Malam itu Rahayu, Dinda, Alia menikmati makan malam mereka tanpa beban apapun. Rahayu kini sudah sabar menyuapi Arka agar mau makan.
Dinda dan Alia makan sambil sesekali tertawa kecil melihat sesuatu di ponsel masing-masing.
Mereka tak sadar Daris masuk dengan wajah suram. Ia duduk, mengamati keluarganya, dan berdehem untuk meminta perhatian.
“Aku dipecat," katanya padat. Singkat.
Tiga pasang mata menoleh, dan saling tatap.
“Maksudmu apa Daris?” Rahayu bertanya pelan.
“Dipecat, Ma!” ulang Daris, suaranya meninggi. “Daris bangkrut!”
“Lho, kalau dipecat, kan tinggal cari perusahaan lain, Mas,” sahut Dinda santai.
Alia mengangguk setuju. “Iya, Mas Daris kan lulusan kampus bergensi, mantan direktur pula…”
Daris menatap adik-adiknya lama. “Maaf, Alia. Kuliahmu harus ditunda. Tahun ini Mas nggak bisa bantu.”
Alia meletakkan ponselnya, ekspresinya langsung berubah. “Mas, jangan bercanda. Alia baru dua bulan kuliah, masa harus berhenti?”
Daris tidak menanggapi Alia, ia beralih k