Share

Bab 24

LEBIH BAIK KITA BERPISAH 24

Semakin dekat ke hari pernikahan, aku semakin berdebar rasanya. Seminggu lagi, aku akan menjadi seorang istri. Istri dari lelaki yang kucintai. Rasanya aku tak bisa melepaskan diri dari membayangkan wajahnya, setiap hari, setiap saat. Di atas sajadah dalam sujud-sujud panjang di awal maupun penghujung hari, namanya kerap kusebut dalam doa. Aku meminta pada Allah kemudahan bagi kami, dan juga menjaga rasa cinta ini hingga kelak maut memisahkan.

"Mama, nanti kalau aku sudah nikah, Mama akan tetap tinggal sama aku kan?"

Mama memandangku lama sekali, matanya berkaca-kaca. Hal ini pula yang sejak kemarin membuatku risau. Kalau aku pergi dari rumah, Mama akan sendirian, dan aku tak sanggup membayangkannya.

"Atau aku akan minta Biru mengalah untuk ikut tinggal disini."

Mama mengusap kepalaku.

"Senja, seorang istri itu harus menuruti kata suami, ikut suami kemanapun dia pergi. Itu juga akan jadi pahala untuk Mama. Jadi, ikutilah apapun kata suamimu kelak."

"Tapi, a
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status