Baru saja Adrian diam setelah berbicara dengan Gavin, tiba-tiba layar handphone-nya berkedip. Ada nama Camila di sana. Ia berbisik di dalam hati, ‘Apa lagi ini?’ batinnya. Dia langsung menjawab panggilan itu. Bukan karena ia peduli pada adiknya tersebut, tapi karena dia khawatir ada yang terjadi di luar kendalinya.
“Ya? Ada apa?” jawab Adrian dengan nada datar dan dingin.
“Kak? Mama jatuh. Tidak bisa berdiri! Liora mendorongnya!” teriak Camila.
Gavin menangkap perubahan ekspresi di wajah Adrian.
“Ada apa Tuan?” tanya Gavin.
Adrian mengakhiri panggilan.
“Ayo kita ke rumah sekarang! Perempuan bisu itu sudah membuat ulah lagi!” gumam Adrian.
**
Gavin menginjak rem mobilnya dengan keras, suara ban mencicit kasar di halaman rumah. Pintu mobil terbuka cepat, dan langkah kakinya menghentak lantai marmer dengan nada penuh amarah. Gavin yang tadi ingin masuk, mengurungkan niatnyaa, tahu bahwa tuannya sedang berada di ambang kemarahan yang meledak.
Begitu Adrian masuk ke rumah, ia langsung disa