Usia Albern sudah genap 4 tahun. Elian pun hampir satu tahun. Namun, mereka belum merencanakan membuat acara ulang tahun untuknya, mengingat mereka masih sangat sibuk. Apalagi mereka baru saja memutuskan kalau Albern akan masuk sekolah taman kanak-kanak.
Pagi ini langit pagi itu bersih. Matahari belum terlalu terik, namun cahayanya cukup hangat untuk menyambut langkah kecil Albern yang begitu semangat. Hari itu adalah hari pertama Albern sekolah—sebuah tonggak besar bagi bocah laki-laki yang dulu hanya bisa mengeja satu dua huruf, kini sudah tumbuh percaya diri, ceria, dan penuh rasa ingin tahu.
Kay, Livy, dan Elian ikut mengantarnya. Elian duduk tenang di stroller, sesekali menatap kakaknya sambil berseru, “Ba! Ba! Ta!”
Livy mengenakan pakaian kasual namun rapi, dan Kay berdiri gagah di sampingnya, sesekali merapikan kerah kemeja Albern yang tampak kebesaran tapi membuatnya terlihat semakin menggemaskan.
“Siap sekolah, Nak?” tanya Kay sambil menatap mata putranya.
Albern mengangguk c