ISTRI BISU Tuan Terhormat

ISTRI BISU Tuan Terhormat

last updateHuling Na-update : 2025-06-05
By:  desafridaIn-update ngayon lang
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
Hindi Sapat ang Ratings
9Mga Kabanata
37views
Basahin
Idagdag sa library

Share:  

Iulat
Buod
katalogo
I-scan ang code para mabasa sa App

Liora sudah kehilangan suaranya sejak 4 tahun lalu karena trauma akan kematian ibunya. Kini Ayahnya kritis akibat tabrak lari, dan pelakunya justru kabur begitu saja. Di tengah badai gelap yang mengepungnya, muncul Adrian Shane Ashton—pria kaya dari keluarga terpandang, yang mengaku menabrak sang ayah. Alih-alih meminta maaf, Adrian justru menawarkan bantuan dengan satu syarat, Liora harus menikah dengannya. Pernikahan kontrak untuk menutup kasus, mengendalikan Liora agar tidak buka suara dan demi menjaga nama baik keluarganya. Liora Hadley—gadis bisu yang tak mampu mengadukan nasib dan tak punya kuasa, terpaksa menerima syarat Adrian demi menyelamatkan satu-satunya keluarga yang ia punya. Tapi bagaimana kehidupan setelahnya? Dalam dunia penuh manipulasi, kekuasaan, dan gengsi, bisakah Liora mendapat keadilan? Dan apa yang akan terjadi jika cinta perlahan tumbuh dari sebuah kebisuan?

view more

Kabanata 1

1. Tak Ada Jalan Lain

“Kami sudah memberikan tindakan awal. Tapi untuk operasi lanjutan, kami butuh persetujuan keluarga… dan dana yang cukup besar.”

Liora Hadley, gadis bisu berusia 26 tahun itu, tampak tercenung mendengar penjelasan dari dokter mengenai kondisi ayahnya.

Tangan Liora gemetar saat mengetik di ponsel dan memberinya ke dokter itu.

“Berapa?” ketik Liora. Degup jantungnya semakin tak menentu. Paniknya bukan main.

Angka yang disebutkan dokter membuat dunianya seolah berhenti. Jumlah yang bahkan tak bisa ia capai meski menjual semua yang dia miliki.

Tubuhnya mematung. Napasnya berat. Tepat, saat itu juga, perawat mendekatinya.

“Ada seseorang yang ingin bertemu Nona. Dia bilang, dia kenal dengan Ayah Nona.”

Liora mengernyit. Dengan langkah ragu, penasaran dan dada sesak, ia menuju sebuah ruang privat.

Di dalam, berdiri seorang pria tinggi tegap. Jas gelap dan kemeja putih rapi membungkus tubuhnya dengan elegan. Ia mengenakan masker juga kacamata, tapi saat Liora masuk, ia melepaskannya perlahan.

Mata mereka bertemu.

“Aku Adrian Shane Ashton,” ucapnya tanpa basa-basi dan tak mengulurkan tangan. Tatapan pria itu juga dingin dan tajam.

Liora membatu. Nama itu… Ashton, terdengar sangat familiar. Keluarga Ashton adalah raja bisnis negeri ini. Kaya raya. Berpengaruh. Disegani. Dihormati.

“Aku akan bicara langsung ke intinya,” lanjut Adrian. Ia kembali memakai maskernya. “Mobilku… yang menabrak ayahmu. Dan sialnya rekaman CCTV menangkap semuanya.”

Mendengar itu, tangan Liora menggenggam erat handphone-nya penuh amarah. Dia mengetik dengan cepat.

“Sial katamu?! Harusnya aku yang mengatakan, kalian orang kaya sialan! Sudah menabrak Ayahku dan tak bertanggung jawab!”

Adrian membacanya, alisnya sedikit terangkat. “Kau… bisu?” tanyanya datar, meski tampak terkejut sesaat.

Ya, Liora memang bisu sejak empat tahun lalu. Dokter menyebutnya mutisme psikogenik—trauma bisu akibat luka batin yang mendalam. Luka yang tidak terlihat, tapi mengurungnya dalam diam.

Liora mengetik lagi. “Kau harus bertanggung jawab! Atau aku akan melaporkan kalian!”

Adrian merampas handphone itu. Setelah membaca, ia menatapnya dengan senyum tipis, penuh ejekan.

“Silakan lapor. Tapi siapa yang akan mendengar? Kau tak punya suara. Dan yang lebih penting… kau tak punya apa-apa.”

Tatapan Liora berubah semakin tajam, napasnya memburu.

“Aku bisa membayar pengacara, menyembunyikan bukti, membeli berita. Tapi kau?” Adrian menatapnya. “Kau bahkan tak bisa menyelamatkan ayahmu dari kematian, kecuali jika aku mau membantumu.”

Air mata Liora menggenang. Ia mengetik dengan gemetar. “Kalau tidak bertanggung jawab, untuk apa kau datang ke sini? Hanya mengejekku?!”

“Tidak.” Pria berusia 34 tahun itu menatapnya, masih dingin dan tajam. “Aku datang untuk menawarkan kerja sama. Satu-satunya jalan agar semuanya tetap terkendali.”

Liora menatap penuh curiga.

“Aku akan menanggung seluruh biaya rumah sakit. Tapi dengan satu syarat.”

“Apa?” tulis Liora cepat.

“Kau harus menikah denganku.”

Dunia seakan berhenti berputar.

Adrian melanjutkan, “Kontrak sah. Pernikahan legal. Kau akan menjadi istriku di mata publik. Dengan begitu, tak ada yang curiga pada keluarga kami. Tidak ada yang tahu siapa sebenarnya pelakunya.”

“Kau keterlaluan!” Liora mengetik dan ingin memukul Adrian dengan ketidakberdayaannya.

“Kalau kau menolak,” ujar Adrian sambil berdiri dan menata jasnya, “maka ayahmu akan lewat. Itu saja.”

Tiba-tiba seorang perawat membuka pintu dengan tergesa. Adrian sudah menyadarinya dan kembali memakai maskernya.

“Nona Liora! Ayah Anda… harus segera dioperasi! Kondisinya… kondisinya semakin buruk.”

Liora terpaku. Dunia di sekelilingnya berputar dalam kabut. Ia tak punya suara, tak punya uang, tak punya pilihan.

Matanya kembali pada Adrian. Tangannya gemetar saat mengetik. “Ayahku akan selamat?”

Ia tidak peduli lagi jika harus memohon pada pelaku yang sudah membuat ayahnya kritis.

“Kalau kau menandatangani ini sekarang.” Adrian meletakkan map berisi kontrak di atas meja. Namanya sudah tercetak dengan huruf tebal.

Liora menatap map itu. Air matanya mengalir diam-diam. Tangannya gemetar saat meraih pena. Ia tidak bisa pikirkan badai apa yang akan dia hadapi nanti. Namun, detik itu, badai yang paling jelas mengancam adalah nyawa ayahnya.

Cepat dan singkat. Tanda tangannya sudah tergores di atas kertas.

“Bagus,” ucap Adrian tenang. “Ayahmu akan menjalani operasi sekarang juga.”

“Bagaimana dengan CCTV itu?” ketik Liora, penuh rasa takut.

“Aku akan hilangkan. Yang penting kau juga bungkam.” Tatapannya menusuk. “Kau menikah denganku, maka semua selesai.”

Liora menyeka air mata. Suara hatinya bergemuruh. Ia ingin menolak, marah dan memaki pria itu. Tapi ia tidak ada jalan lain.

“Ingat,” suara Adrian merendah, namun semakin mengancam. “Jika kau melanggar perjanjian ini, kau akan menyesal.” Ia pun merebut handphone Liora. “Kau tidak boleh menggunakan handphone lagi!”

Liora terkejut dan tidak terima. Tangannya masih menggantung di udara, berharap handphone-nya itu kembali.

Namun, Adrian mendekati Liora.

“Besok… kita menikah.”

Bersambung…

Palawakin
Susunod na Kabanata
I-download

Pinakabagong kabanata

Higit pang Kabanata

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Mga Comments

Walang Komento
9 Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status