Kapan Leila S Chudori Menerima Penghargaan Sastra Pertama Kali?

2025-09-14 12:19:06 286

3 Answers

Carter
Carter
2025-09-17 08:41:32
Waktu aku melacak jejak penghargaan penulis Indonesia, garis besar catatannya cukup jelas: penghargaan besar pertama yang membuat nama Leila S. Chudori melambung di dunia sastra nasional adalah pada 2012, untuk novelnya 'Pulang', yang meraih Khatulistiwa Literary Award. Dari perspektifku, ini terasa wajar — karya itu memang menggabungkan riset, pengalaman jurnalistik, dan narasi emosional tentang keterasingan dan kembali.

Sebelum itu, namanya sudah dikenal lewat tulisan-tulisan jurnalistik dan cerpen, tetapi 2012 adalah titik di mana pengakuan sastra formal datang dalam bentuk penghargaan besar. Aku menganggap momen itu penting karena membuka diskusi lebih luas tentang topik-topik sensitif yang diangkatnya, sekaligus mengundang pembaca baru untuk menengok karya-karya sebelumnya. Itu meninggalkan kesan kuat bagiku bahwa penghargaan bisa jadi pemantik pembacaan ulang dan apresiasi yang lebih dalam terhadap sebuah karya.
Madison
Madison
2025-09-18 17:05:52
Berita tentang kemenangannya dulu sempat membuatku membaca ulang halaman pengantar buku itu berkali-kali.
Oliver
Oliver
2025-09-19 23:23:12
Aku masih ingat betapa banyak percakapan di forum sastra setelah novel 'Pulang' diumumkan sebagai pemenang; bagi banyak pembaca, itu terasa seperti pengakuan besar terhadap suara pengarang yang selama ini bekerja di balik layar jurnalistik.

Secara umum, Leila S. Chudori menerima penghargaan sastra yang paling dikenal publik pada tahun 2012, ketika novelnya 'Pulang' meraih penghargaan Khatulistiwa Literary Award. Bagi saya, momen itu bukan cuma soal piala—itu adalah legitimasi untuk seorang penulis yang kerap menulis tentang ingatan, politik, dan eksil dengan cara yang puitis namun tajam. Kemenangan 'Pulang' memberi ruang lebih luas bagi karya-karyanya untuk dibaca ulang dan dibahas, terutama oleh generasi yang tumbuh setelah era yang diceritakan.

Sebagai pembaca yang pernah mengikuti kabar kesusastraan Indonesia sejak lama, aku melihat titik ini sebagai gerbang: dari penulis yang dihormati di kalangan tertentu menjadi figur sastra yang masuk kurikulum bacaan populer. Kemenangan itu juga membuat banyak orang yang tadinya hanya mengenalnya sebagai wartawan jadi penasaran membaca karyanya lebih dalam. Akhirnya, itu jadi momen hangat yang selalu kusyukuri ketika mengingat bagaimana sastra Indonesia mulai memberi ruang pada narasi-narasi sejarah personal.
View All Answers
Scan code to download App

Related Books

KALI KEDUA
KALI KEDUA
"Mari kita bercerai saja!" Ucapku tegas. Pria dihadapanku menatapku datar. Seolah apa yang ku ucapkan adalah lelucon sampah. Tak ada angin dan hujan aku meminta cerai. Padahal sandiwara-sandiwara ini sudah terasa memuakkan.
9.7
22 Chapters
Kali Kedua
Kali Kedua
Tentang Elsa Azarina Safira, yang merasa bahwa hidupnya baik-baik saja dan sudah cukup bahagia. Tentang Rezky Pramurindra, yang merasa bahwa ingatannya sulit lupa akan kenangan cinta pertama. Tentang takdir yang terkadang membuat kita ingin tertawa. Tentang pertemuan yang mengingatkan kita indahnya suka dan sakitnya luka karena orang yang sama, walau waktu telah berlalu sekian lama. Tentang seseorang yang kita kira hanya datang untuk singgah sementara, tapi ternyata dia hadir kembali dan ingin menetap untuk selamanya.
10
97 Chapters
NIKAH DENGAN DUDA TIGA KALI MALAM PERTAMA BIKIN KAGET
NIKAH DENGAN DUDA TIGA KALI MALAM PERTAMA BIKIN KAGET
Mama habis-habisan menentang hubunganku dengan Om Angga. Namun, karena aku terus memaksa bahkan hingga mengancam akan kabur dari rumah jika tidak juga direstui, orang tuaku akhirnya mengalah juga. Om Angga adalah duda tiga kali yang punya dua anak dari pernikahan pertamanya. Dia begitu tampan, bugar, juga mencintaiku--terlihat dari tatapannya. Namun, aku tidak menyangka ... usai malam pertama kami, dia justru mengemukakan keinginan yang membuatku sangat di luar nalar. Kenapa dia meminta hal yang mengorbankan diriku? Apa sebenarnya motif Om Angga menikahiku?
9.9
109 Chapters
KALI KEDUA
KALI KEDUA
Byanca tak pernah menyangka atas layangan cerai yang diajukan Bian. Pasalnya selama ini hubungan keduanya berjalan dengan baik dan romantis. Rumah tangga yang selalu diisi dengan keharmonisan berujung kepahitan. Belum lagi Bian secara terang-terangan menyampaikan kepada publik bahwa ia dan Byanca resmi bercerai dan ia kini memiliki pasangan baru, yang tak lain adalah artis pendatang baru. Sanggupkah Byanca menerima semua kenyataan ini? Akankah Byanca hanya diam atau justru balas dendam? Temukan jawabannya hanya di Novel "Kali Kedua"
10
141 Chapters
Kapan Kamu Menyentuhku?
Kapan Kamu Menyentuhku?
Malam pertama mereka terlewat begitu saja. Dilanjut malam kedua, ketiga, setelah hari pernikahan. Andika sama sekali belum menyentuh istrinya, padalhal wanita itu sudah halal baginya. Apa yang sebenarnya terjadi pada Andika? Bukankah pria itu menikahi Nuri atas nama cinta? Lalu kenapa dia enggan menyentuh sang Istri?
10
121 Chapters
Nada di Hati Sastra
Nada di Hati Sastra
Nada mengira keluarganya sempurna, tempat di mana ia merasa aman dan dicintai. Namun, semua itu hancur saat ia memergoki ayahnya bersama wanita lain. Dunia yang selama ini terasa hangat, seketika runtuh. Menyisakan kehampaan dan luka yang tidak terhindarkan. Dan dalam sekejap, semua tidak lagi sama.
10
60 Chapters

Related Questions

Apa Inspirasi Menulis Novel Pulang Menurut Leila S Chudori?

3 Answers2025-09-14 17:09:13
Ada sesuatu tentang 'Pulang' yang selalu membuat aku kepo setiap kali mengingat pernyataan Leila S. Chudori soal inspirasinya. Dalam beberapa wawancara, ia sering menyinggung bagaimana pengalaman jurnalistiknya—meliput politik, bertemu orang-orang yang hidupnya terganggu oleh pergolakan—memberi bahan empati yang kuat untuk novel itu. Bagi Leila, cerita tentang kepergian dan kerinduan bukan sekadar latar politik; ia datang dari kisah-kisah pribadi orang-orang nyata yang dia dengar, yang patah hatinya, yang kehilangan, dan yang mencoba merangkai kembali kehidupan di negeri orang. Selain itu, aku merasakan bahwa arus sejarah Indonesia—periode pengasingan, pergolakan rezim, dan pengaruhnya terhadap keluarga serta generasi—benar-benar menjadi bahan bakar emosional bagi 'Pulang'. Leila tampaknya mengambil banyak waktu untuk menggali arsip, surat-surat, dan kesaksian para pengasing agar tokoh-tokohnya terasa otentik. Tonalitas nostalgi dan trauma yang mengalir di novel itu menurutku wujud dari kombinasi antara fakta yang ia kumpulkan dan imajinasi puitisnya. Yang menarik buatku adalah bagaimana ia memadukan peran hati dan kepala: sisi jurnalis yang teliti dan sisi penulis yang peka terhadap nuansa rindu. Inspirasi itu bukan hanya peristiwa besar, tetapi juga detail kecil—sebuah lagu, sepotong surat, atau bau tanah kampung halaman—yang mengikat pembaca pada tema ‘kembali’ dan identitas. Aku merasa Leila ingin agar pembaca ikut merasakan betapa kompleksnya arti pulang, bukan sekadar lokasi geografis, melainkan tempat di hati yang penuh sejarah.

Apa Perbedaan Terjemahan Buku Leila S Chudori Dengan Aslinya?

3 Answers2025-09-14 01:25:51
Aku langsung kepikiran saat membaca pertanyaan ini: terjemahan itu terasa seperti cermin yang sedikit goyah—memantulkan rupa yang sama tapi dengan pantulan yang berbeda. Kalau kita ambil contoh karya Leila, misalnya 'Pulang', yang orisinalnya ditulis dalam bahasa Indonesia, perbedaan utama biasanya ada di nuansa bahasa dan ritme. Bahasa Indonesia Leila sering punya kalimat yang panjang, berlapis makna, dan penuh nuansa lokal—dalam terjemahan, kalimat-kalimat itu kadang dipotong agar lancar dibaca pembaca asing. Itu membuat beberapa lapisan emosi atau sarkasme halus jadi agak tumpul. Aku merasakan ini waktu membaca terjemahan buku lain dari penulis Indonesia: dialog yang dulu terasa akrab bisa berubah jadi terlalu formal atau sebaliknya, terlalu disederhanakan. Selain itu, referensi budaya, lelucon lokal, dan istilah politik/historis sering perlu diberi catatan atau diadaptasi. Ada momen saat aku baca terjemahan yang terasa memberi penjelasan ekstra—berguna untuk pembaca yang tak kenal konteks Indonesia, tapi kadang mengurangi ruang bagi pembaca memahami sendiri. Terakhir, pilihan kata sang penerjemah jelas berpengaruh; dua terjemahan berbeda dari satu teks bisa menghadirkan 'suaranya' Leila yang agak lain. Intinya, terjemahan membuka jendela bagi pembaca internasional, tapi kita yang paham bahasa asli kadang rindu aroma bahasa aslinya—gaya, sarkasme, dan jeda yang membuat cerita terasa hidup.

Karya Leila S Chudori Mana Yang Paling Sering Diapresiasi?

3 Answers2025-09-14 03:47:07
Suka nggak suka, ada satu judul dari Leila S. Chudori yang selalu muncul tiap kali aku ngobrol soal sastra modern Indonesia: 'Pulang'. Buku itu sering diapresiasi karena cara Leila merajut narasi personal dengan jejak sejarah yang berat—pengasingan, politik, dan memori keluarga—tanpa bikin pembaca pusing. Gaya bahasanya terasa elegan tapi nggak berjarak; ada getar humanis di tiap dialog dan deskripsi yang bikin tokoh-tokohnya hidup. Aku masih ingat gimana bab-bab tertentu bikin aku menahan napas, bukan karena plot twist, tapi karena cara perasaan rindu dan kehilangan disuguhkan begitu halus. Selain itu, banyak orang menyukai 'Pulang' karena relevansinya: ia membuka celah untuk bicara soal masa lalu kolektif dengan pendekatan yang sangat personal. Bukan hanya sejarah yang dijelaskan, melainkan bagaimana generasi menyimpan dan meneruskan memori. Dari pengalamanku merekomendasikan buku ini ke teman-teman, reaksi mereka hampir selalu sama—terkejut dan terenyuh. Itu tanda karya yang kuat. Aku sendiri selalu merasa lega setelah membacanya, seperti mendapat kawan yang jujur tentang masa lalu bangsa. Kalau ditanya mana yang paling sering diapresiasi, untukku jawabannya tetap 'Pulang' karena resonansinya yang terus hidup di percakapan pembaca; tapi tentu karya-karya lain dari Leila juga punya pesona sendiri yang layak dicicipi.

Apa Rekomendasi Buku Lanjutan Setelah Membaca Leila S Chudori?

3 Answers2025-09-14 13:37:48
Suara narasinya masih bergema di kepalaku, jadi aku pengin merekomendasikan beberapa bacaan yang punya getar sejarah dan politik serupa tapi dengan warna berbeda. Kalau kamu suka nuansa politik, ingatan kolektif, dan tokoh-tokoh yang terjebak oleh zaman, mulailah dari 'Bumi Manusia' karya Pramoedya Ananta Toer. Ini bukan sekadar buku sejarah fiksi; ia membuka lapisan kolonialisme, identitas, dan penindasan dengan bahasa yang padat dan emosional. Bacaan ini akan terasa berat di beberapa bagian, tapi sangat memuaskan secara intelektual. Di sisi lain, kalau ingin sesuatu dengan gaya yang lebih liar dan penuh alegori sosial, coba 'Cantik Itu Luka' oleh Eka Kurniawan. Narasinya kadang kemaruk, kadang lucu, tapi selalu menyindir realitas Indonesia lewat magis dan kekerasan. Untuk sudut pandang internasional tentang eksil dan trauma politik, 'The Sympathizer' karya Viet Thanh Nguyen memberi perspektif berbeda soal pengasingan dan identitas yang resonan dengan tema-tema Leila S. Chudori. Semua pilihan ini membantu memperluas pemahaman tentang bagaimana sejarah pribadi dan politik saling memengaruhi—dan aku selalu kembali mengulang bagian-bagian favorit dari tiap buku itu saat mau merenung.

Siapa Tokoh Utama Dalam Novel Pulang Karya Leila S Chudori?

3 Answers2025-09-14 21:07:46
Membaca 'Pulang' bikin aku tertarik sama sosok yang terus muncul di hampir setiap bab: Dimas Suryo. Tokoh utama dalam novel itu memang berpusat pada Dimas — dia digambarkan sebagai pribadi yang membawa beban sejarah, rindu, dan konflik batin yang membuat cerita berputar di sekelilingnya. Dari sudut pandangku, Dimas bukan sekadar nama di halaman; dia representasi rasa kehilangan dan pencarian akar yang intens, sehingga pembaca mudah merasa terhubung dengan perjalanan emosionalnya. Saya suka bagaimana Leila menulisnya: Dimas terasa realistis karena kita diajak menyentuh memori-memorinya, relasi dengan keluarga, dan pilihan-pilihan sulit yang dihadapinya ketika harus 'pulang' secara fisik maupun emosional. Alur cerita memang kadang bergeser ke karakter lain, tapi benang merahnya selalu kembali lagi pada Dimas—caranya menempatkan narasi, dialog, dan kilasan masa lalu membuat Dimas terasa sebagai pusat gravitasi novel ini. Kalau ditanya siapa tokoh utama, aku akan jawab tegas: Dimas Suryo. Tapi menariknya, kekuatan 'Pulang' bukan cuma pada satu tokoh saja; novel ini juga memanfaatkan karakter pendukung untuk memperkaya latar dan menegaskan tema besar tentang identitas, ingatan, dan konsekuensi sejarah. Kesannya hangat sekaligus getir, dan Dimas adalah kunci untuk merasakannya.

Mengapa Gaya Bahasa Leila S Chudori Dianggap Khas Oleh Kritikus?

3 Answers2025-09-14 13:09:29
Suatu malam ketika hujan turun pelan, aku teringat cara Leila menata kalimatnya. Gaya bahasanya sering dianggap khas karena gabungan antara ketajaman observasi dan keindahan puitik yang tidak norak. Ia bisa menuliskan peristiwa politik berat dengan kalimat yang terasa hampir bernapas — tidak tedeng aling-aling, tapi juga tidak kehilangan ruang untuk metafora. Di 'Pulang' misalnya, ingatan kolektif dan trauma pribadi disusun seperti potongan film yang bergerak maju-mundur, membuat pembaca merasakan betul bagaimana memori itu bukan sekadar fakta, melainkan tubuh yang masih hidup. Kritikus sering menunjuk pada kemampuannya merawat detail sehari-hari — bau kopi, suara klakson, getar telepon — lalu mengaitkannya ke narasi besar tanpa terasa seperti kulminasi paksa. Selain itu, ada ritme yang konstan dalam prosa Leila: frasa-frasa pendek yang menendang emosi, kalimat panjang yang merentang kenangan. Suaranya juga hangat namun tajam; ia berhasil memberi ruang bagi karakter untuk bersuara sendiri, sambil tetap mengendalikan arah cerita. Bagi aku, bagian paling menarik adalah betapa wacana sejarah dan politik digarap tanpa retorika, lebih seperti percakapan yang mengeruh di bawah permukaan. Itu sebabnya kritikus menyebutnya khas — karena estetika itu terasa personal dan sekaligus mewakili kolektif, sulit ditiru tanpa kehilangan jiwanya.

Bagaimana Alur Politik Membentuk Tokoh Dalam Karya Leila S Chudori?

3 Answers2025-09-14 21:18:48
Membaca 'Pulang' membuatku paham betul bagaimana politik tidak hanya jadi latar, tapi nyaris berperan sebagai karakter utama yang membentuk semua keputusan para tokoh. Dalam pengamatan saya, alur politik di karya Leila S. Chudori bekerja seperti tekanan waktu yang konstan: peristiwa-peristiwa besar—pembusukan rezim, paksaan untuk mengungsi, larangan, dan berita yang dimanipulasi—menekan tokoh sampai mereka memetakan ulang identitas dan relasi mereka. Ada yang menjadi keras, ada yang memilih sunyi demi keselamatan, dan ada yang dipaksa berkhianat pada cita-cita sendiri. Teknik naratifnya, dengan loncatan waktu dan suara-suara terputus melalui surat, catatan, atau memoar, membuat pembaca merasakan fragmentasi hidup para tokoh. Fragmen-fragmen itu memperlihatkan bagaimana keputusan politik kecil (sebuah kebohongan demi melindungi keluarga, misalnya) menjadi bekas yang panjang. Aku juga terpaut pada cara Leila menulis tentang memori kolektif: politik menghasilkan luka yang diwariskan, bukan hanya kepada generasi pertama yang terlibat, tapi juga pada anak-anak dan cucu. Tokoh-tokohnya tumbuh dalam bayang-bayang sejarah yang terus berulang, dan pilihan personal seringkali dikendalikan oleh kebutuhan untuk menjaga cerita keluarga tetap utuh. Itu membuat karakternya terasa nyata—bukan arketipe, tapi manusia yang setiap kata dan tindakannya telah dibentuk oleh tekanan politik yang tak terkatakan.

Di Mana Saya Bisa Membeli Buku Leila S Chudori Secara Resmi?

3 Answers2025-09-14 16:09:49
Satu hal yang selalu kupikirkan saat orang nanya soal beli buku resmi: kejelasan sumber itu penting biar koleksimu nggak berantakan. Kalau kamu mau memastikan versi resmi dari karya Leila S. Chudori—misalnya kalau lagi cari 'Pulang' atau judul lainnya—mulailah dari toko buku besar yang punya distribusi resmi seperti Gramedia (baik gerai fisik maupun situs gramedia.com) dan Periplus. Mereka biasanya mencantumkan penerbit dan ISBN secara jelas. Selain itu, cek situs penerbit yang tercantum di keterangan buku; seringkali penerbit punya toko online atau daftar reseller resmi yang mereka rekomendasikan. Jika kamu lebih suka belanja lewat marketplace, carilah badge 'Official Store' atau toko yang namanya sama dengan penerbit atau toko buku besar, misalnya di Tokopedia, Shopee Mall, atau Bukalapak. Kalau mau versi digital, cek platform e-book resmi seperti Google Play Books atau toko e-book lokal yang bekerja sama dengan penerbit. Untuk memastikan orisinalitas, periksa ISBN, lihat foto cover dan keterangan edisi, serta baca deskripsi penjual. Hindari tawaran harga yang jauh di bawah pasaran karena itu tanda waspada. Aku sendiri sering cek akun media sosial penerbit dan penulis untuk pengumuman rilis atau acara tanda tangan; di situ biasanya juga diumumkan di mana edisi resmi dijual. Selamat berburu buku—semoga koleksimu bertambah rapi dan lengkap!
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status