"Ran, mau tanya."
"Kal, mau jawab."
Terbuka mata Kalil mendengar tanggapan kecil itu, tanggapan yang hampir menyerupai kosa katanya dan tanggapan yang memiliki intonasi serupa. Menoleh pria itu ke sang istri yang hanya menatap lurus ke langit-langit rumah mewah ini, "kenapa tadi tiba-tiba kamu suruh aku jemput dan kita ke rumah Kak Jess? Apa dia telepon kamu?"
"Dia memang telepon, tapi aku bukan dengar suaranya, aku dengar suara desahan tak pantas."
"Hah?" tukas Kalil membuka matanya lebar, "maksudnya?"
"Kayak yang kamu lihat dan dengar tadi," jawab Rana menoleh ke arah Kalil dan tersenyum kecut lalu menghembus kasar napas pendek dari hidungnya, "Kak Jess pingsan dengan pendarahan dan dua manusia sialan itu malah silaturahmi kelamin di atas meja makan," lanjutnya mengingatkan sang suami saat mereka meringsak masuk ke rumah mewah itu bersama petugas berwajib dan penjaga keamanan perumahan.
"Hm," deham Kalil menganggukkan kepalanya, "terus kenapa kamu bisa langsung inisiatif buat cepat