DIMADU TANPA RESTU

DIMADU TANPA RESTU

last updateTerakhir Diperbarui : 2025-05-24
Oleh:  NHOVIE ENOn going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
10
4 Peringkat. 4 Ulasan-ulasan
83Bab
1.7KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi

"Terkadang, Cinta Harus Menemui Titik Balik" Sekar hidup dalam kebahagiaan yang sempurna bersama suaminya, Wiratama. Namun, kehidupan yang tampak sempurna itu runtuh dalam sekejap ketika sebuah pengakuan mengejutkan datang dari suaminya—sebuah rahasia yang tak hanya mengubah segalanya, tetapi juga memaksa Sekar untuk menghadapi kenyataan yang lebih pahit dari yang bisa ia bayangkan. Dengan hati yang hancur, Sekar harus membuat pilihan besar: bertahan dengan cinta yang terkhianati, atau mencari kedamaian dalam hidup yang baru. Ketika masa lalu kembali mengintai, sebuah pertanyaan besar muncul: Apakah kita bisa memaafkan seseorang yang telah menghancurkan kepercayaan kita, atau harus berani melepaskan segalanya untuk menemukan kebahagiaan yang sejati?

Lihat lebih banyak

Bab 1

1- Kejutan Yang Tak Diharapkan

Malam itu, Sekar berdiri di depan meja makan yang telah ia susun dengan sempurna. Hidangan kesukaan suaminya, mulai dari ayam panggang hingga sup sayuran segar, sudah tertata rapi.

“Akhirnya, malam ini dia pulang,” gumamnya penuh harap.

Bel pintu berbunyi. Sekar buru-buru menuju pintu dengan langkah penuh semangat. Namun begitu pintu terbuka, senyumnya langsung memudar.

Berdiri di depannya, Wira tidak sendirian. Di sampingnya, seorang wanita cantik dengan rambut panjang lurus berdiri dengan senyum tipis.

“Sekar...” suara Wira terdengar tenang, tanpa ragu. “Ini Amara,” katanya. “Dia hamil. Kami sudah menikah secara siri.”

Sekar mematung. Dunia seakan berhenti berputar. Matanya menatap tak percaya ke arah Wira, lalu ke Amara, dan kembali ke Wira.

“Mas… apa maksudnya ini?” tanyanya dengan suara bergetar.

“Aku sudah menikahinya, Sekar. Anak yang dia kandung adalah anakku, dan aku akan bertanggung jawab.”

Sekar merasa dadanya sesak. Ia menatap Wira dengan air mata yang mulai menggenang.

“Apa? Kamu menikah lagi tanpa memberitahuku, Mas?”

Amara, yang sejak tadi diam, akhirnya buka suara. “Mbak Sekar, saya minta maaf. Tapi saya juga punya hak atas Mas Wira. Kami ingin hidup bersama.”

Sekar mengalihkan pandangannya ke Amara. Sorot matanya tajam, penuh dengan kemarahan yang membuncah.

“Hak? Kau pikir aku akan menerima kalian setelah semua ini?”

Wira mendengus pelan. “Sekar, jangan berlebihan. Ini bukan akhir dunia. Kau masih istriku.”

Sekar tertawa getir. Seluruh tubuhnya terasa kebas. Bagaimana bisa, suaminya berkata semudah itu?

“Mas, kamu pikir aku akan berbagi suami? Kamu pikir aku akan menyambut wanita lain yang kamu bawa ke rumah ini dengan senang hati?”

“Kau harus menerima ini,” Wira berkata tegas. Raut wajahnya tampak begitu dingin. Sekar nyaris tidak mengenali pria yang berdiri di hadapannya ini.

“Aku ingin kalian hidup berdampingan. Aku akan adil.”

Sekar menatapnya tak percaya. Dadanya seolah terhimpit oleh beban berat mendengar ucapan Wira.

“Mas, kamu sudah memutuskan segalanya tanpa memberitahuku! Dan sekarang kamu masih bicara soal adil?”

Wira menghela napas, seolah lelah dengan sikap Sekar. Seolah-olah apa yang dirasakan Sekar bukan hal penting.

“Aku tidak punya waktu untuk ini. Aku dan Amara akan tinggal di sini mulai sekarang.”

Darah Sekar berdesir. Ia menatap Wira lekat. “Tidak. Kalian tidak akan bisa tinggal di sini. Ini rumah warisan orang tuaku!”

“Kamu lupa?” sahut Wira mulai kesal. “Rumah ini sudah dipindahkan atas namaku. Jadi aku berhak atas rumah ini!”

Sekar terdiam, ia merasakan dadanya membara. 

Setelah menikah dengan Wira, hak kepemilikan atas rumah itu memang tercatat atas nama suaminya. Itulah bukti betapa Sekar sangat cinta dan percaya pada suaminya.

Namun, ia tidak menyangka hal seperti ini akan terjadi.

Amara kemudian melangkah maju, menatap Sekar dengan tatapan penuh perhitungan.

“Mbak Sekar, kalau boleh jujur, saya kasihan melihat Mbak seperti ini. Menolak kenyataan hanya akan membuat hidup Mbak semakin sulit. Mas Wira mencintai saya. Kami akan punya anak bersama. Bukankah lebih baik Mbak menerima kami?”

Sekar mengepalkan tangan. “Kalau dia mencintaimu, kenapa dia tetap tinggal bersamaku selama ini?”

Amara tersenyum miring. “Mbak tahu jawabannya. Mas Wira tetap di sini karena rasa tanggung jawab. Lagi pula bukankah selama ini Mbak belum bisa memberinya anak? Masih untung lho aku mau berbagi suami. Aku yakin kalau Mas Wira akan bersikap adil untuk kita. Lagi pula anakku nanti akan jadi anak Mbak juga kan? Harusnya Mbak berterima kasih sama aku karena sekarang aku sedang mengandung anaknya Mas Wira.”

Wira hanya diam, membiarkan Amara mengambil alih kendali. Sekar menatap pria yang selama ini ia cintai dengan penuh kebencian.

“Kamu bahkan tidak bisa berbicara untuk dirimu sendiri, Mas? Atau memang kamu memang lebih memilih wanita ini?”

Amara menggenggam lengan Wira lebih erat, seolah ingin memastikan dominasi dirinya.

“Mas Wira sudah memilih saya, Mbak. Dan sebaiknya Mbak menerimanya, karena saya tidak akan pergi.”

Sekar menatapnya tajam. “Kau pikir aku sudi membiarkanmu tinggal di rumah ini?”

Amara tersenyum puas. “Mas Wira yang memutuskan, bukan Mbak.”

Sekar merasakan kepalanya berdenyut hebat. Napasnya memburu. Ini terlalu sakit. Amara tahu betul cara menusuknya di tempat yang paling dalam.

Wira akhirnya buka suara. “Sekar, aku ingin kita membicarakan ini dengan baik.”

“Setelah kamu menghancurkan semuanya, Mas?” Sekar menatap suaminya nanar. Raut wajahnya menyiratkan luka dan kecewa mendalam.

Namun, Amara menghela napas panjang, lalu berbisik pelan, meski cukup tajam untuk melukai.

“Mbak Sekar, saya hanya ingin yang terbaik untuk semua. Mas Wira adalah ayah dari anak saya. Kami keluarga sekarang.”

“Kau benar-benar tidak tahu malu ya? Kau mencuri suamiku. Beraninya kau bicara soal keluarga?”

Amara tersenyum tipis. “Cinta datang dengan cara yang tidak terduga, Mbak. Lagi pula kami sudah saling mencintai jauh sebelum Mas Wira mengenal Mbak.”

Kesabaran Sekar habis. Ia meraih gelas di meja dan melemparkannya ke arah Amara. Amara terkejut, mundur selangkah, tapi tetap menampilkan senyum kemenangan.

“Sudah cukup!” bentak Sekar. “Kalian tidak akan tinggal di sini! Pergi sekarang!”

Wira belum sempat melakukan apapun, tapi Amara dengan wajah basah dan dagu terangkat, mendorong tubuh Sekar yang tidak siaga hingga ia terhuyung menjauh dari pintu.

Wanita hamil itu berjalan dengan gemulai memasuki rumah. “Ayo, Mas. Ini juga rumah kita,” katanya.

Sekar terlalu terkejut untuk bereaksi saat Amara dan Wira masuk ke dalam rumah seolah tidak terjadi apa-apa.

Tampilkan Lebih Banyak
Bab Selanjutnya
Unduh

Bab terbaru

Bab Lainnya

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

user avatar
Faisalicious
Keren banget thor novelnya, lanjut terus ya Jangan lupa mampir dan tinggalkan jejak juga di novelku ya, judulnya TULANG SUCI NAGA ABADI buat yang suka fantasi timur bisa langsung mampir
2025-05-27 19:32:46
0
user avatar
Arin Kurniasari
lanjutkan, semangat
2025-05-14 22:34:58
0
user avatar
Adelia Chubby2499
Ceritanya seru. Genre nya susah ditebak. Pokoknya wajib banget baca ceritanya. karena mmg sekeren itu
2025-04-19 20:31:38
1
default avatar
Zahra Ramadhani
Semangat, Kak .........
2025-04-16 13:12:28
1
83 Bab
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status