Di Balik Jendela yang Tak Pernah Ditutup
Langit pesantren diliputi cahaya jingga yang lembut. Waktu seolah melambat, memberi kesempatan terakhir bagi Lena dan Kai untuk menyentuh benang-benang takdir yang masih berserakan. Lorong-lorong sunyi yang pernah menyimpan suara-suara narasi yang dibisukan kini terbuka lebar, membiarkan mereka menelusuri jejak terakhir.
Di balik ruang perpustakaan yang selama ini tertutup, mereka menemukan jendela besar yang tidak pernah ditutup. Bukan sekadar lubang cahaya biasa, tapi jendela itu memperlihatkan dunia luar yang belum pernah dituliskan. Dunia di mana pembaca berjalan di antara kalimat yang belum selesai, dunia tempat gema langkah Ustadz Faris pernah tertinggal di sisi lain halaman.
"Ini bukan jendela biasa," bisik Kai, menatap selembar kertas melayang di udara. Kalimat di atasnya belum sempurna, seolah menunggu seseorang untuk menyempurnakannya. Lena memegang ujung kalimat itu dengan jemari gemetar.
"Kalau begitu," ucap Lena pelan, "mungkin mem