Gruzeline menoleh, namun ia ragu untuk menghampiri Nyonya O'niel. Ia takut wanita itu memanggil orang lain, bukan dirinya. Ia masih merasa takut dan sedikit gemetar. Jantungnya berdebar kencang.
Nyonya O'niel melangkah cepat, mendekati Gruzeline yang terdiam kaku. Sikap tegas Nyonya O'niel membuat Gruzeline semakin ketakutan. Sementara itu, Rafael hanya mengerutkan kening, bingung dengan tindakan tiba-tiba ibunya. Apakah mereka pernah bertemu sebelumnya? Pikirnya, rasa penasaran memenuhi benaknya.
"Ya, Nyonya," Gruzeline memulai pembicaraan, suaranya sedikit gemetar. "Apakah ada barang Anda yang rusak? Jika iya, saya akan menggantinya." Ia berusaha bersikap tenang, walaupun rasa takut masih memenuhi hatinya.
"Tidak, tidak. Bukan itu," sahut Nyonya O'niel cepat, menghentikan Gruzeline. Ia mencium aroma parfum yang dikenakan Gruzeline, aroma yang sama dengan aroma yang tercium dari kemeja sutra yang dia temukan di kamar putra nya.
Tiba-tiba, Nyonya O'niel mengendus