LEBIH BAIK KITA BERPISAH 23
PoV JONAS
Dia seorang lelaki bertubuh tegap, dengan tatapan mata dingin dan tanpa senyum. Namun, aku melihat ada sesuatu dimatanya, seakan beban hidup yang demikian besar menghimpitnya.
"Kenapa kau menemuiku?"
"Apakah Marsya menyuruhmu melakukan pekerjaan kotor itu dengan imbalan dan ancaman? Apa yang dia janjikan?"
Leon diam sejenak, lalu sudut bibirnya terangkat.
"Bukan urusanmu."
"Tentu saja urusanku. Dia istriku, dan aku tak akan membiarkan dia melahirkan di penjara."
Leon terkejut. Matanya yang hitam dan tajam itu melebar dengan cepat.
"Marsya sedang hamil?"
Aku mengangguk. "Karena itu, apapun perintahnya, tolong hentikan."
Leon menghela napas panjang, lalu menggeleng.
"Aku tidak bisa, nyawa putriku adalah taruhannya."
"Apa yang terjadi dengan anakmu?"
"Dia sakit, leukimia dan harus menjalani pengobatan yang mahal. Ibunya telah tiada, dan aku tak sanggup jika harus kehilangan dia lagi."
Aku terkesima sejenak. Sungguh benar pepatah yang mengatakan, jan