"Kakak... Maafkan Kiana telah berbohong padamu..." Kiana menundukan kepala, sembari menerima uluran tangan dari Bintang.
Bintang tersenyum kecil, dia sedikit terharu melihat ke lima bahan yang dia butuhkan ternyata telah di kumpulkan secara lengkap oleh Kiana.
"Sekarang ada kakak disini, dan maafkan karena kakak terlihat seakan memanfaatkanmu..." Bintang mulai membelai rambut berantakan Kiana.
Menatap wajah Bintang seakan melihat kakaknya sendiri di masalalu. Kiana mulai tersenyum malu, "kakak, ini juga keinginan Kiana."
Bintang menganggukan kepalanya, dia menarik nafasnya dalam dalam. Hingga seuntai raut wajah sedikit khawatir terlihat dimatanya ketika aroma amis mulai tercium kearah hidungnya.
"Hutan surga memang sangat berbahaya... Kiana, apa kamu tahu dimana tempat untuk bisa kita menunggu matahari terbit?"
Kiana menggandeng tangan Bintang secara perlahan. Dia membawa Bintang kearah tempat dimana gua kuno berada. Lima belas menit terus menajamkan insting pertahanan hidupnya.
Diten