Langit Depok mendung sore itu, seolah menyambut langkah berat seorang wanita muda yang baru saja menanggalkan statusnya sebagai istri. Sekar berdiri di depan rumah milik ke dua orang tuanya dengan pandangan kosong. Tangannya menggenggam erat pegangan koper, meski tubuhnya terasa ringan, hatinya penuh beban.
Nunung dan Rozak segera keluar menyambut, menyembunyikan duka yang mereka rasakan dalam senyum tipis dan tatapan penuh kasih. Mereka sudah mendengar kabar tentang perpisahan itu dari Sekar sendiri, tapi tetap saja pertemuan ini menyisakan getir.
“Kamu pasti kuat, Nak,” ucap Nunung, memeluk Sekar erat. Suaranya serak, namun hangat, seperti pelukan seorang ibu yang ingin meredakan badai dalam dada anaknya.
Sekar membalas pelukan itu dengan lemah. Ia mengangguk, berusaha mati-matian menahan air mata yang sudah memenuhi pelupuk. Menjadi janda bukan hanya status, tapi juga luka yang harus disembunyikan. Ini adalah keputusan paling nekat yang pernah ia ambil, dan sekarang, ia harus beran