Mengapa Karakter Drama Sering Mengatakan Bahasa Korea Tidak Apa-Apa?

2025-10-13 00:02:01 165

3 Answers

Theo
Theo
2025-10-16 21:43:30
Dialog itu sering terdengar santai di telinga penonton, tetapi kalau dilihat lebih dalam, baris sederhana seperti 'bahasa Korea tidak apa-apa' membawa beban fungsi naratif yang cukup kompleks.

Sebagai penonton yang suka mengamati struktur cerita, aku melihat beberapa level. Pertama, fungsinya pragmatis: mengatasi hambatan linguistik agar plot tidak tersendat. Kedua, ini soal representasi sosial—menegaskan bahasa Korea sebagai norma komunikasi di setting tertentu memberi rasa otentik dan lokalitas. Ketiga, dari perspektif emosi, membolehkan karakter menunjukkan empati atau dominasi budaya; misalnya tokoh lokal yang berkata begitu pada orang asing bisa dianggap ramah atau, di konteks lain, agak menggurui. Ketiga level ini sering dipakai bergantian sesuai kebutuhan adegan.

Juga perlu dicatat aspek industri: drama Korea diekspor luas, dan sutradara tahu penonton internasional mengandalkan subtitle. Jadi menjaga dialog 'mengizinkan' bahasa Korea tidak mengurangi aksesibilitas, malah memperkuat identitas. Kadang aku merasa sederhana tapi pintar—itu trik halus supaya cerita tetap berfokus pada hubungan antar karakter, bukan teknis komunikasi. Di akhir, ungkapan itu jadi lebih dari sekadar soal bahasa; ia jadi alat untuk mengatur nada dan kedekatan dalam dialog.
Owen
Owen
2025-10-17 21:18:22
Dulu aku ingat waktu kecil, bahasa asing di layar selalu terasa jauh—sekarang dialog seperti 'bahasa Korea tidak apa-apa' jadi cara puitis untuk memperkecil jarak itu.

Intinya, ungkapan itu dipakai karena efisien: pembuat drama tidak mau adegan melambat cuma gara-gara miskomunikasi. Dengan mengatakan bahasa Korea boleh dipakai, mereka melanjutkan cerita tanpa kehilangan kedekatan antar tokoh. Selain itu, ada juga unsur budaya—penonton domestik senang melihat bahasanya dipakai, sementara penonton internasional diberi subtitle sehingga tetap paham. Dari sudut empati, kalimat itu sering menandakan penerimaan; tokoh yang mengucapkannya biasanya ingin mengurangi kecanggungan dan membuat suasana lebih akrab.

Aku suka melihatnya sebagai sinyal kecil bahwa drama itu ingin membangun jembatan: bahasa tetap milik budaya, tapi pintu tetap terbuka bagi siapa pun. Itu membuat momen sederhana terasa hangat dan manusiawi, yang pada akhirnya bikin aku terus ketagihan nonton drama-drama itu.
Kate
Kate
2025-10-19 06:50:37
Ada satu hal kecil yang selalu buat aku tersenyum waktu nonton drama Korea: karakter sering bilang 'bahasa Korea tidak apa-apa' seolah itu solusi semua kebingungan—dan itu sebenarnya punya beberapa alasan masuk akal.

Aku pikir alasan paling langsung adalah kenyamanan penonton. Drama dibuat untuk audiens Korea terlebih dulu, jadi menegaskan bahwa bicara bahasa Korea itu wajar membantu menjaga suasana intim dan natural antar karakter. Selain itu, dialog semacam itu sering dipakai sebagai jembatan naratif: kalau ada tokoh asing atau bahasa lain, mengatakan 'bahasa Korea tidak apa-apa' menghilangkan hambatan bahasa tanpa harus menghabiskan waktu di layar untuk menjelaskan masalah komunikasi. Jadi ceritanya tetap mengalir fokus ke emosi, konflik, atau romansa.

Di samping itu, ada unsur budaya dan soft power. Drama sering ingin mempromosikan bahasa dan kebiasaan Korea sebagai sesuatu yang ramah, mudah diakses, bahkan layak dipelajari. Dialog yang merelakan penggunaan bahasa Korea menekankan rasa kebersamaan dan kebanggaan budaya, sekaligus bikin penonton non-Korea merasa diajak dekat meski terjemahan nanti muncul. Kadang juga itu datang dari kebutuhan praktis produksi: subtitle dan dubbing menangani sisanya, jadi tidak perlu bikin adegan canggung soal bahasa. Buat aku, momen-momen ini berasa manis—mereka mempertebal koneksi antar tokoh tanpa banyak bicara, dan itulah kenapa aku suka nonton drama-drama yang peka soal detail kecil seperti ini.
View All Answers
Scan code to download App

Related Books

ISTRIKU SERING MENANGIS
ISTRIKU SERING MENANGIS
Mayang, adalah seorang wanita yang kuat dalam menjalani kehidupan yang penuh dengan lika-liku bersama suaminya, Ardan. Rumah tangganya diguncang masalah setelah Mayang melahirkan anak pertamanya secara Caesar.
10
61 Chapters
Suamiku Karakter Game
Suamiku Karakter Game
Arabella, seorang gadis 20 tahun yang kecanduan game otome Love and Zombie, tak pernah menyangka keinginannya menjadi kenyataan. Dunia tiba-tiba dilanda wabah zombie, termasuk keluarga Ara yang kini berubah menjadi makhluk mengerikan. Namun, di tengah keputusasaan, Ara bertemu sosok Aezar, pria tampan berambut perak dan bermata merah, persis karakter favoritnya di game. Siapa sebenarnya Aezar? Mengapa ia memanggil Ara "istriku"? Dan, apakah ini cinta, atau hanya awal dari misteri yang lebih gelap di dunia penuh zombie? Di dunia yang hancur, cinta dan bahaya bertabrakan. Akankah Ara bertahan?
10
92 Chapters
Wedding Drama
Wedding Drama
Blurb Zayn dan Althea mendadak terikat janji suci akibat kesalahan pahaman. Berawal dari kejadian tak sengaja yang meletus luar biasa bak skandal publik figur antara dosen dan anak didiknya itu menyeret mereka ke altar. Pernikahan mereka yang hanya dijadikan alat peredam isu tentu saja memiliki kesepakatan di dalamnya. Kesepakatan yang mengacu pada simbiosis mutualisme bagi kedua belah pihak dalam kurun waktu yang ditentukan. Zayn yang seolah alergi pada kaum perempuan dan Althea yang polos belum pernah berpacaran, mau tak mau saling menyesuaikan diri ketika harus tinggal satu atap setelah status suami istri dadakan disandang. Sesuai kesepakatan, drama pasangan saling mencinta pun dimainkan jika sedang berada di hadapan khalayak dan tanpa disadari mereka mulai saling ketergantungan satu sama lain. Ketika perlahan bertumbuh rasa mendebarkan di ujung waktu kesepakatan yang hampir usai, masalah tak terduga mengusik rasa yang masih rapuh dan baru bertunas itu. Akankah pernikahan mereka berakhir sesuai kesepakatan awal? Atau sebaliknya?
10
101 Chapters
Mengapa Kau Membenciku?
Mengapa Kau Membenciku?
Sinta adalah gadis yatim piatu yang diadopsi oleh keluarga sederhana. Ia memiliki saudara angkat yang bernama Sarah. Selama ini Sarah menjalin hubungan asmara dengan salah seorang pewaris Perkebunan dan Perusahaan Teh yang bernama Fadli, karena merasa Fadli sangat posesif kepadanya membuat Sarah mengambil keputusan untuk mengakhiri hubungannya tersebut, hal itu ia ungkapkan secara terus terang kepada Fadli pada saat mereka bertemu, karena merasa sangat mencintai Sarah tentu saja Fadli menolak untuk berpisah, ia berusaha untuk meyakinkan Sarah agar tetap menjalin kasih dengannya, namun Sarah tetap bersikukuh dengan keputusannya itu, setelah kejadian tersebut Fadlipun sering menelfon dan mengatakan bahwa ia akan bunuh diri jika Sarah tetap pada pendiriannya itu. Sarah beranggapan bahwa apa yang dilakukan oleh Fadli hanyalah sebuah gertakan dan ancaman belaka, namun ternyata ia salah karena beberapa hari kemudian telah diberitakan di sebuah surat kabar bahwa Fadli meninggal dengan cara gantung diri, bahkan di halaman pertama surat kabar tersebut juga terlihat dengan jelas mayat Fadli sedang memegang sebuah kalung yang liontinnya berbentuk huruf S, tentu saja adik Fadli yang bernama Fero memburu siapa sebenarnya pemilik kalung tersebut?, karena ia meyakini bahwa pemilik kalung itu pasti ada hubungannya dengan kematian kakaknya. Akankah Fero berhasil menemukan siapa pemilik kalung tersebut?, dan apakah yang dilakukan oleh Fero itu adalah tindakan yang tepat?, karena pemilik dan pemakai kalung yang di temukan pada mayat Fadli adalah 2 orang yang berbeda. Setelah menemukan keberadaan sosok yang dicarinya selama ini, maka Fero berusaha untuk menarik perhatiannya bahkan menikahinya secara sah menurut hukum dan agama. Lalu siapakah sebenarnya wanita yang sudah dinikahi oleh Fero, apakah Sarah ataukah Sinta?, dan apa sebenarnya tujuan Fero melakukan hal tersebut?, akankah pernikahannya itu tetap langgeng atau malah sebaliknya harus berakhir?, banyak sekali tragedi yang akan terjadi di novel ini. Simak terus hingga akhir episode ya My Dear Readers, Thank You All!
10
71 Chapters
LOVE FROM KOREA
LOVE FROM KOREA
Lee Ye Jun seorang pemuda blasteran Korea-Indonesia mendapat kiriman amplop dari Ayahnya, yang memintanya untuk pulang ke Indonesia, negara yang sudah 6 tahun ditinggalkannya. Perceraian orangtuanya 6 tahun lalu, membuatnya memiliki trauma dalam menjalin hubungan dengan lawan jenisnya. Ia menjadi takut menikah dan sangat membenci makhluk bernama "wanita". Kepulangannya ke Indonesia, mempertemukannya dengan seorang gadis berhijab yang cantik bernama Arumi dan terlibat pertengkaran kecil di awal-awal perkenalan mereka. Trauma dan rasa gengsi dari Yejun, menjadi salah satu rintangan dalam kisah cintanya dengan gadis itu. Sampai akhirnya, kemunculan seorang ketua geng motor di kehidupan Arumi, menjadi pesaing cinta untuk Yejun yang menyadarkan dirinya tentang perasaan yang ia miliki. Seperti apakah persaingan sengit kedua pemuda tampan itu untuk mendapatkan hati seorang Arumi? Siapakah di antara keduanya yang akan memenangkan hati Arumi? Mungkinkah Yejun adalah cinta yang dikirim Tuhan dari Korea untuk berjodoh dengan Arumi? Atau... Yejun adalah cinta yang dikirim Ayahnya untuk sang Ibu sebagai jembatan penghubung cinta kedua orangtuanya kembali?
Not enough ratings
11 Chapters
Mengapa Harus Anakku
Mengapa Harus Anakku
Olivia Rania Putri, seorang ibu tunggal yang memiliki seorang putra semata wayang berusia 5 bulan hasil pernikahannya bersama sang mantan suaminya yang bernama Renald. Ibarat sudah jatuh tertimpa tangga, Olivia yang baru saja menyandang status janda, harus membayar sejumlah uang kepada pihak mantan suaminya jika ingin hak asuh anak jatuh ke tangannya. Berdiri sendiri dengan segala kemampuan yang ada, tanpa bantuan siapapun, Olivia berusaha keras untuk memperjuangkan hak asuhnya.
10
20 Chapters

Related Questions

Bagaimana Subtitle Menerjemahkan Bahasa Korea Tidak Apa-Apa?

3 Answers2025-10-13 02:28:37
Paling asyik membahas subtitle Korea itu karena kadang terjemahannya bukan soal kata demi kata, melainkan soal 'perasaan' yang ingin disampaikan. Aku sering merasa ada tiga kompromi utama yang harus dibuat: akurasi, keterbacaan, dan ritme. Bahasa Korea punya tingkat keformalan, honorifik, dan nuansa emosional yang susah dipadatkan ke subtitle singkat. Jadi penerjemah sering memilih kata yang mewakili nada (misal menambahkan kata sapaan atau merombak struktur kalimat) daripada menerjemahkan semua kata secara literal. Contohnya, ungkapan singkat dalam Korean bisa mengandung rasa hormat yang panjang jika diterjemahkan penuh — tapi subtitle harus cepat terbaca, jadi pilihan kata disederhanakan. Sebagai penonton yang perfect kecepatan baca nggak selalu tinggi, aku memaklumi beberapa penghapusan atau parafrase kecil selama intinya tetap sama. Yang bikin sebel biasanya kalau luput menerjemahkan konteks budaya: lelucon lokal, permainan kata, atau referensi sejarah. Di situ kadang muncul catatan kecil atau adaptasi lucu. Intinya, menerjemahkan subtitle Korea itu sah-sah saja asal niatnya mempertahankan nada, makna utama, dan tempo agar penonton merasakan emosi yang sama. Kalau semua itu terpenuhi, aku senang menonton 'Reply 1988' atau 'Crash Landing on You' tanpa terganggu karena terjemahan yang jujur bekerja untuk cerita, bukan cuma kata-kata. Kalau mau jadi picky, cari versi fansub versus rilis resmi dan lihat perbedaannya — masing-masing punya pendekatan. Aku biasanya berpihak ke terjemahan yang membuatku menangkap humor atau sedihnya adegan tanpa harus mengerti bahasa aslinya, dan itu menurutku sudah cukup memuaskan.

Apakah Pengucapan Bahasa Korea Tidak Apa-Apa Berbeda Dialek?

3 Answers2025-10-13 01:49:56
Logat Korea sering bikin aku terpukau—meski pengucapannya kadang jauh dari standar Seoul. Aku pernah nonton drama dan langsung terpikat sama cara orang dari Busan bicara; ada ritme dan warna yang berbeda, dan itu terasa hidup. Dari pengalaman ngobrol dengan teman Korea, jelas bahwa perbedaan dialek itu normal dan bagian dari identitas regional. Untuk penutur non-native, punya aksen atau pakai dialek bukan masalah selama maksud tersampaikan dan nggak menyinggung. Justru, mencoba menirukan dialek dengan hormat bisa bikin percakapan lebih akrab kalau dilakukan pada konteks yang tepat. Di sisi lain, ada situasi di mana standar pengucapan lebih disarankan—misalnya saat presentasi resmi, wawancara, atau jika kamu belajar bahasa untuk tujuan akademik. Saran praktisku: kuasai dulu pola dasar pengucapan standar (Seoul) supaya jelas dan gampang dimengerti, lalu dengarkan variasi dialek lewat drama, variety show, atau ngobrol sama orang asli dari daerah itu untuk belajar perbedaan vokal, intonasi, dan 'batchim'. Yang penting jangan berlebihan meniru kalau belum paham konteks sosialnya; yang terasa menghina bisa bikin suasana canggung. Akhirnya, aku lebih memilih untuk juluki aksen itu sebagai warna, bukan cacat—biarkan pengucapanmu berkembang sambil tetap menghormati identitas linguistik yang kamu temui.

Apakah Merch Resmi Menampilkan Bahasa Korea Tidak Apa-Apa?

3 Answers2025-10-13 16:30:09
Gaya visual dan bahasa itu bagian dari identitas, jadi buatku nggak masalah sama sekali kalau merch resmi pakai bahasa Korea — selama penggunaannya masuk akal dan dihargai dengan benar. Aku pernah beli kaos limit edisi yang pakai Hangul sebagai elemen desain; pada awalnya senang karena terasa autentik dan beda. Tapi antusiasme itu langsung luntur ketika ternyata tulisan itu salah eja dan maknanya nggak nyambung. Dari situ aku belajar: yang penting bukan cuma ada tulisan Korea, melainkan kualitasnya — apakah penulisan benar, konteksnya sesuai, dan apakah brand menghormati budaya di balik bahasa itu. Kalau cuma dipakai sebagai estetika tanpa koreksi atau pengecekan native speaker, rasanya dangkal dan kadang malah ofensif. Kalau kamu penggemar atau pembeli, lihat detail produk di situs resmi. Kalau ada foto close-up dari label, deskripsi bahasa, atau catatan bahwa ini dibuat untuk pasar Korea, itu tanda bagus. Buat kolektor, merch dengan teks yang benar biasanya lebih berharga dan terasa lebih tulus. Nah, intinya: bahasa Korea di merch resmi oke banget — asalkan brandnya serius dan nggak cuma nge-jadikan Hangul sebagai 'ornamen' tanpa makna. Antara lain, aku jadi lebih menghargai item yang memberikan lore tambahan lewat teks aslinya; itu bikin experience fandom jadi lebih hidup.

Apakah Komunitas Fanfic Memakai Bahasa Korea Tidak Apa-Apa?

3 Answers2025-10-13 03:47:42
Gila, aku malah semangat tiap kali nemu fanfic berbahasa Korea di feed—bukan karena pamer tahu bahasa, tapi karena rasanya otentik dan penuh warna. Awal mula aku kepo karena ada satu fanfic 'oneshot' yang ditulis penuh idiom Korea; baca versi aslinya bikin suasana beda banget dibanding terjemahan. Buatku, itu malah menambah kedalaman karakter dan nuansa budaya yang sering hilang kalau cuma diterjemahin seadanya. Tapi penting juga diingat: nggak semua pembaca punya kemampuan bahasa Korea, jadi sebagai penulis atau pembagi, ada tanggung jawab kecil—misalnya kasih ringkasan singkat dalam bahasa yang lebih umum, atau sertakan subtitle/footnote untuk istilah yang spesifik budaya. Praktiknya gampang. Kalau kamu pengin posting dalam bahasa Korea, tandai dengan jelas (mis. tag 'Korean' atau '한국어') supaya pembaca tahu duluan. Tambahin juga sinopsis singkat dalam bahasa komunitas utama supaya pembaca yang nggak paham bisa memutuskan mau lanjut atau nggak. Kalau kamu bisa, tambahin terjemahan atau minta bantuan teman untuk tl;dr. Intinya, pakai bahasa Korea itu sah-sah saja dan kadang justru memperkaya, asal tetap sadar akan audiens dan memberi jalan masuk untuk yang nggak paham bahasa. Aku pribadi selalu senang kalau penulis ngasih dua versi—rasanya kayak dapat bonus: orisinalitas plus aksesibilitas.

Penulis Webtoon Mana Yang Memasukkan Bahasa Korea Tidak Apa-Apa?

1 Answers2025-10-13 12:32:25
Ngobrol soal penulis webtoon yang memasukkan bahasa Korea itu selalu seru buatku karena rasanya seperti dapet lapisan kultur ekstra di cerita favorit. Banyak pembuat webtoon Korea sendiri—contohnya penulis-penulis di balik serial populer seperti 'True Beauty', 'Lookism', atau 'The God of High School'—secara alami menyisipkan istilah Korea, honorifik, atau ungkapan khas dalam dialog aslinya. Itu bukan cuma soal keautentikan; kadang kata tertentu nggak punya padanan pas dalam bahasa lain, dan meninggalkan sedikit kata Korea justru bikin nuansanya tetap hidup. Kalau aku menilai dari sisi pembaca yang doyan banget ngulik detail, yang penting adalah keseimbangan. Terlalu banyak kata yang nggak diterjemahkan bisa bikin bingung, tapi sedikit frasa Korea yang dipertahankan—dengan transliterasi atau catatan kecil—bisa jadi bumbu yang manis. Banyak tim resmi dan fan translators juga memilih mempertahankan honorifik seperti '-ssi' atau '-nim' supaya relasi antar karakter terasa benar. Intinya, kalau penulisnya memang orang Korea atau cerita berlatar sosial Korea, memasukkan bahasa Korea itu sepenuhnya wajar dan seringkali membantu menjaga jiwa cerita. Sebagai pembaca yang sering ngalamin dua versi (asli dan terjemahan), aku suka sekali ketika editor memberi opsi—versi yang lebih ‘otentik’ dan versi yang lebih mudah dibaca—atau setidaknya menambahkan glosarium singkat. Itu membuat pembacaan enak tanpa mengorbankan kekayaan budaya. Pokoknya, kalau penulisnya memasukkan bahasa Korea dengan niat dan rasa hormat, buatku itu bukan masalah, malah sering menambah keseruan.

Bagaimana Penyanyi K-Pop Mengucapkan Bahasa Korea Tidak Apa-Apa?

3 Answers2025-10-13 09:23:23
Paling greget buatku dengar idol menyanyikan '괜찮아' karena kata itu kecil tapi penuh nuansa—bisa lembut, bisa ngegas, tergantung nada dan gaya vokal. Aku sering notice kalau penyanyi K-pop nggak selalu mengucapkannya seperti pelajaran bahasa di kelas. Dalam versi santai mereka biasanya pakai bentuk dasar 괜찮아 yang biasa diucapkan 'gwaen-cha-na' (suara 'gwaen' mirip 'gwen' atau 'waen' tergantung aksen), dengan bunyi ㅊ yang agak terhembus seperti 'ch' yang kuat. Di panggung mereka sering menarik vokal terakhir jadi 'gwaen-cha-naaa' atau memotongnya jadi 'gwaen-cha' biar pas sama melodi. Kalau bentuk sopan dipakai, mereka pakai 괜찮아요 yang jadi 'gwaen-cha-yo' dan lebih rapi suaranya. Intinya: jangan harapkan satu cara pengucapan baku. Untuk yang pengin niru, saranku: dengarkan live dan studio version, catat kapan mereka memperpanjang vokal atau mengurangi konsonan, lalu praktikkan sambil merekam. Aku sering latihan bagian itu sambil meniru intonasi dan napas mereka—lebih natural daripada sekadar membaca romanisasi. Lumayan membantu banget buat cover lagu atau sekadar ikut nyanyi di kamar.

Di Mana Menemukan Novel Bahasa Korea Langka Yang Sudah Tidak Dicetak?

5 Answers2025-08-08 22:54:17
Aku pernah kesulitan mencari novel-novel Korea langka sampai menemukan beberapa toko buku bekas online yang khusus menjual buku impor. Di situs seperti Aladin's Used Book atau Kyobo Book Centre, mereka punya section 'rare books' yang kadang menyimpan harta karun. Pernah nemu 'Please Look After Mom' edisi lama yang udah out of print di sana. Komunitas penggemar sastra Korea di Facebook juga sering jadi tempat barter atau jual beli koleksi langka. Aku sendiri dapet 'The Vegetarian' edisi pertama dari grup diskusi itu. Kalau mau lebih serius, coba cek lelang buku di eBay atau AbeBooks dengan filter 'Korean literature' - meskipun harganya bisa bikin deg-degan.

Frasa Bahasa Korea Tidak Apa-Apa Memiliki Arti Apa Dalam Fanfiction?

3 Answers2025-10-13 10:20:42
Frasa kecil bisa mengubah mood scene—ambil contoh '괜찮아'. Dalam fanfic, terjemahan literalnya memang 'tidak apa-apa' atau 'oke', tapi itu cuma permukaan. Aku sering pakai ini sebagai alat emosional: saat karakter menahan rasa sakit, mereka bilang '괜찮아' untuk menenangkan diri sendiri atau menutupi luka. Pembaca akan merasakan dualitasnya—apakah itu true reassurance atau topeng yang rapuh? Kalau penulis pintar, satu kata itu bisa bikin adegan jadi penuh kepedihan tanpa banyak dialog tambahan. Dari sisi teknik narasi, perhatikan bentuk dan tingkat keformalan. '괜찮아' lebih informal, cocok antara teman dekat atau pasangan; '괜찮아요' terdengar lebih sopan dan biasanya dipakai pada momen yang lebih halus atau ketika karakter mencoba menjaga jarak. Kalau kamu menerjemahkan, pilih opsi Indonesia yang cocok: 'aku baik-baik saja' terasa personal, sementara 'gak apa-apa' bisa terdengar enteng atau bahkan meremehkan. Dalam adegan canggung, 'gak apa-apa' bisa menjadi tanda penolakan halus; dalam adegan hangat, ia menjadi penghiburan. Sebagai pembaca fanfic yang gampang hanyut, aku paling suka kalau penulis menonjolkan konteks nada—misalnya menuliskan tindakan kecil setelah kata itu, seperti tangan yang menutup mulut atau suara yang serak. Itu bantu pembaca mengerti apakah '괜찮아' berarti 'serius, aku baik-baik saja' atau 'tidak ingin merepotkanmu'. Jadi, jangan remehkan frasa ini; satu kata Korea bisa mengandung lapisan perasaan yang kompleks, dan itu indah kalau ditangani dengan lembut.
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status