Satu minggu kemudian.
“Eh! Itu dia yang kemarin lari-lari nggak pakai baju!”
Max mengerjapkan matanya. Diam-diam mendengarkan percakapan di meja kantin sebelah.
Ia mendapati 5 mahasiswi duduk di sana sambil berbisik-bisik. Setidaknya, mereka pikir suara mereka sudah sangat pelan dan tidak terdengar. Padahal Max dan Paul yang sedang menunggu jam kuliah statistik itu, bisa mendengar pembicaraan mereka.
“Badannya oke sih! Aku suka yang nggak terlalu berotot, tapi juga nggak gendut.”
“Ada yang denger katanya dia berantem sama Franky.”
“Ugh! Senior itu dari dulu bikin ulah!”
Paul menutupi mulutnya dengan kepalan tangan. Ia sudah tidak bisa menahan seringai yang menarik ujung-ujung bibirnya. Karena, jelas sekali mereka sedang membicarakan Max yang kemarin berlarian tanpa baju dari toilet ke mobil.
“Kau populer sekarang, Max!” bisik Paul, benar-benar tak terdengar selain oleh Max.
Max mendengus dalam hati. “Thanks to Franky and the team!”
Bersamaan dengan itu, Yerhan dan Tara muncul di pi