Share

Bab 209

Penulis: Liazta
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-05 23:53:02

"Serakah sekali kamu, punya uang banyak seperti ini tidak mau memberikan sama aku, mamamu. Apa kamu lupa kalau papamu sudah mati. Dan sekarang kamu yang harus menanggung biaya adikmu. Karena membiayai kuliahmu yang sangat mahal, papamu berhutang banyak." Wanita itu berkata sambil membesarkan matanya. Tampak jelas bahwa dia sangat membenci Putri sulungnya tersebut.

"Mah, aku mohon jangan diambil semua. Mama sudah mengusir aku dari rumah, dan mengambil semua gaji aku. Sekarang aku tidak punya tempat tinggal. Aku butuh uang itu untuk membayar uang kos-kosan. " Gadis itu menangis memandang sang Mama.

Yang diinginkannya hanyalah belas kasihan dari wanita paruh baya tersebut. Walau bagaimanapun ia terlahir dari rahim wanita itu. Tidak mungkin hati perempuan itu mati dan tidak memiliki perasaan rasa kasihan sedikitpun.

"Apa, dasar kau anak durhaka. Sama orang tua pun itung-itungan. Kau itu anak pembawa sial. Karena kau aku hampir mati karena melahirkan adikmu. Dan adikmu harus lahir secara
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (17)
goodnovel comment avatar
Lydia Hariri
smga aj kiara g ganggu hubungan nathan sm eliza.
goodnovel comment avatar
Ipah Siti Musopah
ko tiba tiba nge bahas kiara, ..., kemarin jug tukang sate di bahasnya kebanyakan ...‍♀
goodnovel comment avatar
Fauzia Missela
kiarakan kerja di rmh sakit semoga sj jadian sama dr anak yg baik hati itu ,eliza bentar lagi dapet gelar janda ,banyakin donk episode tiap hari nunggunya lama tp hanya dikiit please
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Menjadi Ibu Susu untuk Anak Presdir   Bab 790

    "Nomor satu mommy ku, nomor dua istri ku. Hanya saja mommy sudah tidak ada, jadi kamu tidak punya saingan." Samuel berkata dengan wajah polosnya. Violet langsung tersenyum saat mendengar jawaban calon suami."Sayang, aku ingin meminta keluarga kita, agar pernikahan dimajukan lagi."Samuel tersenyum kecil, nakal.“Karena calon istriku cantik banget. Aku tidak sabar ingin bisa bebas mencium mu.”Wajah Violet langsung memanas. Refleks ia memukul lengan Samuel pelan.“Mas! Jangan bercanda di sini.”“Ini bukan bercanda,” sahut Samuel cepat.“Ini pengakuan.”Ia sedikit menunduk, matanya sejajar dengan pantulan mata Violet di cermin. Tatapannya lembut, hangat, penuh rasa memiliki yang tidak berisik namun dalam. "Untuk cium saja, aku harus curi-curi. Mana Tante Eliza seperti punya radar pendeteksi lagi. Setiap kali aku curi kesempatan, mommy kamu itu selalu saja muncul.""Sudah jangan protes. Nanti kalau banyak protes, pernikahan kita malah dibatalkan.""Iya deh, aku akan tunggu dua Minggu,

  • Menjadi Ibu Susu untuk Anak Presdir   Bab 789

    Samuel dan Violet berada di sebuah butik haute couture ternama di Prancis—Maison Étoile.Violet berdiri di depan cermin tinggi. Gaun pengantin berwarna ivory lembut membalut tubuhnya dengan sempurna. Potongannya sederhana, tanpa detail berlebihan, namun justru di situlah letak keindahannya. Anggun. Tenang. Memikat. Seolah gaun itu diciptakan khusus untuknya.Beberapa langkah di belakang, Samuel berdiri mengenakan setelan jas hitam yang masih dalam tahap penyesuaian. Bahunya tampak tegap, namun wajahnya… sama sekali tidak setenang posturnya.Begitu Violet berbalik—Samuel terdiam.Benar-benar terdiam.Tatapan pria itu terkunci pada satu titik. Dadanya terasa penuh, napasnya tertahan sesaat. Semua penantian panjang, semua rindu yang ia simpan bertahun-tahun, terasa terbayar lunas hanya dengan satu pemandangan itu.“Sayang…” ucapnya pelan, suaranya nyaris bergetar.“Kamu cantik sekali.”Violet tersenyum kecil, masih menunggu.Samuel menggeleng pelan, seolah kata cantik saja tidak cukup.

  • Menjadi Ibu Susu untuk Anak Presdir   Bab 788

    Leo mengaduk sup perlahan, memastikan uapnya tidak terlalu panas. Aromanya memenuhi ruangan—hangat, sederhana, dan menenangkan. Ia mendekat ke sisi ranjang, duduk hati-hati agar tidak membuat Anisa kaget. “Anisa, kamu harus makan agar cepat sembuh. Aku membuat sup hangat untuk mu.” Anisa tersenyum kecil lalu mengangguk. “Kalau lagi sakit seperti ini, makan sup memang paling enak.” Ia berusaha mengangkat tubuhnya, tapi tangan Leo langsung menahan bahunya. “Jangan dipaksakan,” ucapnya lembut. “Aku akan menyuapimu.” Anisa menggeleng cepat. “Tidak usah, Leo. Aku sudah terlalu banyak merepotkanmu. Diberi tumpangan tempat tinggal yang hangat seperti ini saja sudah membuat aku senang.” Leo tidak menjawab bantahannya. Ia hanya menggeser mangkuk sedikit lebih dekat, menyendok sup dengan tenang. “Aku tidak merasa direpotkan,” katanya singkat. Anisa memandang Leo "Buka mulut!" Anisa tersenyum canggung, dan kemudian memasukkan sendok yang sudah berada di ujung bibirnya.

  • Menjadi Ibu Susu untuk Anak Presdir   Bab 787

    Telepon di tangan Noah bergetar. Nama Leo tertera di layar. Noah langsung mengangkatnya. “Halo Leo," kata Noah ketika menjawab telepon. “Ya Noah, bagaimana kabar mu?” "Sangat baik, hanya degdegan," jawab Noah sambil memegang dadanya. "Ya wajar, apa lagi hari pernikahan adikmu sudah semakin dekat." Leo berkata sambil sedikit tertawa. Noah menganggukkan kepalanya. Namun bukan pernikahan Violet yang membuat dadanya berdebar cepat, melainkan pernikahan dirinya bersama dengan Aishwa. “Apa kau sudah ke apartemen Anisa?" Tanya Noah. Beberapa hari yang lalu, Leo menghubunginya dan meminta alamat apartemen Anisa. Dan setelah itu Noah tidak menanyakan apakah sahabatnya itu sudah jadi mengunjungi Anisa atau tidak. "Ya sudah," jawab Leo dengan nada suara rendah. "Anisa bagaimana?” Noah langsung bertanya, tanpa basa-basi. Di seberang sana, Leo terdiam sejenak. Lalu suaranya terdengar, tenang… tapi berat. “Kondisinya sangat tidak baik,” jawab Leo jujur. Nada suaranya tetap d

  • Menjadi Ibu Susu untuk Anak Presdir   Bab 786

    Eliza menarik napas panjang di depan pintu kamar Violet. Tangannya terangkat. Klik. Pintu terbuka perlahan. Violet berdiri tepat di depan pintu, punggungnya kaku, senyumnya terlalu rapi untuk seseorang yang baru saja hampir kehilangan napas. “Iya, Mommy?” katanya. Eliza memandangnya tajam. Pandangan seorang ibu yang sudah kenyang dengan firasat. “Kenapa pintunya tidak di kunci?” tanya Eliza datar. Violet menelan ludah. “Aku… lupa.” Eliza mengangguk pelan, tapi matanya tidak berhenti bergerak. Menyapu kamar. Tempat tidur. Meja rias. Sofa kecil di sudut ruangan. Lalu… matanya berhenti sejenak. Gorden. Sedikit berayun. Sangat halus. Nyaris tak terlihat. Di balik gorden tebal itu, Samuel berdiri menahan napas. Tubuhnya menempel ke dinding, satu tangan menutup mulutnya sendiri, dadanya naik turun pelan—pelan sekali. Ia bahkan tidak berani berkedip. Kalau Eliza melangkah dua langkah saja ke kanan… Tamat. Mungkin dia bakal batal nikah dengan Violet. Eliza melangkah

  • Menjadi Ibu Susu untuk Anak Presdir   Bab 785

    Violet mengangkat wajahnya. “Mas berlebihan.”“Mungkin,” Samuel tersenyum kecil.“Tapi aku jatuh cinta sama kamu. Dan cinta itu bikin aku nggak rasional.”Violet menggigit bibirnya, menahan senyum.“Aku juga kangen,” kata Violet yang akhirnya memilih jujur.“Tapi justru karena itu… kita harus kuat.”Samuel berdiri, melangkah satu langkah mendekat kemudian berhenti, menjaga batas.“Aku janji,” katanya lembut.“Aku nggak akan melewati batas. Aku cuma mau lihat kamu sebentar… biar rindu ini nggak meledak.”Violet mengangguk pelan.Beberapa detik mereka hanya saling memandang, dalam diam yang hangat. Udara di kamar itu terasa berbeda—lebih rapat, lebih penuh.“Dua minggu,” Violet berkata akhirnya.“Setelah itu… mas nggak perlu nyusup lagi.”Samuel tersenyum—senyum yang penuh harap. Namun alih-alih langsung menjawab, ia melangkah mendekat satu langkah. Pelan. Sangat pelan.“Dua minggu,” ulangnya lirih.“Aku tahan.”Tangannya terangkat, ragu sesaat, lalu menyentuh sisi wajah Violet. Ibu jar

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status