Ivy dan Evan berjalan berdampingan masuk ke dalam rumah. Evan tetap menggenggam tangan Ivy, tidak sekalipun melepaskannya. Langkah mereka pelan, menyesuaikan dengan kondisi Ivy yang belum sepenuhnya pulih.
Saat mereka sampai di depan tangga, Evan menoleh ke arah Ivy.
“Naik tangga nggak papa? Atau mau aku gendong aja?” katanya sambil menaikkan alis.
Ivy langsung menggeleng cepat, wajahnya langsung memerah.
“Enggak! Aku bisa sendiri,” ujarnya buru-buru. Lalu ia menoleh ke belakang dan berbisik, “Lagian malu, banyak yang lihat.”
Alis Evan semakin terangkat naik kemudian menyeringai jahil. “Ngapain malu? Waktu itu aja kamu yang duluan minta digendong ke saya.”
Wajah Ivy semakin memerah. Ia menunduk sedikit, malu sendiri saat mengingatnya.
Duh, kenapa juga dulu aku minta digendong sama Evan, batinnya gemas pada dirinya sendiri.
Tapi Evan tidak peduli dengan reaksi Ivy. Sebelum Ivy sempat melangkah, ia sudah membungkuk dan dengan cepat mengangkat Ivy dalam pelukan ala bridal style