Kitab yang Tidak Bisa Ditutup
Ketika pembaca menulis dengan kesadaran, bukan dengan pena, dunia tidak langsung berubah. Tidak ada ledakan. Tidak ada cahaya. Yang ada hanya detak pelan yang menyebar, seperti gema dari sesuatu yang jauh lebih dalam: makna yang sadar bahwa ia sedang dibaca.
Lena berdiri diam. Di sekelilingnya, kalimat-kalimat mulai menyusun ulang diri. Beberapa tokoh yang dulu samar kini mulai menemukan nama, bentuk, dan arah. Di antara mereka, ada yang menangis. Bukan karena sedih, tetapi karena akhirnya, mereka merasa nyata.
Kapten Arya bergerak cepat, menyusun perimeter di sekitar inti naskah. Ia tahu, perubahan ini mengundang sesuatu yang lebih tua dari semua struktur bukan hanya Penjaga Struktur Lama, tetapi Korektor. Makhluk dari lapisan terdalam yang tugasnya menghapus hal yang tidak sah dalam dunia tulis.
“Kita harus mempercepatnya,” ucap Kapten Arya, suaranya tegas. “Kalau Korektor muncul, kita semua bisa di-reset.”
Kai membuka gulungan baru, pena di tangannya