Pagi itu, sinar matahari menyusup lembut ke dalam ruang rawat inap. Udara terasa lebih hangat dari biasanya, membawa aroma harapan dan kehidupan baru.
Thania sedang duduk di ranjang dengan bantuan sandaran, tubuhnya masih lemah, tetapi senyumnya mulai kembali, meski samar.
Melvin duduk di sampingnya dan menggenggam tangan istrinya dengan sabar. Mereka sedang menunggu perawat yang akan membawa kabar tentang si kembar—Aiden dan Austin.
Tak lama kemudian, pintu diketuk dan seorang perawat masuk sambil tersenyum.
“Nyonya Thania, kami mendapat persetujuan dari dokter anak. Hari ini, Anda sudah boleh melakukan kangaroo care,” ucap sang perawat dengan hangat.
Thania sontak menoleh, matanya membulat. “Benarkah?” bisiknya seolah tak percaya.
Perawat itu mengangguk. “Kami akan membawa Aiden lebih dulu. Karena tubuh Nyonya masih butuh penyesuaian, jadi kita lakukan secara bergantian. Setelah Aiden, nanti baru Austin. Tapi tolong, jangan terlalu tegang, ya. Cukup relaks dan biarkan kulit Nyonya y