Suasana asrama taruna malam itu terasa lebih sunyi dari biasanya. Hanya suara jangkrik dan tiupan angin yang terdengar dari celah jendela. Lampu lorong redup menyinari barak tempat Nabil biasa tidur. Namun, malam itu, ranjangnya kosong.
Rere berjalan pelan menyusuri lorong menuju ruang piket taruna. Beberapa taruna berjaga dengan sikap siaga. Ia memberanikan diri bertanya pada Satria, taruna senior yang dikenal tegas tapi cukup dekat dengannya.
"Kak, Nabil kenapa nggak kelihatan dua hari ini? Katanya dia kena skors?" tanya Rere dengan suara pelan.
Satria menatap Rere sebentar, lalu menarik napas panjang. "Dia kena pelanggaran berat, Re. Ketahuan keluar kompleks malam-malam. Tanpa izin pasti seperti kapan duluh."
"Kapan duluh?"
"Iya, biasa lah urusan perempuan sampai dia dijemput kakaknya."
"Memangnya ada urusan apa?"
"Informasi itu ditutup rapat. Dengar aja seperti itu dari teman satu kamar dia."
"Dan sekarang, bisa-bisanya dia berulah lagi."
"Keluar? Maksudnya kabur dari asrama?" Rer