"Aku harus pergi," ucap Gendhis pada Rai yang masih bertahan di kamarnya hingga hampir tengah malam.
"Ke mana? Tengah malem begini? Ngelayanin pelanggan?" cecar Rai ingin tahu.
Gendhis berkacak pinggang sambil berbalik pada Rai, "Cari makan," katanya singkat.
"Ikut!" ujar Rai langsung bangkit, menyambar jaketnya.
"Aku makan kaki lima lho," tandas Gendhis sengaja membuat Rai mengurungkan niatnya.
"Aku makan pake tangan, bukan pake kaki. Ayok!" kata Rai tak peduli, ia genggam jemari Gendhis dan dibimbingnya keluar kamar tanpa menunggu lama.
"Kamu nggak ada kerjaan? Nggak sibuk? Perasaan seharian ini jadi bawang kosong jagain kamarku," gumam Gendhis sambil mengunci pintu kamar.
"Aku kangen," balas Rai.
Beriringan, keduanya berjalan menuruni tangga, melewati ruang tamu di mana ada beberapa junior Gendhis yang menatap takjub pada Rai. Siapa yang tidak akan terpesona pada sang pemilik baru dari rumah bordil yang mereka tinggali? Rai memilik semua kharisma pemikat kaum hawa.
"Terus,