Maura tersenyum lebar dan bergegas masuk kamar. Sepertinya dia tahu ada rahasia yang disembunyikan dari pernikahan Dira dan Alif.
“Huh, padahal sesaat tadi aku iri pada Dira, tapi nyatanya ---”
Maura tidak melanjutkan kalimatnya malah sudah tertawa sambil bergulingan di kasur. Entah mengapa matanya berbinar kesenangan seolah baru saja memenangkan sebuah pertandingan. Tak lama setelahnya dia sudah tertidur lelap.
Habis subuh, Dira turun ke lantai satu untuk menyiapkan sarapan. Namun, dia langsung terkejut saat melihat Maura ada di dapur. Sebelumnya saat tinggal serumah dengan Maura, Dira tidak pernah melihat Maura turun ke dapur apalagi memasak.
“Hai, Dira!!!” sapa Maura saat melihat Dira.
“Semalam Alif yang menyuruhku menginap di sini. Kami diskusi hingga larut malam dan dia sepertinya mengkhawatirkan aku pulang sendiri.”
Tanpa ditanya Maura langsung menjelaskan kehadirannya pagi ini. Nada bicaranya pun di