Share

Bab. 18

Penulis: Ufaira Putri
last update Terakhir Diperbarui: 2025-06-19 14:51:18

“Evan, aku nggak apa-apa!”

Nada bicara Nayla sedikit meninggi, ingin meredakan kekhawatiran Evan. Dia tidak menyangka kalau Evan akan bereaksi seperti itu.

Evan mendengus kesal, lalu memalingkan wajahnya dari Nayla, berusaha meredam kekhawatirannya.

“Maafkan aku.” Ucapan itu keluar begitu saja dari mulut Evan. Dia merasa sudah berlebihan dan membuat Nayla terkejut.

“Tapi, Evan, bagaimana kamu bisa datang tepat waktu?” tanya Nayla dengan penasaran.

Evan terdiam sejenak, matanya menatap kosong seolah sedang memikirkan sesuatu yang sulit ditebak Nayla.

“Seharusnya kamu itu bersyukur, aku datang tepat waktu. Kalau tidak, kamu bisa celaka!” Evan menjawab dengan nada tinggi sambil memalingkan wajahnya, menghindari pandangan Nayla.

Nayla terdiam, menyadari ada benarnya kata-kata Evan. Jika dia tidak datang tepat waktu, mungkin sekarang Nayla sudah tergeletak di lantai bawah.

“Sudahlah, lebih baik kamu keringkan dulu rambutmu, sana!” lanjut Evan dengan ketus.

Dia berjalan mendekati dindi
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Dimanja Suami Pura-pura Buta   Bab. 31

    “Evan, kamu kenapa duduk dengan Adelia?”Nayla mengerutkan dahi, bingung dengan kehadiran Adelia yang. Dia melirik Evan, yang tersenyum tipis penuh arti. Ada campuran perasaan cemburu, namun merinding dirasakan olehnya.“Nayla, sayang.” Evan berdiri, mengulurkan tangan untuk membantu Nayla duduk di sofa. “Aku sudah mendengar semuanya.”Adelia terkesiap mendengarnya. “E–evan, apa maksudmu?”Evan mengabaikan Adelia, dia fokus tertuju pada Nayla. “Tanganmu ….”Evan menyentuh lembut tangan Nayla yang masih sedikit lebam. “Apa masih sakit?”Nayla menggeleng pelan, berusaha menyembunyikan rasa sakitnya. Dia tidak ingin Evan tahu seberapa parah dia disakiti oleh Adelia.“Jangan bohong padaku sayang.” Evan berkata lembut, namun suaranya terdengar tegas. “Ceritakan semuanya padaku.”Dengan air mata yang kembali menetes, Nayla menceritakan semuanya kepada Evan, dari awal hingga akhir. Dia menceritakan bagaimana Adelia menginjak tangannya dengan hak sepatu tinggi Adelia, karena dia berusaha m

  • Dimanja Suami Pura-pura Buta   Bab. 30

    “Baik, Nyonya.”Nina mengangguk, meskipun wajahnya masih menunjukkan kekhawatiran. Dia segera berlari ke dapur untuk mengambil batu es, sementara Tommy tetap berada di samping Nayla untuk menemaninya.Adelia yang merasa terpojok, mulai memprotes. “Kalian semua berlebihan! Nayla terlalu dramatis. Kenapa harus sampai melapor ke Evan segala?”“Tentu saja harus melapor, Nyonya Adel. Karena saya ditugaskan Tuan Evan untuk mengantarkan Nyonya ke sini, dan menjaganya.” Tommy membalas dengan nada formal.Setelah beberapa saat, Nina kembali dengan batu es yang dibungkus kain. “Ini, Non Nayla. tahan sedikit, ya. Ini sedikit sakit.”Nina menempelkan bungkusan yang berisi batu es itu secara perlahan-lahan ke tangan Nayla yang membiru.Adelia mendengus kesal melihat Nayla yang tengah diobati oleh Nina dan Tommy, dia langsung pergi meninggalkan kamar itu.“Pak Tommy, apa Evan akan ke sini?” tanya Nayla penasaran.Tommy mengangguk mengiyakan. “Benar, Nyonya.”Kemudian, Tommy beralih pada Nina. “Bu

  • Dimanja Suami Pura-pura Buta   Bab. 29

    “Adel! Kamu ini apa-apaan, sih?!”Suara Nayla memekik keras, dengan matanya yang memerah dan napasnya yang bergemuruh. Nayla melangkah dengan perasaan emosi, lalu merebut kotak kardus yang dipeluk Adelian.“Kamu keterlaluan, Del! Kamu mau membuang semua barang-barang berhargaku?!” lanjut Nayla penuh emosi.Adelia sempat terkejut dengan kemunculan Nayla, kemudian tersenyum sinis dengan tatapan yang mengejek. “Berharga, katamu?” Suara Adelia terkesan mengejek. “Lembaran kertas itu sama sekali tidak berguna untukmu, Nayla!”Nayla terperangah menatap Adelia dengan rasa tak percaya mendengar ungkapannya itu.“Bagaimana kamu bisa mengatakan itu, Adel?!” Nayla menjeda sesaat, berusaha mengatur napasnya yang bergemuruh hebat. Kemudian dia melanjutkan. “Ini semua berkas-berkas penting, hasil dari pendidikanku selama ini!”Berkas penting yang dimaksud Nayla itu adalah ijazah dan beberapa sertifikat penghargaan penting dari banyaknya prestasi yang pernah diraihnya semasa kuliah. Apalagi dia

  • Dimanja Suami Pura-pura Buta   Bab. 28

    “Evan, apa kamu masih marah?” tanya Nayla.Dia yang menyusul Evan ke ruang kerjanya, masih diliputi perasaan bersalah karena merasa jadi beban untuk Evan.Evan menoleh sedikit ke arah Nayla, kemudian dia bersikap acuh tak acuh.Evan bersuara dengan dingin. “Tommy sudah datang?” “Tommy?” gumam Nayla pelan, merasa kecewa karena Evan tidak menanggapi pertanyaannya. “A–aku panggilkan dulu.”Nayla hendak pergi, namun Evan mencegahnya. “Tidak usah! Aku bisa meneleponnya.”Tangan Evan meraba-raba atas meja, mencari letak keberadaan ponselnya. Dan dia langsung menekan tombol panggilan cepat untuk menyambungkan telepon dengan Tommy.“Datang ke ruanganku.” Suara Evan begitu dingin namun tegas.Nayla hanya diam menyimak. Dia tidak ingin sampai salah bicara lagi di depan Evan. Hingga Evan melirik tipis ke arahnya.“Duduklah.” Nada suara Evan kali ini terdengar merendah.Nayla mengangguk. Dengan langkah pelan, dia berjalan ke sofa yang terdapat di ruangan itu.Lalu Evan kembali bersuara dengan n

  • Dimanja Suami Pura-pura Buta   Bab. 27

    “Ayolah, memangnya begitu cara kamu menyambut sepupu suamiku?” Kane menyunggingkan senyum sinis, menatap Nayla yang jelas-jelas muak melihatnya.Nayla mendengus kesal, lalu menarik napas panjang berusaha menenangkan diri. Dengan terpaksa, dia memaksakan senyum tipis. “Evan masih tidur. Kalau kamu mau menunggu, duduk saja dulu. Aku akan membangunkannya, ya.” Kane terkekeh melihat kepura-puraan Nayla. “Sudah, sudah! Aktingmu payah sekali, Nayla.” Mendengar ejekan itu, Nayla menundukkan wajahnya, perasaan kesal semakin membuncah. “Tunggulah, aku akan membangunkan Evan!” lanjut Nayla ketus sambil berlalu pergi. Dia kembali ke kamarnya, menahan amarah yang bergejolak di dada. “Evan!” panggil Nayla saat memasuki kamar. Namun, tempat tidur Evan sudah kosong. Nayla tahu pasti Evan sedang mandi sekarang. Dia sadar, Evan terlalu mandiri untuk seseorang yang mengalami kebutaan. Namun, Nayla tidak ingin memusingkan itu. Dia berpikir, mungkin Evan sudah belajar dan terbiasa se

  • Dimanja Suami Pura-pura Buta   Bab. 26

    ‘Astaga! Apa aku salah bicara?’Seketika Nayla merasa khawatir. Dia menangkap raut wajah Evan yang terlihat jelas sedang marah.Nayla langsung menggeser duduknya ke samping Evan, meraih tangannya dan menggenggamnya dengan lembut.“Maaf, aku sepertinya salah bicara.”Evan menoleh tajam ke samping, membuat Nayla merasakan tatapan tajam darinya.“Siapa yang mengatakan itu padamu?” Suasana mendadak tegang, ditambah aura Evan yang terasa mendominasi sekaligus membuat nyali Nayla menciut seketika.“Tidak ada, Evan!” jawab Nayla dengan tegas.Evan mengangkat sebelah alisnya. “Kamu yakin?”Nayla mengangguk. “Iya, Evan!”Kali ini, Evan terpaksa mempercayai Nayla. Meskipun dia merasa ragu, mencari tahu sendiri jauh lebih baik dibandingkan harus mendesak Nayla. “Baiklah, kalau begitu kita mulai saja.” Evan segera menarik Nayla ke pangkuannya. Dia mendongak, menatap wajah Nayla, membuat istrinya itu menelan ludah, matanya terpaku pada ketampanan suaminya. “E–Evan ....” Wajah Nayla memerah, ma

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status