Dua jam setelah John pergi, Liam yang sedari tadi menahan diri akhirnya tak bisa lagi mengabaikan perasaan yang berkecamuk dalam dirinya.
Dengan langkah lebar, ia menuju ruang kerja Aleena, hatinya penuh dengan kemarahan dan rasa tak terima.
Saat pintu terbuka dengan keras, Aleena yang sedang fokus pada dokumen-dokumen di mejanya langsung tersentak.
Ia mengangkat wajahnya dengan kaget, matanya membulat melihat sosok Liam berdiri di ambang pintu dengan ekspresi murka.
"Apa yang kau lakukan di sini?" protes Aleena tajam, mencoba menutupi keterkejutannya.
Liam tak menjawab. Ia melangkah mendekat, tatapan matanya tajam dan menusuk. Dalam sekejap, ia mencengkeram kedua tangan Aleena dengan kuat, membuat wanita itu mengernyit kesakitan.
"Apa kau sengaja membuatku marah, hah?" suara Liam terdengar geram.
Aleena mengerutkan keningnya. Ia tak mengerti apa yang sedang dibicarakan oleh Liam.
"Jangan pura-pura tidak tahu, Aleena," lanjut Liam dengan suara yang lebih rendah, namun sarat dengan emo