Beberapa hari kemudian ...
Sudah tujuh hari berlalu sejak terakhir kali Maxy melihat Michael.
Setiap pagi Maxy duduk di trotoar, menjajakan tisu dan gantungan kunci seperti biasa. Namun kini, ada satu kebiasaan baru yang tidak bisa ia cegah—menatap setiap mobil mewah yang melintas. Setiap deru mesin mobil hitam yang berhenti di lampu merah, setiap pantulan cahaya dari kap mobil yang mengilap, Maxy akan menegakkan tubuhnya, menajamkan pandangan, dan diam-diam berharap. Mungkinkah itu dia?
Namun berkali-kali harapannya runtuh.
Mobil itu hanya lewat. Tidak berhenti. Tidak menoleh. Tidak membuka jendela sambil tersenyum seperti yang biasa dilakukan Michael.
Hufftt!
Maxy menarik napas panjang, bibirnya menyunggingkan senyum kecil yang cepat sekali pudar, seperti layangan putus benang yang hilang ke langit. Ia kembali menunduk, merapikan gantungan kunci yang berserakan. Tapi hatinya kosong.
Belinda memerhatikan perubahan sikap anaknya. Maxy memang bukan anak yang banyak bicara, tapi biasany