Maghanap
Library
Home / Rumah Tangga / Calon Istri Untuk Klien WO / Bab 04

Bab 04

Author: Dhia Dharma
2025-05-23 20:00:31

“Jadi gimana mbak? tante?” tanya Aya setelah memperlihatkan konsep pernikahan yang sudah dirancangnya

         Maya – calon istri Raka, tersenyum tipis lalu menatap Aya tak enak “Konsepnya bagus, bagus banget malahan. Cuman mbak sama mas Raka tuh pengennya yang sederhana ajah”

“Iya sayang” ucap Dania “Mereka juga maunya, pernikahannya itu dilaksanakan di rumah. Jadi mungkin konsep yang kamu buat agak kurang cocok”

“Tapi saya buat ini sesuai sama permintaan Pak Fakhri, tante” jelas Aya

Ia masih mengingat dengan jelas ucapan Fakhri hari itu ‘Terserah konsepnya seperti apa yang penting pernikahannya harus mewah, harus glamor’ dan satu lagi ‘pernikahannya akan dilaksanakan di hotel keluarga kami’

Tapi sekarang? Kenapa kedua wanita cantik di hadapannya ini malah mengatakan sebaliknya. Apa Fakhri semenyebalkan itu sampai ia juga harus mengerjainya dalam hal pekerjaan? Yang benar saja

“Fakhri?” tanya Dania “Aduh soal itu tante minta maaf ya Aya, sebenarnya tante nyuruh Fakhri temuin kamu hari itu untuk sekedar kenalan ajah, kan sayang kalo pertemuannya kita cancel”

Ayyana melongo. Dania tidak tau saja seberapa menyebalkan anaknya itu. Bahkan saat ini saja, ia masih harus bertaruh untuk tidak bertemu dengannya sampai kamis depan. Pantas saja, Fakhri seolah tak memperhatikan saat ia sibuk menjelaskan berbagai jenis konsep pernikahan saat itu

“Mbak jadi nggak enak, kamu udah capek-capek bikin konsepnya”

“Udah mbak nggak apa-apa, namanya juga kerja. Pasti ada saja ujiannya”

Mau marah pun harusnya yang ia semprot itu Fakhri kan? Bukan mereka berdua. Jadilah mau tak mau, Ayyana harus kerja ulang, membuat konsep baru seperti keinginan Maya

Konsep pernikahan yang sangat amat sederhana, jauh dari kata mewah berbanding terbalik dari penuturan Fakhri

oOoOo

         Selepas menunaikan sholat isya, Ayyana merapikan peralatannya lalu mengenakan hijab dan segera keluar kamar menuju dapur untuk makan malam bersama. Namun saat hendak turun samar-samar ia mendengar suara ayahnya yang tengah mengobrol dengan seseorang dari arah ruang tengah

Senyum Ayyana mengembang sempurna saat melihat seorang pria yang rasanya sudah cukup lama tidak ia temui, dengan semangat Aya melangkah mendekat dan mengambil tempat di tepian sofa tempat ayahnya duduk

“Kapan baliknya pak dokter?” tanyanya pada Ilham yang beberapa minggu ini menghabiskan waktu di luar negeri untuk mengikuti beberapa pelatihan medis

Senyum manis tercetak diwajah Ilham, bahkan ia terlihat jauh lebih segar setelah melihat Aya “Tadi pagi”

“Terus mana oleh-oleh buat gue?” tagih Aya membuat sang ayah mendelik

“Ilham itu kesana buat belajar sayang, bukan kerja”

“Tetep aja, Yah. Orang itu kalau pulang dari luar negeri wajib bawa oleh-oleh”

“Ntar gue beliin siomay depan rumah sakit” canda Ilham

“Iihh… Nggak modal banget jadi dokter” Ayyana beranjak menjauh untuk membantu ibunya menyiapkan makanan di dapur

Makan malam pun diisi dengan obrolan tentang Ilham, awalnya hanya seputar pekerjaan dan kegiatannya selama pelatihan namun bukan orang tua namanya kalau mengobrol tanpa membahas masa depan

“Jangan terlalu fokus kerja” Ucap Ayu “Kamu kan juga udah cukup mapan buat berumah tangga”

“Betul itu kata ibu, lagian juga udah ada calonnya kan” tambah ayah

Ayyana yang sedang asyik menyantap makanannya ikut teralihkan, ia mengangkat wajah hendak menatap Ilham didepannya namun segera ia palingkan ke arah lain saat pandangannya bertemu dengan cowok itu

Ilham juga menatapnya, bahkan sebelum Aya. Suasana diantara mereka jadi sedikit canggung namun hal itu sama sekali tak disadari kedua orang tuanya

“Jujur sih, ibu nggak sreg kalau kamu jalin hubungan kayak gitu. Kalau kamu memang suka, langsung nikahin ajah”

“Iya bu” Jawab Ilham sekenanya

Ia memang pernah mengenalkan Anggi pada mereka, tapi Ilham tak menjelaskan secara gamblang mengenai hubungan keduanya. Namun karena itu pertama kalinya ia membawa seorang perempuan ke rumah, jadilah mereka semua menganggap hubungan keduanya lebih dari teman

Begitu acara makan malam selesai, Ilham tak tinggal lagi. Ia segera pamit lantaran lumayan lelah, sesampainya tadi pagi ia juga langsung diarahkan ke rumah sakit untuk mengurus beberapa hal dan setelah itu langsung datang kesana

“Kamu tuh kalau ada waktu luang, sekali-kali nginep disini” Ucap ibu sendu memeluk tubuh Ilham yang sudah lebih tinggi darinya

“Jangan mentang-mentang udah punya tempat sendiri jadi jarang nengokin ibu”

Ilham tersenyum tulus, balas memeluk perempuan paruh baya itu. Perempuan yang sudah dianggap seperti ibu kandungnya sendiri, yang tak pernah membedakannya dengan Adrie pun Ayyana. Meski hanya sebatas keponakan yang mereka angkat sebagai anak, tapi Ilham tau setulus apa mereka berdua, tak pernah sekali pun Ilham mendengar bentakan atau makian dari mereka

Namun, Ilham tau diri untuk tidak selalu bergantung pada mereka. Atas semua hal yang sudah ia raih sampai menjadi seperti sekarang, hingga memiliki tempat tinggal sendiri dan mampu menghidupi dirinya sendiri, semua itu sudah sangat amat cukup baginya

 “Insya Allah, Ilham akan luangin waktu untuk nemuin ibu lebih sering. Oke?” Bujuknya

“Bener ya” Ucap ibu melepas pelukannya

Ilham mengangguk “Ya udah, aku pamit ya” ucapnya menyalami tangan ayah dan ibu

“Mau oleh-oleh kan?” Tanyanya pada Ayyana

“Katanya nggak ada”

“Ambil di mobil” Ucapnya keluar setelah tak lupa mengucapkan salam pada ayah dan ibu

Dengan hati berbinar bahagia, Ayyana mengikuti langkah lebar Ilham menuju halaman depan

“Nih” Ilham menyerahkan sebuah paperbag berukuran lumayan kecil, tentu saja Ayyana menerimanya dengan senang hati

“Makasih. Boleh gue buka?” Tanyanya membuat Ilham mengangguk

Ayyana membeku melihat apa yang Ilham berikan, sebuah cincin dengan mutiara kecil ditengahnya

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App