Naskah yang Tak Bisa Dibuang
Bayangan para tokoh yang pernah dihapus kini mulai berdiri kembali. Mereka tidak datang sebagai hantu, bukan pula sebagai salinan memori. Mereka datang karena sebuah getaran dari dunia baru memanggil mereka. Dunia tempat kalimat tak harus sempurna untuk dianggap berarti.
Di antara gema gema kosong yang menjadi batas dimensi, Lena berdiri memandangi fragmen cerita yang terpecah dan mulai menyatu kembali. Ada suara yang memanggilnya, bukan suara Penulis, bukan juga suara Pembaca, tapi suara yang berasal dari dirinya sendiri bagian terdalam yang dulu selalu takut menulis kalimat pertama.
Kai berdiri tak jauh darinya. Tubuhnya diselimuti cahaya dari pena yang kini mulai menampakkan urat-urat tinta. Tinta itu bukan lagi milik kertas, tapi mengalir di nadi dan ingatan.
Ustadz Faris berjalan perlahan di antara teks teks patah yang beterbangan di udara. Setiap huruf tampak seperti potongan masa lalu yang tak selesai. Ia membisikkan doa dalam diam, dan potongan itu