Langit yang Tidak Lagi Diam
Langit di dunia itu bukan lagi kosong. Perlahan, mulai terbentuk guratan-guratan cahaya seperti tinta yang ditarik pena raksasa. Bukan untuk mengikat, tetapi untuk menggambar ulang apa yang pernah dilarang: kemungkinan.
Lena berdiri di tepi tebing kata, menyaksikan paragraf demi paragraf menggulung seperti ombak. Mereka bukan cerita masa lalu. Mereka adalah jalan.
Ustadz Faris berdiri di sampingnya. Jubahnya berkibar oleh angin yang membawa serpihan huruf. Ia tidak lagi seperti guru. Ia seperti tafsir yang berjalan.
“Dulu, kita hanya bisa memberi makna pada kalimat orang lain,” katanya pelan, “tapi sekarang, kita bisa memilih di mana titik berhenti dan kapan koma dibiarkan bernapas.”
Dari belakang mereka, Kai melompat turun dari reruntuhan struktur lama yang kini tumbuh akar baru. Ia mengangkat benda aneh — semacam kompas naratif. Jarumnya tidak menunjuk utara, tapi ke arah pembaca terdekat.
“Kita tidak lagi sendirian dalam menulis. Mereka membaca. Tapi me