Sejak percakapan dengan Lyrienne pagi itu, malam-malam Arcelia tak lagi sama.
Meski tubuhnya terasa ringan oleh ramuan tidur Azrael, hatinya tetap dipenuhi tanya yang belum terjawab. Ada denyut lembut dalam rahimnya—bukan sekadar kehidupan yang tumbuh, tapi gema takdir yang berdentum dalam diam.
Azrael tak tinggal diam.
Dia menangkap kegamangan dan kecemasan Arcelia walau tak terucap dari bibirnya.
Hari berikutnya, ia memindahkan kamar tidur mereka ke ruang terdalam di sayap timur istana, di mana energi kuno masih mengalir lewat akar batu dan dinding yang terukir sihir leluhur. Dindingnya tak hanya kokoh, tapi juga memantulkan mantra pelindung yang tak bisa ditembus oleh sihir kegelapan.
Azrael bahkan tak mengizinkan sembarang bayangan melintasi ambang pintu tempat Arcelia bernaung. Hanya dua dayang—yang telah bersumpah dalam sihir darah dan terikat pada jiwanya sendiri—yang diperkenankan mendekat.
Sisanya? Bahkan cahaya pun dimintanya untuk melangkah dengan lembut.
Ia menjadi penjaga