Gema suara jeruji besi terdengar nyaring saat Regina akhirnya dijebloskan ke ruang tahanan bawah tanah kepolisian kota Meksiko.
Rambutnya kusut, raut wajahnya lelah dan kalah. Ia tidak lagi tampak seperti wanita yang sombong dan manipulatif. Dalam ruang interogasi yang dingin, ia duduk di hadapan Felix dan seorang petugas kepolisian.
Felix berdiri tegak di hadapannya, tatapannya tajam menembus mata wanita yang dulu pernah mencintainya.
“Sudah cukup, Regina. Apa yang kau sembunyikan lagi? Marco? Apa rencananya?” tanya Felix dengan suara rendah, namun mengandung amarah yang tertahan.
Regina tertawa sinis menatap wajah Felix yang penuh dengan kemarahan. “Sudah kukatakan, aku tidak tahu apa-apa.”
Felix menghempaskan kedua tangannya ke meja. “Hentikan omong kosongmu, Regina! Aku tahu kau bekerja sama dengannya. Kau pikir dengan menyamar jadi jurnalis dan mencoba mendekati Emily tidak akan terendus? Kalau bukan karena Davina yang datang tepat waktu, mungkin kau sudah berhasil merusaknya lag