Hari-hari berlalu dengan cepat. Kolaborasi antara Arjuna dan Bima untuk proyek pusat seni Dirgantara Group mulai menunjukkan hasil yang positif. Raina, sebagai jembatan di antara mereka, sering kali harus menengahi perbedaan pandangan, namun ia melakukannya dengan senang hati. Ia melihat bagaimana Arjuna dan Bima, meskipun dengan cara yang berbeda, sama-sama ingin mewujudkan impian Arya. Perlahan tapi pasti, jurang di antara mereka mulai menyempit.
Peran "calon tunangan" Raina masih berlanjut. Arjuna sesekali akan membawanya ke acara-acara sosial, memperkenalkan Raina dengan kerabat dan kolega dekat. Raina memainkan perannya dengan sempurna, tersenyum, mengangguk, dan menjawab setiap pertanyaan dengan tenang. Ia tahu, setiap penampilan ini adalah bagian dari strategi Arjuna untuk menegaskan klaimnya, terutama di hadapan Bima.
Suatu sore, saat jam kantor usai, Raina sedang membereskan mejanya ketika teleponnya berdering. Itu adalah panggilan dari Ibu. Raina segera mengangkatnya.
"H