Share

Raja Naga Meninggalkan Gunung
Raja Naga Meninggalkan Gunung
Author: Anak Ketiga

Bab 1

Paginya, Tobi Yudistira terbangun.

Merasakan sesuatu yang lembut di telapak tangannya, pria itu tidak kuasa meremasnya beberapa kali. Rasanya kenyal sekali.

Ketika pria itu memalingkan wajahnya ke samping, terlihat seorang wanita cantik. Kulit wanita itu sangat halus dan lembut.

"Argh ...."

Merasa seperti ada sesuatu yang mencubitnya, Widia Lianto langsung terbangun. Saat mendapati dirinya telanjang, dia berteriak dan mendorong pria itu menjauh.

Wanita itu segera menarik selimut dengan satu tangannya dan melempar bantal dengan tangan yang satunya lagi.

"Dasar berengsek! Bajingan! Apa yang kamu lakukan kepadaku!"

"Sepertinya sudah kulakukan semuanya."

"Kurang ajar! Dasar nggak tahu malu!" umpat Widia dengan geram sekaligus malu.

Tobi merasa bersalah dan berkata, "Jangan bicara seperti itu. Lagian, tadi malam kamu yang berinisiatif duluan."

"Ngawur, jelas-jelas ...."

Widia ingin membantah, tetapi tidak jadi karena kejadian tadi malam tiba-tiba melintas di benaknya.

Akibat menagih utang tadi malam, Widia dibius. Saat tubuhnya mulai merasakan efek obat, dia langsung melarikan diri ke kamar mandi.

Untungnya, Tobi menyelamatkannya. Setelah pria itu mengantarnya sampai di depan pintu kamar hotel dan hendak pergi, Widia berinisiatif menyerahkan dirinya kepada pria itu.

Widia tidak tahan lagi. Dengan tubuh yang masih terbungkus oleh selimut, dia mulai menangis, "Huhu ...."

Melihat Widia yang sedih, Tobi merasa segan dan berkata tanpa daya, "Aku akan bertanggung jawab."

"Kamu bertanggung jawab?"

"Kamu tahu siapa aku? Memangnya kamu bisa bertanggung jawab?" tanya Widia dengan marah.

"Seharusnya bisa. Lagian, aku punya kemampuan. Banyak orang berkuasa menghormatiku saat mereka bertemu denganku."

"Yang benar saja!"

"Mati saja kamu!"

Widia hampir kehilangan akal sehatnya. Kesuciannya telah dirampas oleh pria pembual ini.

Namun, bagaimanapun juga, dia adalah direktur Grup Lianto, kondisi mentalnya sangat luar biasa. Setelah beberapa saat, dia merasa tenang kembali.

"Anggap saja nggak terjadi apa-apa tadi malam. Kalau kamu sembarangan bicara di luar, aku nggak akan memaafkanmu!"

"Ya. Aku janji nggak akan bicara sembarangan." Wanita itu tidak ingin dirinya bertanggung jawab, bukankah itu hal bagus?

"Lalu, kenapa kamu masih nggak keluar?" tanya Widia dengan nada dingin.

Tobi tampak tidak senang. 'Memangnya hanya kamu saja yang sedih. Keperjakaan yang kujaga selama lebih dari dua puluh tahun telah lenyap dan aku juga hanya diam saja,' pikir Tobi dalam hati.

Sudahlah, wanita itu terlalu galak. Lebih baik dia pergi saja.

Hanya saja pengalaman pertama yang berharga itu telah sirna begitu saja. Pria itu merasa bersalah dengan tunangannya.

Untungnya, dia tidak berniat untuk menyetujui pertunangan itu. Karena desakan kakek tua itu, dia terpaksa berjanji kepadanya.

Saat Tobi keluar dari hotel dan berniat pergi, sebuah Rolls-royce tampak berhenti di sampingnya.

Begitu pintu mobil terbuka, seorang pria kekar berusia lima puluhan tampak melangkah keluar.

Ketika pria itu melihat Tobi, dia segera berlutut dan berkata dengan hormat, "Damar Yusnuwa memberi hormat kepada Tuan Raja Naga!"

Begitu Tobi mendengar nama itu, semua informasi tentang Damar melintas di benaknya.

Delapan belas jenderal Sekte Naga semuanya adalah tokoh luar biasa. Sebagian besar dari mereka adalah pebisnis besar, Damar termasuk salah satunya.

"Berdirilah."

Setelah itu, Tobi langsung masuk ke dalam mobil dan bertanya, "Melihat kondisimu sekarang ini, sepertinya kehidupanmu di Kota Tawuna berjalan lancar?"

"Hanya pencapaian kecil saja, nggak pantas untuk disebut. Lagian, semua ini berkat bantuan Sekte Naga."

Damar tampak rendah hati.

Jika bukan karena identitasnya, tidak ada yang berani menyatukannya dengan pemimpin Serikat Dagang Lawana.

Damar bukan hanya Raja pasukan bawah tanah Kota Tawuna, dia juga ditakuti oleh semua orang.

Di bawah pimpinannya, Serikat Dagang Lawana menguasai lebih dari separuh perekonomian lokal. Banyak perusahaan berlomba-lomba agar bisa bergabung dengan serikat dagang, tetapi sayangnya jumlahnya terbatas.

"Baguslah kalau begitu. Oh ya, ada apa kamu mencariku?" tanya Tobi.

"Aku senang saat mendengar Raja Naga akan datang, jadi aku menyiapkan hadiah kecil untukmu."

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status