Kota yang Tidak Pernah Ditulis
Mereka keluar dari Menara Narasi Tertunda ke arah timur, menuju dataran yang bahkan tidak memiliki nama. Di sanalah, menurut kitab Asal-Usul Pesantren, terdapat sebuah kota yang pernah ingin ditulis oleh Penulis Pertama namun tak pernah selesai. Kota itu hanya hidup dalam draf-draf tak lengkap, bayangannya pernah melintas dalam mimpi para pembaca, tapi tak ada satu pun narasi berani menyentuh fondasinya.
Kota itu disebut sebagai Bayangan Purnakalimat.
“Jika kita masuk,” kata Kapten Arya sambil memperhatikan langit yang retak-retak, “kita bukan hanya menulis ulang, tapi mengakui bahwa kita sedang mencuri hak dari sesuatu yang lebih besar.”
“Bukan mencuri,” kata Lena. “Tapi menebus. Dunia ini tidak bisa selesai tanpa kita menjelajahi semua yang pernah diabaikan.”
Kai melangkah lebih dulu. Di depan mereka, jalan mulai terbentuk di bawah kaki mereka seiring niat yang menguat. Ustadz Faris menatap langit yang membentuk tanda-tanda linguistik, seolah simbol-si