“Evan! Jangan bicara seperti itu!”
Nayla menegur dengan suara tegas, lalu matanya beralih ke arah para pelayan yang diam tertunduk.
Evan menjawab dengan santai. “Mereka saja tidak menghargaimu sebagai nyonya rumah ini. Lantas, kenapa aku harus menjaga mulut?”
Deg!
Nayla terkejut mendengar ucapan itu. Dia heran, bagaimana Evan bisa berkata seenaknya seperti itu. Dia menggeser kursi, mendekat ke sisi Evan, lalu mencondongkan tubuh untuk membisikkan sesuatu.
“Evan, apa maksudmu? Tolong, jangan buat mereka takut.”
Evan tersenyum sinis. “Kenapa? Kamu pikir aku tidak tahu siapa saja pelayan di rumah ini yang suka menggosipkan sesuatu tentangmu?”
Mata Nayla membelalak, mulutnya terbuka sampai harus ditutup dengan telapak tangan.
Tiba-tiba, tiga pelayan itu langsung menjatuhkan diri ke lantai yang dingin, merangkak menuju kaki Evan, lalu bersimpuh di depannya.
“Tuan, maafkan kami. Kami tidak pernah bermaksud menggosipkan sesuatu yang buruk tentang Nyonya. Kami mana berani!” ujar salah s