Tak sampai lima menit, Sonia pun berjalan kemari. “Pak Teddy, kamu mencariku?”
Teddy berusaha melembutkan sikapnya. Namun, masih saja terlihat kerutan di keningnya. “Sepertinya pakaian yang kamu padukan untuk Pretty tidak sesuai dengan karakternya?”
Sonia melirik ke sisi layar. “Bukan aku yang memadukannya. Nona Pretty sudah merekrut desainer pribadi untuk memadukan busananya.”
“Kenapa tidak ada yang memberitahuku?” Teddy mengerutkan keningnya, lalu memerintah kepada wakil sutradara, “Panggilkan desainer pribadi Pretty ke sini.”
Tak lama kemudian, Stella berjalan kemari, lalu berkata dengan tersenyum lembut, “Pak, kamu panggil aku?”
Teddy bertanya, “Kamu yang memadukan pakaian untuk Pretty?”
“Iya!” Senyuman di wajah Stella sangatlah lembut.
Teddy malah menunjukkan wajah muramnya. “Apa kamu pernah membaca naskah? Apa kamu tahu apa peran yang dilakoninya?”
Stella tertegun sejenak. Dia tidak membaca naskah, hanya bertanya saja.
“Dia adalah putri dari pelayan vila. Hidupnya sangatlah pas-p