Nada di Hati Sastra

Nada di Hati Sastra

last updateПоследнее обновление : 2025-05-06
От :  KaniethaПолный текст
Язык: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
20 Рейтинг. 20 Отзывы
60Главы
13.2KКол-во прочтений
Читать
Добавить в мою библиотеку

Share:  

Report
Aннотация
Каталог
SCAN CODE TO READ ON APP

Nada mengira keluarganya sempurna, tempat di mana ia merasa aman dan dicintai. Namun, semua itu hancur saat ia memergoki ayahnya bersama wanita lain. Dunia yang selama ini terasa hangat, seketika runtuh. Menyisakan kehampaan dan luka yang tidak terhindarkan. Dan dalam sekejap, semua tidak lagi sama.

Узнайте больше

Chapter 1

1~NDS

“Papa?”

Nada berdiri terpaku di sisi meja restoran. Menatap datar pada pria yang selama ini dipanggilnya Papa dan tengah duduk bersama seorang wanita asing.

“Nada!” Rizal tersentak. Ia tidak menyangka akan bertemu dengan putrinya di jam makan siang seperti sekarang. Wajahnya tegang sesaat, sebelum akhirnya memaksakan senyum dan berusaha bersikap tenang. “Kamu ngapain di sini?”

“Justru aku yang harusnya tanya, Papa ngapain di sini?” Matanya menyipit tajam. Ia melirik sekilas ke arah wanita asing di sebelah papanya, sebelum bertanya dengan nada dingin. “Lo siapa?”

“Dina,” ucapnya sambil mengulurkan tangan. Berusaha terlihat biasa, kendati ada sedikit perasaan was-was di hatinya.

“Lo ngapain sama Papa gue?” Nada bersedekap. Intonasinya naik satu oktaf, membuat beberapa orang di sekitar mulai menoleh.

Nada hanya menatap Dina sekilas tanpa ekspresi dan membiarkan tangan wanita itu menggantung di udara. Kemudian, pandangannya jatuh pada beberapa paper bag bermerek yang tergeletak di kursi yang berbeda.

“Nada.” Rizal menarik napas dalam. “Mbak Dina ini rekan kerja Papa, jadi sopan sedikit karena dia lebih tua dari kamu.”

Nada menyeringai sinis. “Rekan kerja yang gandengan mesra sambil keluar masuk toko, begitu?” Ia menoleh ke Dina dengan tatapan sinis. “Eh, lo tahu nggak kalau Papa gue masih punya istri?”

Nada menunggu jawaban, tetapi wanita itu hanya diam dan menarik tangannya kembali.

“Nada, pulang sekarang,” Rizal mencoba meraih tangan putrinya saat berdiri. “Kita bicarakan ini semua di rumah.”

Nada segera menarik tangannya dengan kasar. Rahangnya mengeras saat ia kembali menatap Dina.

“Nggak! Jawab dulu!” Nada menunjuk tajam pada Dina. “Lo tahu nggak kalau Papa gue masih punya istri? Lo budeg dari tadi cuam diem aja.”

“NADA!” Rizal menghardik keras dan menatap tajam.

Nada membalas tatapan ayahnya tanpa gentar. Tangannya mengepal di sisi tubuhnya, sedikit bergetar karena menahan emosi yang semakin meluap.

“Apa!” jawab Nada dengan suara yang bergetar dan dadanya mulai naik turun. “Mama lagi sakit di rumah, tapi Papa malah enak-enakan selingkuh sama perempuan murah ini.”

Dina tersentak. Ekspresinya berubah dingin. “Nada! Jaga mulutmu!”

Nada terkekeh pendek. “Kalau lo nyuruh gue jaga mulut, harusnya lo juga bisa jaga harga diri dong!” Ia menutup mulutnya dengan satu tangan, berpura-pura kaget. “Ups, sorry, lo kan nggak punya harga diri.”

Rizal menggeram. “Nada, pulang!” Matanya melirik ke sekeliling restoran. Orang-orang menatap mereka, beberapa bahkan sudah mengangkat ponsel, merekam setiap detik pertengkaran ini.

Nada mencibir. Ia menatap sekilas paper bag di kursi. Tanpa berpikir panjang, ia meraih semua sekaligus, lalu membalikkan isinya ke lantai. Gaun, sepatu, dan tas bermerek berhamburan.

Tanpa puas, ia menginjak barang-barang itu. Sol sepatunya menggesek kain mahal, merusaknya tanpa ampun. Lalu, ia meraih botol saus dari meja dan menuangkan isinya ke atas benda-benda itu.

“Nada! Berhenti!” Dina berteriak panik, segera berdiri dan mendorong tubuh gadis itu. Namun terlambat. Semua barang belanjaannya sudah hancur.

Nada menatap puas, meskipun dadanya masih sesak karena kemarahan. “Gimana rasanya, Din? Sakit? Nyesek, kan, lo?” Nada berdecih dan tersenyum miring. “Tapi ini semua nggak sebanding dengan apa mama gue rasain!”

PLAK!

Sebuah tamparan keras mendarat telak di pipi Nada.

Nada terhuyung ke belakang. Tangannya refleks menyentuh pipinya yang kini panas berdenyut. Matanya membulat, menatap Dina dengan keterkejutan yang tidak bisa disembunyikan.

“LO!”

Nada baru mencoba mendekat, tetapi tubuh Rizal dengan segera menghalangi.

“Papa bilang pulang!” desis Rizal sambil mencengkram erat lengan putrinya. “Kamu di sini cuma bikin malu!”

“Papa nggak lihat? Dia baru aja nampar aku!” Nada menunjuk Dina yang sibuk dengan barang belanjaannya dan dengan sengaja mengeraskan suaranya.

Restoran mendadak sunyi. Tidak ada yang bergerak, bahkan suara bisik-bisik pun lenyap melihat keributan yang baru terjadi.

“Itu karena kamu nggak bisa jaga sikap!” hardik Rizal melihat ke sekitar lalu menunduk untuk menyembunyikan wajahnya. “Papa sudah bilang kita bicara dan selesaikan semuanya di rumah, tapi kamu justru bikin onar!”

Nada menatap ayahnya dengan mata berkilat, seolah pria itu baru saja berubah menjadi orang asing. Rahangnya mengeras. Dadanya terasa sesak.

“Papa yang selingkuh tapi aku yang dibilang bikin onar!” Suara Nada semakin keras. Ia pun lantas bertepuk tangan setelah menghempas tangan papanya. “Hebat!”

Selagi Nada sibuk dengan dramanya, Rizal buru-buru menghampiri Dina yang memasukkan barang belanjaan ke dalam paper bag-nya dengan menggerutu.

“Ayo kita pergi,” ajak Rizal meraih lengan Dina. “Kita makan di tempat lain.”

“Tapi, Sayang, ini semua rusak,” ucap Dina tidak lagi mau peduli dengan orang di sekelilingnya. “Gara-gara anakmu.”

“Nanti kita beli lagi,” ucap Rizal lalu dengan segera membawa Dina keluar dari restoran.

“HEI!” Nada berteriak, tetapi kedua orang itu terus berjalan tanpa mau menoleh lagi padanya.

Geram karena tidak dipedulikan, Nada meraih botol saus sambal dan kecap dari meja berbeda dengan gerakan cepat. Napasnya memburu, dadanya naik-turun dipenuhi luapan emosi. Tanpa pikir panjang, ia berlari menyusul keduanya.

Saat jaraknya cukup dekat, tanpa ragu ia mengangkat kedua botol itu tinggi-tinggi, lalu menumpahkan isinya tepat di atas kepala Dina dan melemparnya ke tubuh wanita itu. Cairan merah dan hitam kental itu bercampur, menetes perlahan di rambut dan bahu wanita itu. Mengotori pakaian yang sebelumnya tampak sempurna.

Dina menjerit histeris, tangannya reflek meraih kepala, tetapi terlambat. Noda lengket sudah menyebar, meresap ke kain dan turun ke wajahnya. Ia berbalik dan membeliak, wajahnya memerah menahan malu dan amarah.

Sementara itu, Nada berdiri tegak, menatap Dina dengan sorot mata yang tajam dan penuh kemenangan.

PLAK!

“NADA!” Rizal reflek menampar dan membentak putrinya sekaligus.

Nada tersentak, langkahnya goyah saat rasa panas kembali menjalar di pipinya. Tamparan itu mendarat di tempat yang sama seperti sebelumnya. Namun, bukan hanya kulitnya yang terasa perih, tetapi lebih dari itu. Ada sesuatu yang jauh lebih menyakitkan, yakni sikap papanya yang lebih memilih membela wanita itu.

“Aku nggak nyangka anakmu bisa seliar ini!” hardik Dina sedikit menjauh untuk mengambil tisu yang ada di meja di dekat pintu.

“Liar katamu!” Nada mendesis, rahangnya mengeras menahan gejolak amarah yang membuncah di dada. Matanya yang mengembun semakin terasa panas,  karena mengingat sang mama yang terbaring sakit di rumah.

Tanpa pikir panjang, Nada melesat ke arah Dina. Dalam sekejap, tangannya mencengkeram rambut wanita itu dengan keras, menariknya hingga Dina menjerit dan …

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

More Chapters

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Комментарии

user avatar
yenyen
bagus ceritanya realistis sweet romantic
2025-05-25 08:20:55
0
default avatar
eppaanggawi
bagus ceritanya
2025-05-15 09:20:51
0
user avatar
Aku Sendiri
kerennnnnn
2025-05-07 18:18:51
1
user avatar
Hilda Hendayati
selalu nunggu cerita mba...
2025-05-01 03:42:39
1
user avatar
Indah Wirdianingsih
mbk beb sarange
2025-04-26 22:28:42
1
user avatar
Siti Rahmah
karya mb beb ini selalu bikin candu
2025-04-24 15:34:41
1
user avatar
krisna putra
selalu di tunggu mba thor...
2025-04-21 06:35:04
1
user avatar
evvimn
selalu menyukai karya kanietha... terbesttt...
2025-04-20 15:09:40
1
user avatar
Ani Maryani
ceritanya menarik
2025-04-19 00:18:27
1
user avatar
App Putri Chinar
awal bab udah nyeseg,penuh emosi.kebiasaan author satu ini,bisa membuat para reader terbawa suasana. keren thor,selalu the best novelmu
2025-04-17 01:02:18
2
user avatar
Aku Sendiri
bagus banget......
2025-04-17 00:05:11
1
user avatar
Kimberlin Tan
selalu suka
2025-04-16 07:17:37
1
user avatar
WiwikK
dari sampul dan judulnya aja sudah bikin penasaran
2025-04-16 06:25:13
2
user avatar
Aisha Arkana
langsung ke Nada setelah dapet notif, cuma novel mbak outhor ini yg selalu ku tunggu kemunculan nya ..
2025-04-16 05:53:56
1
default avatar
sholehhasan36
selalu bagus dan menarik ceritanya kak ...️
2025-04-15 20:43:08
1
  • 1
  • 2
60
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status