"Aku sudah mengetahui dalang dibalik semua ini. Dia adalah … Luhan."
“Apa?”
“Luhan? Maksudmu, Ayah Luhan?”
Damian menganggukan kepala, pamannya itu memang tidak tahu apa-apa.
Andy, dengan keputusan dari Damian yang tegas, mengambil alih jalannya rapat. Dengan beberapa ketukan tegas di atas meja, dia mengumumkan bahwa rapat dianggap cukup dan semua bisa meninggalkan ruangan. Satu demi satu, para eksekutif berdiri dan pergi, meninggalkan ruangan yang kini hanya dihuni oleh Damian dan pamannya, Ferdy.
Damian, dengan raut wajah serius dan tekad yang kuat, menoleh kepada pamannya. "Aku akan menemui Luhan hari ini," ujarnya dengan nada yang mengandung keputusan yang tidak bisa diganggu gugat.
Ferdy, mendengarkan dengan ekspresi yang mendukung, mengangguk perlahan. "Aku akan memberikan ultimatum padanya," lanjut Damian. "Jika dia tidak mengakui bahwa dialah yang menggunakan namaku untuk pinjaman tersebut, aku tidak akan segan-segan membawa masalah ini ke jalur hukum. Aku bahkan siap untuk me