Ivy duduk di kursi penumpang, tepat di samping Evan. Mobil melaju pelan di jalanan yang lengang.
Ivy memandangi jalanan di depan dengan tatapan kosong. Tangannya terlipat di pangkuan, sesekali menggenggam jemarinya sendiri, mencoba meredakan gelisah yang tak bisa ia jelaskan dengan kata-kata.
Di sampingnya, Evan menyetir tanpa banyak bicara. Tangannya menggenggam kemudi, matanya lurus ke depan.
Beberapa saat kemudian, mobil perlahan berhenti di depan sebuah gerbang besar berwarna hitam pekat dengan ukiran elegan berlapis emas. Di atasnya tertera papan marmer dengan tulisan yang terpahat jelas:
“Pemakaman Keluarga Harmony.”
Evan segera mematikan mesin mobil lalu membuka pintu dan keluar tanpa berkata apa-apa. Ivy membuka pintunya sendiri dan melangkah turun. Begitu berdiri di luar, ia menatap ke depan, memperhatikan tulisan di gerbang itu.
Matanya sedikit membesar.
“Pemakaman keluarga?” gumam Ivy.
Baru kali ini Ivy tahu bahwa keluarga Evan memiliki pemakaman sendiri. Ia