Eliza memandang kantor pengadilan agama, tempat dimana hakim akan memberikan keputusan cerai untuknya.
Yang selalu dibayangkan, suatu kebahagiaan. Di mana dia hidup bahagia bersama anak-anak beserta Sandy, pria yang begitu sangat dicintainya. Namun yang terjadi justru sebaliknya. Tidak pernah terlintas dipikirannya untuk datang ke tempat ini dan duduk mendengar keputusan hakim.
Tapi ya sudahlah, yang terpenting kedepannya. Eliza ingin akan berusaha menciptakan kebahagiaan untuk dirinya sendiri.
Ya, sekarang ia benar-benar sendiri. Putra kesayangannya sudah tiada. Kedua orang sudah meninggal dan dia pun akan mengakhiri pernikahannya bersama dengan Sandy.
Namun bayangan wajah yang begitu sangat menggemaskan. Seorang bayi kecil yang mampu mengobati luka-luka di hatinya. Bayi mungil yang selalu tersenyum ketika terbangun di pagi hari. Seorang pemuda tampan berukuran mini yang selalu meminta perhatian dan kasih sayang darinya.
"Aku lupa, sekarang aku memiliki keluarga. Aku punya Noha