“Apa kau gila?” desis Menteri Xi begitu Kasim Hong mendekat. “Setelah semua yang terjadi, kau masih berharap pangeran mahkota akan mengalah?”
Udara di ruang arsip terasa semakin pengap. Kertas-kertas kuno yang tergulung rapi di rak-rak tinggi menjadi saksi bisu pembicaraan ini.
Kasim Hong melirik ke sekeliling, memastikan tidak ada mata atau telinga asing di sekitarnya sebelum menanggapi umpatan Menteri Xi.
“Tuan, harap bersabar. Hamba memang tidak berpikir kalau pangeran mahkota akan mundur, tapi saat ini keselamatan Yang Mulia Pangeran Kedua dan Selir Agung harus menjadi yang utama. Hamba yakin Yang Mulia Kaisar berada di tempat aman bersama Gu Yu Yong.”
“Gu Yu Yong?”
Kasim Hong mengangguk. “Benar, tangan kanan setia Yang Mulia Pangeran Kedua.”
“Kau yakin?”
Sekali lagi Kasim Hong mengangguk. “Rombongan Tuan Putri Qing An tidak pernah pergi ke Guan. Hamba juga ingat saat hari keberangkatan, Yang Mulia Pangeran Kedua melarang hamba untuk memeriksa barang-barang di kereta perbekalan.