"Kamu 'kan yang mengambil uangku? Ayo ngaku! Jangan pura-pura polos anak kampung! Kamu pasti kekurangan uang karena ibumu yang pembantu itu belum gajian 'kan? Ngaku aja, aku tidak akan melaporkanmu ke polisi."
Mendengar keributan di luar aku meminta ijin pada bapak untuk melihatnya.
Farel sedang berdiri di depan Non Laras dengan wajah menunduk. Si singa betina bahkan menggunkan gagang sapu untuk menunjuk dada Farel.
"Ada apa ini, Non?"
"Noh, tanya pada anakmu!" Dia membuang wajah sembari melipat tangan di dada.
Aku segera mendekati Farel dan melihat matanya yang sudah sembab.
"Farel menemukan uang itu di tangga, Ma. Farel mengambilnya kerena ...."
"Bagus kamu ngaku!" Non Laras beralih tempat dan duduk di atas sofa.
"Mana uang itu?" Pintaku.
Farel memasukkan tangannya ke saku celana, ia mengeluarkan selembar uang berwarna merah. Aku menghela napas, ternyata uang itu benar-benar ada di tangannya.
"Ini, Non." Aku menyimpannya di atas meja.
"Kamu pikir aku miskin dan mempermasalahkan uang