu yang tak enakan dengan orang lain, mendadak membuatnya cemburu? Dunia pernikahan pun, dijalankan keduanya dengan kehebohan dan belum apa-apa ujian sudah diterima Zita. Munculnya para pelakor yang membuat Zita, pada awalnya merasa santai, mendadak geram dan dengan berani melabrak mereka. Pandu orang yang tak enakan, sehingga mudah dimanfaatkan orang lain. Tanpa adanya rasa cinta, hingga perlahan, perasaan masing-masing itu muncul setelah kejadian Zita mulai merasa cemburu dengan seorang wanita yang mencoba mendekati Pandu. Belum lagi, perkumpulan istri-istri karyawan para pekerja kilang minyak yang berada di belakang Zita saat istri Pandu itu menghajar wanita-wanita yang mencoba menggagu suaminya. Kehidupan mereka semakin seru saat akhirnya Zita hamil kembar tiga, namun, kembali ujian menerpa mereka saat tragedi yang mendera Pandu dipekerjaannya, hampir membuat nyawa Pandu bahkan Zita yang hamil tua hampir meninggal. Mereka sadar jika saling menggilai pada akhirnya, sikap Zita yang santai dan suka asal bicara mampu membuat Pandu tertawa geli jika Zita sudah melakukan itu karena Pandu itu seseorang yang kalem. Rumah tangga mereka penuh dengan warna, dan juga kehebohan dengan anak mereka yang kembar tiga.
10
82 Bab
Bagaimana Denganku
Bagaimana Denganku
Firli menangis saat melihat perempuan yang berada di dalam pelukan suaminya adalah perempuan yang sama dengan tamu yang mendatanginya beberapa hari yang lalu untuk memberikannya dua pilihan yaitu cerai atau menerima perempuan itu sebagai istri kedua dari suaminya, Varel Memilih menepi setelah kejadian itu Firli pergi dengan membawa bayi dalam kandungannya yang baru berusia delapan Minggu Dan benar saja setelah kepergian Firli hidup Varel mulai limbung tekanan dari kedua orang tuanya dan ipar tak sanggup Varel tangani apalagi saat tahu istrinya pergi dengan bayi yang selama 2 tahun ini selalu menjadi doa utamanya Bagaimana Denganku?!
10
81 Bab
Pandu Kesatria Genda Yaksa
Pandu Kesatria Genda Yaksa
Dengan demikian, Pandu sudah tidak resah lagi. Ia kembali melanjutkan perkelahiannya dengan Andaresta. Tangan kanannya melesat cepat hinggap di wajah Andaresta, pukulan tersebut membuat Andaresta terjatuh dan bermuntahkan darah. Setelah menghujami Andaresta dengan beberapa pukulan keras mengenai wajahnya. Tiba-tiba saja Pandu terjatuh sambil memekik menahan hawa panas di sekujur tubuhnya. Hal tersebut tentu dimanfaatkan oleh Andaresta, ia bangkit dan langsung melesat ke udara meninggalkan tempat tersebut. Karena saat itu, ia pun sudah mengalami luka parah akibat hantaman tenaga dalam yang dilancarkan oleh Pandu. "Tolong aku Paman!" teriak Pandu kesakitan. Dari mulut dan telinganya tampak mengalir darah segar begitu derasnya. Damara pun segera melangkah terpincang-pincang menghampiri Pandu yang sedang kesakitan. Saat itu, ia langsung membantu membangunkan Pandu. "Racun dalam tubuhmu sudah mulai bereaksi," ujar Damara. "Duduklah! Paman akan segera membantu mengeluarkan racun di dalam aliran darahmu!" sambung Damara, kedua tangannya memegangi tubuh Pandu. Tanpa bisa menjawab lagi, tiba-tiba saja tubuh Pandu tergeletak di hadapan Damara. Pemuda itu sudah tak sadarkan diri. Damara bergegas menotok seluruh peredaran darah di tubuh Pandu. Kemudian, ia segera mengeluarkan racun tersebut dengan kekuatan tenaga dalamnya. #Ksatria #pejuang #kerajaan #fantasi #CahyaGumilar79 #pendekar #silat #goodnovel
10
130 Bab

Pertanyaan Terkait

Apa Hubungan Macan Putih Prabu Siliwangi Dengan Situs Sejarah?

3 Jawaban2025-10-20 19:32:57
Garis antara mitos dan batu-batu tua selalu membuatku penasaran. Dulu waktu mengunjungi area Bogor aku sempat berdiri lama di depan sisa-sisa Pakuan Pajajaran — meski yang terlihat sekarang cuma jejak dan cerita, atmosfernya tetap berat oleh sejarah. Dalam tradisi Sunda, Prabu Siliwangi bukan hanya nama raja; ia melekat sebagai figur legendaris yang sering dihubungkan dengan macan putih, simbol perlindungan dan kewibawaan. Macan putih ini muncul dalam cerita rakyat sebagai penjaga kerajaan, kerap dipercaya muncul di sekitar situs-situs bersejarah yang dulu menjadi pusat kekuasaan Sunda. Hubungan antara macan putih dan situs sejarah sebenarnya dua arah: situs memberi konteks fisik bagi legenda, sementara legenda memberi makna spiritual pada situs tersebut. Contoh yang mudah dirasakan adalah kawasan sekitar Prasasti Batutulis dan bekas Pakuan — penduduk lokal kadang memperlakukan tempat-tempat ini sebagai kawasan sakral, mengaitkannya dengan jejak Siliwangi. Di sisi lain ada daerah hutan dan gunung, seperti wilayah yang sekarang jadi taman nasional, yang kisahnya bercampur antara habitat macan sungguhan dan figur macan putih yang mistis. Aku suka memikirkan ini sebagai dialog antara bukti arkeologis dan imajinasi kolektif: arkeologi memberi nama dan tanggal, lalu mitos memberi jiwa. Sayangnya, kadang komersialisasi pariwisata membuat narasi itu dangkal — padahal kalau kita memberi ruang pada cerita rakyat, situs-situs itu jadi hidup dan terjaga oleh komunitas setempat. Aku pulang dari kunjungan itu dengan rasa hormat — bukan hanya pada batu dan prasasti, tapi pada cara orang menjaga memori lewat kisah macan putih Siliwangi.

Tempat Mana Yang Menyimpan Artefak Macan Putih Prabu Siliwangi?

3 Jawaban2025-10-20 13:19:29
Aku sering kepikiran soal legendanya macan putih Prabu Siliwangi—selalu terasa seperti kisah yang hidup di antara sejarah dan kepercayaan rakyat. Dari pengamatan dan ngobrol-ngobrol dengan beberapa kolektor serta pemandu museum, tidak ada satu artefak tunggal yang secara resmi diakui sebagai 'macan putih' milik Prabu Siliwangi. Cerita macan putih cenderung bersifat simbolis dan mistis: macan itu lebih sering digambarkan sebagai roh pelindung kerajaan Pajajaran daripada benda fisik yang bisa dipajang. Kalau kamu mau melihat benda-benda pusaka yang berkaitan dengan kerajaan Sunda, tempat yang paling realistis untuk dikunjungi adalah museum-museum provinsi di Jawa Barat—misalnya Museum Negeri Provinsi Jawa Barat 'Sri Baduga' di Bandung—serta beberapa keraton atau istana lokal yang menyimpan koleksi pusaka keluarga atau simbol-simbol adat. Di sisi lain ada juga koleksi pribadi dan situs keramat di pedesaan yang mengklaim menyimpan tanda-tanda atau relik yang terkait Siliwangi; ini biasanya lebih bernuansa lokal dan sulit diverifikasi secara ilmiah. Bagiku, bagian terbaik dari mengikuti jejak ini bukan sekadar mencari benda, tapi merasakan lapisan cerita dan ritual yang menjaga ingatan tentang Siliwangi tetap hidup.

Siapa Yang Menceritakan Legenda Macan Putih Prabu Siliwangi?

3 Jawaban2025-10-20 02:05:05
Di kampung halamanku, cerita tentang macan putih Prabu Siliwangi selalu mengalir dari mulut-mulut tua yang duduk melingkar di warung kopi atau di beranda rumah. Mereka bukan sekadar menyampaikan satu versi kering; setiap orang menambahkan bumbu — ada yang menekankan unsur mistis, ada yang menyorot kepemimpinan Siliwangi, dan ada pula yang bilang macan itu simbol alam yang marah. Aku masih ingat bagaimana nenekku menceritakan adegan macan putih muncul di hutan, lengkap dengan suara gesekan ranting dan bau tanah basah — detail yang membuat semua anak diam terpaku. Selain para tetua, dalang dan pencerita tradisional seperti yang tampil dalam pertunjukan wayang golek atau cerita rakyat di pasar malam juga sering jadi perantara legenda itu. Mereka menghidupkan tokoh-tokoh lewat dialog, alur yang dipadatkan, dan kadang humor lokal, sehingga legenda terasa hidup bagi pendengar lintas generasi. Dalam beberapa upacara adat atau ziarah ke situs-situs peninggalan Pajajaran, penceritaan ini muncul kembali sebagai bagian dari menjaga tradisi. Kalau ditanya siapa yang menceritakan legenda itu, jawabanku sederhana: komunitas. Legenda macan putih Prabu Siliwangi adalah milik kolektif—diturunkan oleh para tetua, dalang, dan seluruh warga yang terus mengingatkan satu sama lain melalui kata-kata dan pertunjukan. Itu yang selalu membuatku merasa terhubung setiap kali cerita itu kembali diceritakan di sudut kampung, suatu rasa punya terhadap sejarah dan misteri yang tak lekang waktu.

Bagaimana Bukti Historis Tentang Macan Putih Prabu Siliwangi?

3 Jawaban2025-10-20 22:21:13
Aku masih terpesona oleh campuran mitos dan fakta seputar Prabu Siliwangi, jadi aku pernah menelusuri bukti-bukti yang ada tentang klaim 'macan putih' itu dan ini yang kutemukan. Sumber-sumber tertulis yang paling konkret terkait tokoh Siliwangi adalah naskah-naskah tradisional seperti 'Carita Parahyangan' dan beberapa babad Sunda yang merekam silsilah raja-raja Pajajaran serta cerita rakyat seputar mereka. Di dunia arkeologi dan epigrafi ada juga 'Prasasti Batutulis' di Bogor yang sering dikaitkan dengan raja yang dipopulerkan sebagai Siliwangi — itu bukti bahwa ada figur kerajaan dan tradisi politik yang kuat di wilayah tersebut. Namun, kalau soal macan putih secara harfiah, bukti historisnya sangat lemah sampai tidak ada. Harimau pernah hidup di Jawa (yang kita kenal sebagai harimau Jawa), tetapi bukti ilmiah tentang individu berwarna putih di pulau ini nyaris tidak ada; kemunculan harimau putih di alam biasanya akibat mutasi genetik yang langka, dan catatan alam serta fauna Jawa tradisional tak pernah mencatat fenomena itu secara meyakinkan. Catatan kolonial kadang memuat kisah dan observasi rakyat yang bercampur mitos, jadi sulit memisahkan keterangan faktual dari simbolisme. Kalau kupikir-pikir, gambaran macan putih lebih cocok dipahami sebagai simbol kekuasaan, keberanian, dan aura sakral raja — sesuatu yang memperkuat wibawa Siliwangi dalam cerita lisan. Dalam budaya Sunda, harimau memang punya konotasi spiritual, jadi transformasi atau hubungan mistis antara raja dan macan jadi bahan puitik yang kuat. Aku suka membayangkan macan putih itu sebagai metafora, bukan binatang yang benar-benar berdiri di samping singgasana, dan itu membuat legenda tetap hidup sampai sekarang.

Bagaimana Panduan Menulis Dongeng Pendek Untuk Pacar Dengan Sentuhan Pribadi?

3 Jawaban2025-09-26 19:28:46
Tentu saja, membuat dongeng pendek untuk pacar itu bisa jadi pengalaman yang luar biasa menyenangkan! Aku selalu merasa, yang terpenting adalah menyertakan elemen-elemen yang berarti buat hubungan kalian. Cobalah untuk menggali pengalaman bersama yang sudah kalian lalui. Misalnya, ingat ketika kalian pergi kencan pertama di taman? Mulailah cerita dengan latar belakang itu; buatlah sebuah taman ajaib di mana karakter utama kalian adalah kalian berdua. Berikan sentuhan fantasi, seperti ada makhluk lucu atau tanaman berbicara yang membantu karakter kalian dalam perjalanan. Selanjutnya, penting untuk menambahkan latar belakang emosional. Kenapa seorang karakter melakukan perjalanan itu? Apakah mereka ingin mengungkapkan perasaan terdalam mereka atau mencarikan hadiah khusus untuk pasangannya? Ini bisa menjadi simbol harapan dan rasa sayang kalian satu sama lain. Dan jangan lupa untuk mengakhiri cerita dengan sebuah momen manis yang merangkum kasih sayang kalian. Mungkin karakter tersebut menemukan permata yang melambangkan cinta, yang bersinar setiap kali mereka bersama. Akhir kata, jangan takut untuk menambahkan elemen humor atau kejenakaan yang sering terjadi antara kalian. Hal ini tidak hanya akan membuat cerita lebih hidup tetapi juga menciptakan kenangan baru yang akan kalian nikmati bersama!

Mengapa Pandu Tidak Bisa Memimpin Hastinapura Dalam Mahabharata?

3 Jawaban2025-11-19 19:57:14
Pandu sebenarnya memiliki hak untuk memimpin Hastinapura, tetapi nasibnya tragis karena kutukan yang mengharuskannya menghindari hubungan intim dengan istrinya. Ini membuatnya tidak bisa memiliki keturunan secara alami, yang merupakan syarat penting untuk menjadi raja dalam budaya saat itu. Meskipun dia seorang pemimpin yang bijaksana dan pemberani, ketidakmampuannya untuk melanjutkan garis keturunan secara langsung menjadi penghalang besar. Selain itu, Pandu lebih memilih kehidupan sebagai pertapa di hutan setelah menerima kutukan tersebut. Keputusannya untuk meninggalkan tahta mungkin juga dipengaruhi oleh rasa bersalah dan keinginan untuk menghindari konflik dengan saudaranya, Destarata. Dalam banyak hal, pengunduran dirinya adalah pengorbanan pribadi untuk menjaga kedamaian di Hastinapura, meskipun pada akhirnya justru menciptakan kondisi yang mengarah pada perang Bharatayuda.

Apa Kutukan Yang Diterima Pandu Dalam Mahabharata?

3 Jawaban2025-11-19 18:31:36
Kisah Pandu dalam 'Mahabharata' selalu bikin aku merinding setiap kali mengingatnya. Dia dikutuk oleh seorang resi bernama Kindama karena secara tidak sengaja membunuh pasangan resi tersebut yang sedang berubah wujud menjadi rusa saat sedang bercinta. Kutukan itu menyatakan bahwa Pandu akan mati begitu mencoba bercinta dengan istrinya. Bayangkan betapa tragisnya—seorang raja yang gagah perkasa harus hidup dalam pantangan absolut, padahal dia punya dua istri cantik, Kunti dan Madri. Ironisnya, justru karena kutukan ini lahirlah para Pandawa melalui mantra pemberian Dewa yang digunakan Kunti. Tragedi dan keironisan berjalan beriringan dalam epik ini, seperti dua sisi mata uang yang tak terpisahkan. Aku sering berpikir, apakah kutukan ini sebenarnya adalah bentuk 'berkah terselubung'? Tanpa kutukan itu, mungkin Pandu akan punya anak biologis biasa, bukan para Pandawa dengan darah dewa. Tapi ya, tetap saja rasanya kejam—hidup dihantui bayang-bayang kematian hanya karena satu kesalahan tak disengaja. Epik India kuno memang tak pernah setengah-setengah dalam menggambarkan konsekuensi dari setiap tindakan.

Bagaimana Hubungan Pandu Dan Dhritarashtra Dalam Mahabharata?

3 Jawaban2025-11-19 01:54:15
Membaca Mahabharata selalu membuatku terpesona oleh dinamika keluarga yang kompleks, terutama antara Pandu dan Dhritarashtra. Pandu adalah adik Dhritarashtra, tetapi karena Dhritarashtra buta sejak lahir, tahta Hastinapura diberikan kepada Pandu. Ini menciptakan ketegangan tersirat meskipun secara lahiriah mereka saling menghormati. Pandu, meski lebih muda, memikul tanggung jawab besar, sementara Dhritarashtra hidup dengan rasa tidak adil meski tak pernah secara terbuka memberontak. Hubungan mereka diperumit oleh kenyataan bahwa Pandu akhirnya mengundurkan diri ke hutan setelah dikutuk, meninggalkan Dhritarashtra sebagai pemangku takhta. Ironisnya, justru keturunan Pandu—Pandawa—yang kemudian berkonflik dengan keturunan Dhritarashtra—Korawa. Drama ini seperti benang merah yang menunjukkan bagaimana persaingan saudara bisa meluas ke generasi berikutnya, diperparah oleh ambisi dan dendam yang tak terselesaikan.
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status