Beberapa hari kemudian, saat Lyrienne cukup kuat untuk berjalan, ia meminta untuk bertemu dengan Arcelia. Permintaan itu membuat seluruh paviliun sunyi, bahkan dayang pun tak berani menatapnya langsung.
Para dayang di Paviliun Selir Agung sudah tahu bagaimana Selir Agung mengatakan perasaannya kepada Kaisar dan juga, beberapa dayang merasa ibah dengan Lyrienne yang mereka anggap nasibnya sangat malang.
Namun, ada juga yang menganggapnya seperti pagar makan tanam. Sebab permaisuri sangat percaya dan menyayanginya, seharusnya cukup saja menjadi selir pendamping, tak usah berharap lebih.
Tapi, di balik reaksi para dayang semua, Arcelia menyanggupi.
Mereka bertemu di taman kecil milik sang Ratu—tempat bunga-bunga yang tumbuh hanya bila disentuh oleh energi perempuan yang tenang. Di sana, Lyrienne datang dengan langkah pelan, pakaiannya sederhana, dan rambutnya dikepang longgar. Wajahnya masih pucat, tapi ada gugup yang tak bisa disembunyikan.
Arcelia duduk di kursi batu, tangannya menge