Chapter: Envy"Terima kasih bantuannya," potong Leonardo sambil berjalan menuju pintu. "Tutup butik tepat waktu. Sampaikan pada staf lain bahwa Isabella akan kembali besok."Begitu pintu butik tertutup, Aurora berdiri sendirian di tengah ruangan. Rasa canggung dan bersalah mulai menyergapnya. Dia sendiri tidak tahu kenapa mudah sekali terprovokasi oleh Cassandra.Aurora berdiri di hadapan pantulan dirinya sendiri di etalase kaca butik La Belle. Dress merah mewah yang tadi dia pikir akan membuatnya terlihat memesona, kini terasa seperti baju kostum yang salah. Rasa mula menyergapnya—malu karena telah terdorong untuk mengenakan sesuatu yang bukan dirinya, dan lebih dari itu, malu karena telah membiarkan Cassandra memanipulasi dirinya.Dengan napas berat, dia bergegas ke ruang ganti. Dengan gerakan cepat, dia melepas dress merah itu seolah-olah kain tersebut membakar kulitnya. Dia menggantinya dengan setelan kerja sederhana yang biasa dia kenakan—blazer hitam dan celana trousers yang rapi. Kemudian, d
Last Updated: 2025-09-30
Chapter: FatamorganaDua hari setelah acara peluncuran yang sukses, Aurora sedang membereskan berkas-berkas di meja kerjanya ketika Cassandra tiba-tiba muncul di pintu butik La Belle dengan membawa beberapa bungkusan elegan."Aurora, sayang!" sapa Cassandra dengan hangat. "Aku punya sesuatu yang spesial untukmu."Dia meletakkan bungkusan-bungkusan itu di atas meja. Aurora membukanya dengan perasaan campur aduk. Isinya membuatnya terkesima—tiga buah dress kerja desainer ternama dengan potongan yang sama-sama berani, memperlihatkan belahan dada yang dalam, plus sebuah tas tangan limited edition yang harganya setara dengan gaji tiga bulannya."Ini... terlalu berlebihan, Cassandra," bata Aurora, matanya tak bisa lepas dari kemewahan hadiah itu."Ah, tidak sama sekali," bantah Cassandra sambil tersenyum. "Perempuan cantik berhak mendapat hadiah cantik. Cobalah yang merah ini—warnanya akan sempurna dengan kulitmu."Aurora ragu-ragu. "Tapi potongannya... agak terbuka untuk lingkungan kerja."Cassandra mengeluark
Last Updated: 2025-09-30
Chapter: Coming UndoneKeesokan paginya, suasana butik La Belle masih meninggalkan sisa-sisa kemeriahan acara semalam. Isabella datang lebih awal, hanya untuk memastikan segala sesuatu sudah beres sebelum tim yang lain datang. Dia mengenakan setelan kasual—celana linen putih dan blus sutra sederhana, rambutnya diikat longgar.Tepat pukul sembilan, seorang kurir dari restoran mewah terdekat datang membawa breakfast box elegan disertai sepasang kopi artisan."Pesanan dari Nyonya Cassandra untuk Nyonya Isabella," ujar kurir itu dengan sopan.Isabella menerimanya dengan senyum, meski alisnya sedikit terangkat. Dia membuka kartu kecil yang menyertai paket itu:Untuk Isabella yang luar biasa. Acara semalam sukses gemilang. Mari lanjutkan kolaborasi yang baik antara La Belle dan La Perle. - CassandraSaat itu, Aurora tiba dan menyaksikan Isabella sedang memeriksa bungkusan sarapan itu. Wajahnya langsung menunjukkan kecemasan."Cassandra mengirim sarapan?" tanya Aurora, mencoba menyembunyikan kekhawatirannya."Ya,"
Last Updated: 2025-09-29
Chapter: Sexy PapaAurora berdiri di balik tirai transparan yang memisahkan area pamer dengan ruang persiapan. Matanya tak berkedip memandang Leonardo yang dengan sabar menggendong kedua bayi kembarnya. Seorang CEO sukses, suami yang setia, dan kini ayah yang begitu penyayang—setiap peran dijalankannya dengan sempurna.Dalam hati, obsesinya yang selama ini membara mulai terasa hampa. Andai saja dia bisa memiliki pria seperti Leonardo, andai saja dia yang berdiri di sana sebagai istri sahnya, tentu hidupnya akan sempurna. Tapi di kedalaman jiwanya, Aurora tahu—yang membuat Leonardo begitu istimewa bukan hanya karena penampilannya yang tampan atau kesuksesannya, melainkan karena cintanya yang tulus pada Isabella.Dia memperhatikan cara Leonardo sesekali melirik ke arah Isabella yang sedang asyik berbicara dengan para tamu. Ada kebanggaan dan kekaguman yang tak terhingga dalam pandangan itu. Begitu Isabella menoleh padanya, Leonardo langsung membalas dengan senyuman yang hanya diperuntukkan bagi istrinya s
Last Updated: 2025-09-28
Chapter: Cinta SempurnaDua bulan sejak kebakaran yang nyaris menghancurkan segalanya, La Belle bangkit lebih megah dari abunya. Proses renovasi butik baru di Via Montenapoleone berjalan lebih cepat dari perkiraan, didorong oleh tekad baja Isabella dan efisiensi tim Leonardo. Koleksi "Phoenix Rising" yang terinspirasi dari kisah bangkitnya mereka sendiri, menjadi simbol resilien yang sempurna.Pagi sebelum acara peluncuran, Isabella berdiri di depan cermin full-length di studio barunya, menatap refleksi dirinya yang mengenakan gaun merah darah karya terbarunya. Warna merah itu melambangkan keberanian dan kekuatan, sementara potongan asymetrisnya yang dramatis merepresentasikan kehidupan mereka yang tak lagi linear setelah dihantam ujian."Apakah aku pantas untuk ini, Leo?" bisiknya, suara sedikit gemetar. “Semenjak bersamamu, kehidupanku terasa sempurnah”Leonardo datang dari belakang, tangan hangatnya memeluk pinggang Isabella. "Kamu lebih dari pantas, Belle. Lihatlah dirimu. Kamu adalah personifikasi dari
Last Updated: 2025-09-28
Chapter: Te A moLeonardo memimpin Isabella ke sofa di ruang keluarga mereka yang sunyi, hanya diterangi lampu taman yang temaram melalui jendela besar. Dia duduk, menarik Isabella untuk duduk di pangkuannya, menyelimuti tubuh istrinya dengan pelukan yang hangat."Bicaralah padaku, Belle," bisiknya, mencium lembut puncak kepala Isabella. "Aku bisa merasakan ada sesuatu yang masih mengganggumu."Isabella menarik napas dalam, menikmati kehangatan dan keamanan dalam pelukan suaminya. "Aku... benar-benar menyukai bakat Aurora. Karyanya brilian, dan dia membawa angin segar untuk La Belle. Aku ingin bisa menjaga hubungan profesional kita tetap baik, tapi..." Dia berhenti, mencari kata-kata yang tepat."Tapi?" dorong Leonardo lembut, tangannya dengan penuh kasih mengusap punggung Isabella."Tapi aku tahu dia menyukaimu, Leo. Dan sebagai perempuan, aku bisa merasakan itu bukan sekadar kekaguman profesional." Suara Isabella hampir seperti bisikan, seolah malu mengakui hal ini.Leonardo tersenyum, mata hijaunya
Last Updated: 2025-09-27
Chapter: EPILOG: Dua Kehidupan Satu CintaMalam di dunia bawah tak lagi kelam. Langitnya tidak sepenuhnya gelap, tapi dihiasi garis-garis cahaya lembut seperti tenunan perak yang ditarik dari bintang-bintang tua. Dan di balkon tertinggi istana, di antara angin hangat dan harum bunga Aetheris yang mekar malam hari, Arcelia berdiri dalam diam.Rambutnya tergerai, jatuh lembut di punggung. Kain tipis tidurnya menari perlahan diterpa angin. Di tangannya, sebuah cangkir teh herbal yang masih mengepulkan uap pelan.Tapi bukan teh itu yang membuat jantungnya tenang. Melainkan langkah kaki yang ia kenali sejak dulu. Langkah yang bahkan dalam kehidupan sebelumnya… telah menggetarkan relung jiwanya.Azrael datang dari belakang. Tak berkata apa-apa. Ia hanya memeluknya dari belakang, seperti biasa.“Kau mencariku, Kaisar?” gumam Arcelia tanpa menoleh.“Aku tidak pernah berhenti.” Suara Azrael serak, namun tenang.“Bahkan ketika waktu membelah kita. Bahkan ketika dunia memaksa kita lupa. Hatiku... tetap mencari napasmu.”Arcelia menu
Last Updated: 2025-07-10
Chapter: Calon Raja (End)Hari itu, langit dunia bawah cerah. Tidak seperti biasanya.Bukan karena warna. Tapi karena suasana.Karena tidak semua cahaya berasal dari matahari.Beberapa berasal dari rumah. Dari ruang makan kecil. Dari suara tawa yang muncul tanpa dipaksa.Arcelia sedang memangku Caelion di teras istana. Kain hangat membungkus tubuh kecil itu, sementara Azrael duduk tak jauh, membaca gulungan kuno dengan mata yang tetap awas mengawasi keduanya.Di tengah kebiasaan sederhana itu, dunia terasa lengkap.Namun jauh di balik tawa lembut dan udara manis itu…dunia tak tidur.Dan Arcelia tahu.Ia bisa merasakannya dalam detak hati yang tiba-tiba tak serasi dengan alunan waktu.Dalam mimpi-mimpi aneh yang menyelinap seperti bayangan samar.Dalam keheningan yang terlalu panjang… bahkan untuk dunia bawah.Elder Daemon tidak mati.Mereka hanya berganti bentuk.Bukan menjadi monster.Bukan menjadi kabut berduri atau sosok bermahkota api.Tapi menjadi rasa.Mereka adalah keraguan dalam hati istri yang lelah
Last Updated: 2025-07-10
Chapter: Ibu Adalah RumahWaktu berjalan berbeda di dunia bawah.Di antara rerimbun kristal hitam dan udara hangat yang mengalir dari inti bumi, Arcelia belajar kembali… menjadi ibu.Ia tidak memakai jubah kebesaran hari itu. Tak ada hiasan mahkota atau batu sihir di dahinya. Ia hanya mengenakan kain lembut berwarna kelabu pucat, rambutnya disanggul sederhana, dan di pelukannya, Caelion tertidur dengan napas damai.Azrael memperhatikannya dari balik tirai tipis ruang keluarga yang menghadap ke taman bawah tanah. Ratu yang dulu berdiri di medan perang dengan tatapan membakar kini duduk di atas permadani empuk, membacakan kisah kuno pada anaknya dengan suara seperti aliran sungai kecil.“Dulu ada seorang bayi,” ucap Arcelia pelan, membelai rambut Caelion, “yang lahir bukan dari rahim yang sempurna, tapi dari doa-doa yang terluka…”Azrael tersenyum tipis. Ia tahu cerita itu adalah kisahnya.Bukan hanya tentang Caelion, tapi tentang dirinya, tentang Arcelia, tentang setiap jiwa yang pernah nyaris tenggelam tapi ak
Last Updated: 2025-07-10
Chapter: Pelukan Yang Menyimpan DuniaGerbang sihir di langit dunia bawah terbuka perlahan, disertai desiran angin yang mengusik pilar-pilar batu. Awan hitam yang biasanya bergulung tenang seperti bergetar—menyambut kehadiran seorang yang tak hanya membawa tubuh… tapi juga nyawa-nyawa yang kembali menemukan harapan.Arcelia melangkah melewati celah itu.Langkahnya tenang. Bajunya tak semegah biasanya. Rambutnya sedikit berantakan oleh angin dunia fana. Tapi di matanya… ada cahaya yang tidak bisa dibeli oleh ribuan musim perang.Di tangannya, sebuah bunga liar tergenggam.Bunga yang mekar di tanah yang hancur.Dan ketika ia menuruni tangga altar, Azrael sudah berdiri menunggunya.Tak ada mahkota di kepala Kaisar Iblis itu hari ini. Tak ada jubah hitam panjang.Hanya seorang pria. Seorang suami.Yang merindukan istrinya.Caelion berlari lebih dulu dengan tertawa kecil, tangannya terjulur, mata bayinya yang bersinar menyala lebih terang dari biasanya.“Sayangku…” bisik Arcelia, menekuk lutut, memeluk sang bayi dengan kedua l
Last Updated: 2025-07-09
Chapter: Cinta Yang TumbuhLangit di atas istana Eden tampak pucat. Bukan karena fajar—melainkan karena medan energi yang mulai berubah. Ujung-ujung sihir kegelapan mulai goyah oleh gelombang kecil dari dalam: suara-suara hati yang kembali mengenal nurani.Isara berdiri di pelataran belakang istana. Rambutnya dikepang sederhana. Pakaian lusuh sengaja ia kenakan untuk menyatu dengan para pelayan. Tak ada yang tahu bahwa gadis ini pernah duduk di hadapan Ratu Dunia Bawah dan menerima misi cinta.Ia menggenggam kain lap di tangannya. Tapi bukan untuk mencuci, melainkan untuk menutupi luka di telapak tangannya—luka yang muncul setiap kali ia terlalu dalam menyalurkan energi penyembuhan.“Jangan bersinar terlalu terang,” bisik Isara kepada dirinya sendiri, “atau mereka akan mencium niatku.”Di lorong yang gelap dan sunyi, Isara bertemu dengan seorang penjaga tua yang menatapnya sekilas, lalu tersenyum samar.“Kau dari kelompok baru?” tanyanya pelan.Isara mengangguk. “Dari desa barat. Aku datang... karena tak punya
Last Updated: 2025-07-09
Chapter: Pulang dan PulihIstana itu tetap megah. Tak ada dinding yang retak. Tak ada pilar yang runtuh.Tapi jiwa Eden—untuk pertama kalinya dalam waktu yang tak bisa ia hitung—mengalami getaran yang tak ia kenali.Ia duduk di atas singgasananya. Tapi hari itu, sorot matanya tidak mengarah ke pelataran… melainkan ke perempuan-perempuan yang berdiri di sisi ruang tahta. Mereka tetap memakai topeng seperti biasa.Tapi bagi Eden… topeng-topeng itu kini terasa mengerikan.Bukan karena bentuknya.Tapi karena ia sadar, ia yang meminta mereka memakainya—agar ia tak perlu menatap mata mereka.Agar ia tak perlu melihat kemanusiaan yang ia buang.Salah satu dari mereka—seorang wanita berambut hitam panjang—tertatih memanggul kendi air. Tangan kirinya gemetar, ada bekas luka lama di pergelangan tangan yang belum sepenuhnya pulih.Eden menatapnya… lama.Dan untuk pertama kali sejak bertahun-tahun, ia tidak melihat “Persembahan.”Ia melihat seseorang.Seorang anak perempuan yang mungkin dulu memiliki nama.Yang mungkin du
Last Updated: 2025-07-09