Aileen menggigit kuku sambil membaca pesan dari Hasya barusan. Ia mulai gelisah, karena tingkah Rio semakin menjadi-jadi. Padahal niat awal keduanya hanya ingin tau sejauh mana Rio menyebarkan cerita keduanya. Tapi ternyata lebih dari yang dibayangkan, Rio sudah sangat jauh dalam menyebarkan cerita, bahkan tak peduli walaupun untuk membuat kebohongan.
"Sayang, kau kenapa?" tanya Albani. Keduanya akan pergi makan malam berdua ke suatu tempat.
"Em, tidak, ini Hasya." Aileen tersenyum kecil.
"Hasya? Kau hari ini seharian pegang ponsel untuk berkirim pesan dengannya?"
Aileen mengangguk. "Ya, memangnya dengan siapa lagi?"
Albani lalu duduk di sofa, ia diam dengan wajah masam. Aileen duduk di sebelah Albani sambil membelakangi. "Bisa bantu aku?" tanyanya berharap Albani mau menaikkan resleting gaunnya.
Albani pun mendekati punggung Aileen, bukan menaikkan resletingnya, malah mengecupnya lalu menyandarkan kepalanya.
"Hey, kenapa bukan dinaikkan?" tanya Aileen, ia merasaka